➵ D-0
- Hari Rabu. -
Ia merupakan anggota klub voli inarizaki yang memiliki posisi sebagai libero, namanya Akagi Michinari.
Tim dan anggota klub voli inarizaki sangat terkenal dikalangan orang-orang yang menyukai olahraga, terutama bola voli.
Tak jarang team ini melakukan latih tanding dengan sekolah yang memiliki team voli kuat ataupun melakukan wawancara dan interview.
Di sekolah Inarizaki sendiri, para murid sering membicarakan anggota klub voli yang berbakat dan juga tampan. Para murid yang membicarakan mereka lebih didominasi oleh perempuan.
Mereka sangat sering membicarakan tentang betapa tampan dan kerennya anggota klub voli sekolah mereka ini, bahkan beberapa diantara mereka sampai buat fans club untuk beberapa anggota.
Nama-nama seperti Kapten Kita Shinsuke, Miya bersaudara, Suna Rintaro, sang Ace Ojiro Aran terus terdengar disetiap pembicaraan para siswi.
Namun, bagaimana dengan anggota lainnya? tentu saja mereka juga ikut dibicarakan, hanya saja tak sesering orang-orang tersebut.
=^._.^=
"Hei Akagi!" teriak [name] dari pintu masuk kantin.
Yang dipanggil tersedak dan menoleh ke sumber suara diikuti teman-temannya yang lain.
"Ikut denganku!" perintah [name].
Akagi hanya dapat menelan ludah dengan susah sambil menatap takut teman sekelasnya saat ini.
Tak ingin membuang waktu lebih banyak, gadis tersebut berjalan di tempat Akagi berada dan langsung menarik secara paksa. Pergi meninggalkan kantin dan teman-teman Akagi yang lain.
"Tidak apa jika kita membiarkannya?" Aran memecah keheningan. "Dari kemarin aku sudah menduganya kalau itu adalah pilihan yang payah."
"Sudah ku sarankan untuk mengirim surat saja." Omimi ikut memberi komentar. "Lagipula, surat akan sulit dilacak siapa pengirimanya."
"Sudahlah, itu adalah pilihannya. Kita hanya harus mendukung dan mendoakannya saja." Pembicaraan mereka diakhiri oleh Shinsuke.
Mereka kembali makan dengan tenang dan berharap teman mereka baik-baik saja saat ini.
=^._.^=
[Name] membawa Akagi ke gedung belakang sekolah. Ia langsung mendorong Akagi hingga punggung Akagi bersentuhan dengan tembok. Tenang saja, [name] hanya mendorongnya pelan.
"Chat ini, kau yang mengirimnya bukan?"
Akagi hanya diam menunduk, ia tak tau harus menjawab apa. Sedangkan [name] hanya mendengus sebal.
"Ku tanya sekali lagi, kau yang mengirimkan chat ini bukan?" [Name] menyodorkan handphone miliknya, memperlihatkan isi chat berisikan pesan pernyataan suka kepada dirinya.
"I-iya." Akagi pasrah, bagaimanapun ia menutupinya ia pasti akan ketahuan seperti saat ini.
"Ugh, aku bukannya menolak mu," [name] mengacak rambutnya pelan "hanya saja, apa kau yakin dengan perasaanmu?" Ia menatap lurus Akagi.
"Ten-tentu saja!" Akagi menjawab dengan gugup.
"Hm, kau bahkan ragu dengam jawaban mu sendiri" [name] hendak melangkah pergi.
"7 hari." Jari-jari [name] membentuk angka tujuh sambil menatap dingin Akagi.
"7 hari?" Akagi dibuat bingung, ia tak mengerti maksud dari ucapan gadis dihapannya saat ini.
"Iya 7 hari, cobalah untuk menarik perhatianku selama 7 hari. Jika kau berhasil, ungakapan perasaan mu akan ku terima." Gadis itu melangkah pergi meninggalkan Akagi, namun langkahnya kembali terhenti.
"Oh iya, selamat berjuang. Akagi michinari." [Name] mengukir senyum tipis lalu pergi.
Akagi masih diam mematung, mencoba memahami situasi saat ini.
"7 hari...." Akagi menatap langit lalu mengepalkan tangannya. "Itu artinya aku punya kesempatan!" teriaknya senang.
"ku terima tantangan mu, [name] [last name]."
=^._.^=
"Pffttt..., kekekeke," tawa [name] saat melihat aksi Akagi barusan.
"Seriusan nih, [name]?" ucap salah satu teman dekat [name], "kenapa kau harus memberikannya waktu 7 hari? bukankah kau juga menyukai dirinya?" lanjutnya sambil memandang [name] heran.
Jujur saja, ia tak paham dengan jalan berpikir [name].
[Name] paham, temannya ini tak mengerti dari maksudnya memberikan tantangan 7 hari kepada Akagi.
"Aku hanya mengujinya, jika ia benar-benar menyukaiku atau tidak," tutur [name], "kau tahu, laki-laki itu harus dicurigai." [Name] membuat senyum licik.
Ia kemudian berlari kecil sambil bersenandung, sedangkan temannya hanya menghela napas ringan melihat kelakuan [name].
- Hari rabu, selesai. -
Maaf jika rada OOC, Akagi jarang muncul soalnya. Jadi masih bingung karakternya dia itu kaya gimana.
Semoga tidak mengecewakan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top