#29. Berjuang

Song Rekomend ===>>

Rumah Singgah (Fabhio Asher)
01:43 ━━━━●───── 04:06
⇆ㅤ ㅤ◁ㅤ ❚❚ ㅤ▷ ㅤㅤ↻
ılıılıılıılıılıılı
ᴠᴏʟᴜᴍᴇ : ▮▮▮▮▮▮▮▮▮▮

.
.

Sore ini langit cerah. Suasana hati Farel terlihat lebih baik dari kemarin. Ia lebih banyak tersenyum dan juga sering bersenandung pelan. Padahal Farel nyaris tidak punya playlist mp3 di ponselnya.

Farel berjalan masuk Cafe Gloria. Tempat di mana Keyla bekerja. Ia harus mendapatkan Keyla apapun caranya.

Benar kata Aura, perjanjiannya dengan Keyla selesai. Lantas, kenapa dia tidak memulai cerita baru lagi? Kalau Keyla belum mencintainya, Ia akan membuat Keyla jatuh cinta dengannya.

"Bisa saya bantu?"

Farel mendongak. Dia bukan orang yang Farel mau. "Bisa ketemu sama Keyla?"

"Maaf, tapi ini jam Kerja dan dia tidak bisa diganggu."

"Ya sudah suruh dia ke sini. Aku mau pesan minuman."

"Maaf, tapi saya juga karyawan di cafe ini."

"Tapi aku meminta Keyla yang ke sini."

Dari pada beradu cekcok, pelayanan itu pergi dengan ketidak pahaman. Selang beberapa menit, Keyla datang menghampiri meja Farel.

Dengan wajah datarnya, Keyla menawarkan pesanan. Bersikap seprofesional mungkin sebagai pelayan Cafe.

"Mau pesan apa?" Keyla bertanya datar.

Ditanya seperti itu, Farel tidak menjawab. Dia malah menatap wajah cantik Keyla tanpa pengalihan. Namun sikap Keyla masih sesuai rencananya.

Farel tidak peduli. Bisa melihat wajah Keyla saja dia bahagia.

"Ada yang bisa dibantu?"

Farel sok mikir lama, padahal dia sudah tahu mau pesan apa.

"Kalo gitu saya tinggal, ya," tutur Keyla sambil beranjak.

"Es kopi latte, gulanya jangan banyak-banyak, krim kocoknya aja yang banyak, kasih toping oreo."

"Makanan?" tanya Keyla sambil menatap catatan.

"Burger ukuran jumbo, double cheese."

Setelah menunggu beberapa menit pesanan datang. Keyla menaruhnya di depan Farel dengan ekspresi sebiasa mungkin.

"Senyum dong dikit. Masak sama pelanggan gitu."

Keyla tersenyum dengan terpaksa. Tidak tulus sama sekali.

"Aku nggak biasa makan sendiri. Boleh minta ditemani, nggak."

"Maaf, lagi jam kerja," jawab Keyla menolak.

"Bintang satu buat Cafe ini. Pelayanannya tidak memuaskan," ucap Farel.

Keyla langsung duduk didepan Farel. Tidak mau mengambil resiko atas keegoisannya saat ini. Ia kesal dengan sikap Farel yang terkesan ngelunjak.

"Key...."

Gadis itu mengangkat wajah tatkala mendengar suara Farel memanggil. Lalu seketika jantungnya berdebar-debar ketika tatapan mereka bertemu di titik yang tepat.

Perasaan berdebar ini jelas masih ada. Teramat sulit untuk dihilangkan.

"Gue akan memulai semua dari awal."

Keyla berpaling. "Nggak perlu. Perjanjian kita udah selesai, kan? Jangan bikin semua makin rumit. Gue bakal terima kasih kalo lo menghargai keputusan ini."

"Lo betah kayak gini ke gue?"

"Nggak ada sulitnya. Karena gue ngga ada rasa apa-apa sama lo."

Kata-kata yang cukup membuat hati Farel tercabik-cabik lagi.

"Tapi gue suka Sama lo."

Keyla tersenyum kecut. Sudah berkali-kali Ia mendengar kata itu namun omongan Farel tidak pernah bisa dipercaya.

Dulu ia selalu mengklaim bahwa Keyla bukanlah gadis idealnya. Tapi kini ia lah yang dibuat menyerah. Dia yang sudah jatuh cinta dengan Keyla.

"Gue pengen kita balikan kayak dulu," ucap Farel selembut mungkin.

"Gue nggak betah harus bersikap sok asing kayak gini, Key."

Keyla selalu menghindari tatapannya. Memang apa susahnya buat melanjutkan hubungan yang awalnya hanya PDKT menjadi serius. Kalau Keyla belum cinta, tidak apa-apa. Biar dia yang menanggung perasaan sepihak ini.

Farel menyedot Es Latte nya. Kemudian memakan burger yang ia pesan. Detik berikutnya, tiba-tiba Farel tersenyum menatap Keyla hingga nampak pipinya yang berlubang.

Keyla masih ingat tentang Farel. Burger ini tidak ada acarnya. Keyla tahu Farel tidak suka itu. Sebuah kenyataan yang membuat ia bahagia.

******

Hal yang sama selalu dilakukan Farel. Setiap sore ia selalu datang ke Cafe hanya untuk melihat Keyla. Memesan minuman dan makanan yang sama seperti hari-hari sebelumnya.

