➵ D-3
- Hari sabtu -
[Name] merasa Akagi sedikit berbeda hari ini. Pagi tadi, Akagi memberikannya sebuah cokelat dan bersikap sangat manis kepadanya. Tapi setelah jam istirahat selesai, Akagi mulai menjadi cuek.
[Name] jadi terus kepikiran, apakah sikap manis Akagi tadi pagi adalah tanda Akagi sudah menyerah dalam tantangan yang diberikannya itu?
Oleh karena itu, Akagi tak perlu lagi mencoba untuk dekat-dekat dengan dirinya? Sungguh, [name] dibuat menjadi penasaran.
[Name] menepuk-nepuk pundak Tomat. "Pssst, Hana! Apa dugaanku benar kalau Akagi-kun udah nyerah?"
Tomat langsung paham, kemana alur pembicaraan ini akan berlanjut. "Sepertinya, soalnya kau terlalu berlebihan."
Sebisa mungkin Tomat membuat [name] untuk berhenti melakukan tindakan aneh. [Name] menyukai Akagi dan Akagi juga menyukai [name], seharusnya [name] tinggal menerima pernyataan suka Akagi saja waktu itu. "Aneh." batin Tomat.
Tapi, [name] malah memilih untuk memberikan Akagi sebuah tantangan untuk mendapatkan hati [name] selama 7 hari. Sungguh konyol, pikir Tomat.
"Aaaaa, kalau dia menyerah secepat itu." [Name] mengacak-acak rambutnya. "Itu artinya, dia sudah menemukan perempuan lain yang lebih disukai!"
[Name] mulai berpikiran yang tidak-tidak lagi. Tak heran jika Tomat dijuluki manusia yang sabar, berhadapam dengan [name] ternyata memang perlu kesabaran.
=^._.^=
Disisi lain, Akagi sedang berada di gymnasium saat ini. Dirinya dipanggil untuk mendengarkan jadwal latihan untuk seminggu kedepan.
Akagi memang tampak duduk dengan tenang memperhatikan ucapan pelatih, tapi pikirannya melayang kemana-mana.
Akagi takut jika pilihannya dalam mengambil tindakan, akan membuat dirinya malah semakin jauh dari [name].
Singkat cerita, semalam Akagi mencari tahu tentang tips mendekatkan diri dengan perempuan. Di dalam tips tersebut, tertulis bahwa perempuan itu harus dibuat penasaran dan mendekat dengan sendirinya. Awalnya, Akagi meminta saran dengan anggota tim volinya, tapi hanya dibalas dengan jawaban yang kurang meyakinkan.
Walau kalah, kita tetap ganteng (8)
Aku (Akagi)
Minta saran dong
Kalau misalnya tarik ulur bagus
tidak?
Tsumu
Ga bang
Saran sih, tembak paksa aja
Kalau ditolak, kasih peringatan.
Kalau aku glow-up, selera
aku bukan kamu lagi.
Gitu bang
Osamu
Suna
Jangan dengerin bang
Ikuti ini aja bang
Wwww.cara mendekati perempuan.versi_Sunarin
Ginjima
Ga ikutan dulu bang
Maaf 🙏
Tsumu
Iyalah jelas ga ikutan
Lu dapat surat malah denial
kalau cuman jadi batu loncatan
Ginjima
Jempol lu kelap-kelip.
Begitulah ceritanya, Akagi belajar dari link yang dikasih oleh Suna. Jadilah, Akagi berencana untuk membuat [name] penasaran dan membuatnya mendekati Akagi dengan sendirinya.
Sebenarnya ada beberapa tips yang lebih masuk akal untuk Akagi lakukan, tapi ia lebih memilih untuk menggunakan tips tersebut nanti.
"Akagi?"
Satu panggilan membuat Akagi tersadar dari lamunannya. "A-ah, iya Pak?"
Pelatih mulai curiga. "Kalau kamu nggak enak badan, Bapak persilahkan kamu untuk pergi lebih dulu."
Anggota klub juga mulai mengalihkan fokus mereka kepada Akagi. Jelas khawatir, jika libero andalan mereka ini kenapa-kenapa, bagaimana nasib mereka? bukan berarti mereka meremehkan libero mereka yang lain, tapi jelas karena Akagi telah mendapatkan pengakuan oleh publik mereka sampai harus memastikan Akagi mereka tidak jatuh sakit.
Shinsuke mengeluarkan tatapan datar khas miliknya, itu bukan pandangan buruk. Dia khawatir, tapi kurang mengerti cara mengekspresikan hal tersebut. "Kau tak apa?"
"Aku? Aku ngak apa-apa kok." Akagi merasa tidak nyaman karena telah menbuat mereka khawatir.
"Kalau begitu, bapak lanjutnya nanti saja. Yang penting kalian udah tau jadwal latihannya." Pelatih pun pergi meninggalkan gymnasium, para anggota klub menjawabnya dengan membungkuk hormat dan mengucapkan terimakasih.
Satu-persatu anggota klub ikut meninggalkan gymnasium. Kecuali anggota inti dan Shinsuke, mereka masih memilih untuk duduk sebentar.
"Harusnya ini tentang [name] lagi." Aran mulai berpendapat.
"Akagi-san masih kesulitan kah?" tanya Suna.
Semuanya masih setia menatap heran Akagi, sedangkan yang ditatap hanya dapat menundukkan kepalanya.
"Sepertinya benar." Shinsuke juga ikut dalam pembicaraan.
"Ngomong-ngomong soal PDKT, yang pertama kali pacaran di antara kita adalah Suna ya?" Osamu melirik Suna sekilas.
"Kau iri?" ejek Suna.
"Tidak! Dasar sombong." Osamu mengalihkan pandangannya, dia kesal.
"Bagaimana caramu mendekati pacarmu itu?" Pertanyaan dari Omimi, membuat semua orang yang berada di gymnasium menjadi penasaran. Kecuali Atsumu dan Osamu.
Ekspresi wajah Atsumu seketika berubah menjadi ekspresi mengejek. "Surat alay dan bunga mawar, huh?" nada bicaranya juga membuat orang lain menjadi kesal.
Tangan Suna menampar pelan pipi Atsumu. "Diam kau."
Akagi juga tertarik dengan topik yang sedang dibahas. "Kenapa harus lewat surat?"
"Ah, Akagi-san juga tertarik?" Ginjima terkejut terhadap reaksi senpainya itu.
"Itu hanya awalnya saja, Suna pernah memintaku untuk mengajarinya cara-" Dengan cepat, tangan Suna membekap mulut Atsumu.
"Hahaha, tak usah pedulikan Atsumu." Suna semakin membekap mulut Atsumu, jelas sekali dia kesal.
Pembicaraan dilanjutkan dengan anak kelas 1 yang memberikan saran kepada Akagi, sedangkan kelas 3 hanya menyimak, sesekali mereka juga menanggapi.
Akagi mendapatkan banyak saran dari adik kelasnya itu, beberapa diantaranya akan ia lakukan.
Dengan perasaan yang sedang senang, Akagi berjalan sambil bernyanyi di dalam hati. Ia juga membayangkan seperti apa reaksi [name] nantinya.
Rencana awal ia akan tetap membuat [name] penasaran, ditengahnya ia akan bersikap manis, lalu diakhiri dengan sebuah kejutan nantinya.
Perasaan senang itu seketika pudar, ketika kedua matanya menangkap sebuah pemandangan yang menyakitkan hatinya.
"Aku salah mengambil tindakan?"
- Hari sabtu, selesai. -
Selow, ngak bakal ada angst.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top