Usaha Farel untuk mendapatkan Keyla sangat keras. Ia mencoba untuk selalu meluluhkan hati sang gadis. Sama sekali tidak peduli pada permintaan Keyla untuk tidak lagi melibatkan dirinya di hidup Farel.

Keyla muak dengan sikap Farel yang terkesan ambisius. Kenapa Farel bersikap seperti itu, sementara Keyla masih sering lihat Farel berinteraksi dengan Nessa dengan akun palsu yang ia miliki.

Seharusnya Keyla tidak perlu melakukan itu. Tapi kenapa dia terus ingin tahu sejauh mana Farel ingin mempermainkan dirinya.

Dan kenapa Farel masih saja berambisi mendapatkan Keyla?

Keyla kesal. Ia meminta Farel untuk tidak usah mengganggunya hidupnya lagi. Namun, Farel masih keras kepala.

"Rel, gue harus apa biar lo lupain gue?"

"Gue nggak ada niat lupain Lo."

"Kalo Lo nggak mau pergi dari hidup gue, mending gue aja yang menghilang!"

Begitulah kata Keyla saat sudah lelah menghadapi semua ini.

"Gue benar-benar nggak paham sama lo, Rel!"

*******

Keyla memutuskan ke rumah Hendery untuk menghilangkan kekacauan hatinya. Dia orang yang paling bisa mengubah suasana hati Keyla dengan cara apapun. Seseorang yang selalu ada untuknya.

Farel setiap hari menemuinya. Bagaimana mana bisa Keyla melupakannya jika dia selalu melihat Farel di sekitarnya. Rasanya dialah yang ingin menghilang.

Hendery menarik tangan Keyla untuk masuk ke rumahnya.

Seperti yang diketahui, Hendery adalah seorang cowok yang hanya tinggal sendiri. Maka jangan heran jika rumahnya seperti kapal pecah. Baju dan celana berceceran di mana-mana. Sisa-sisa makanan di meja belum di belum dibuang. Piring-piring kotor masih utuh di bak cucian.

Hendery super sibuk. Ia bisa bersih-bersih kalau libur kerja. Bisa dibilang seminggu sekali. Rumahnya benar-benar tidak terurus.

"Hen! Gak tau malu banget Bokser kececeran gini," teriak Keyla gemas sambil memunguti pakaian Hendery.

"Biarin aja. Buat pajangan."

"Punya temen kok sinting gini." Mau heran tapi ini Hendery.

"Key, mau kopi nggak?"

"Boleh deh."

"Pake gula apa enggak?"

"Pake baking soda aja biar gue mengembang."

Hendery tertawa sambil melengos ke dapur. Di sana ia tidak menemui satupun gelas bersih. Hendery kebingungan karena semua gelas tertimbun oleh peralatan lainnya.

"Gue traktir ngopi di luar aja yuk!" ajak Hendery.

"Gue tujuannya ke rumah lo, bukan mau ngajak hangout."

Keyla mengambil sabun pencuci piring dan spons untuk menggosok piring dan kawan-kawannya satu persatu.

"Mangkanya cari istri dong biar ada yang ngurusin rumah. Jomblo mulu perasaan."

"Gue maunya lo, Key," cicit Hendery nyaris tak bersuara.

"Biar ada yang nyambut lo pulang kerja, buat penyemangat juga." Lanjut Keyla sambil berkutat dengan alat dapur.

Hendery masih diam. Menatap Keyla dengan bahagia. Saat ini ia melihat Keyla seolah-olah menjadi ibu dari anak-anaknya. Tidak apa-apa kan kalo ia berkhayal?

Begini saja dia sudah merasa cukup, Bahagia sekali.

"Lo denger nggak sih gue ngomong?"

"Iya."

"Jangan iya iya mulu. Cari pacar sana!"

"Lo sama Farel gimana?"

"Udah nggak ada urusan. Jangan bahas dia. Gue males."

"Lo beneran niat ngelupain dia, Key?"

Keyla mengangguk,"Tapi kenapa nggak bisa?" kata Keyla dengan mata berkaca-kaca. "Gue capek sama diri gue. Dia selalu hadir di kepala gue."

Seberapapun besarnya tekad Farel untuk mendapatkan Keyla, disitulah Keyla berusaha menjauh terus. Nyatanya Farel amat sulit untuk dilupakan.

Semua yang Farel lakukan memang selalu membuatnya tersentuh. Ia bahkan hampir membuka hatinya untuk cowok itu. Namun ia kembali disadarkan oleh kenyataan.

Lagi-lagi Keyla tak sengaja melihat Farel memposting video reelsnya bersama Nessa. Video tanpa tag dan juga keterangan. Di sana terlihat Farel dan Nessa sedang berangkulan dan juga melakukan vlog berdua.

Jika dilihat dari latar dan suasana, kemungkinan itu video dari File lama saat mereka masih pacaran. Tapi tindakannya mempublikasikan konten tersebut di saat seperti ini membuat Keyla berpikir bahwa Farel masih mengharapkan Nessa.

Mata Keyla memanas mengingat semua apa yang ia lihat tadi. Kenapa Farel seperti mempermainkannya? Apa ia pikir Keyla tidak tahu?

Disaat Keyla begitu yakin bahwa Farel telah membuat hatinya hancur, disaat itulah Keyla tidak mau melihat lagi. Itu akan menjadi postingan Farel yang ia lihat terakhir.

Kadang ia bersyukur bisa melihatnya. Walaupun sakit hati, tapi setidaknya ia tahu dari awal.

"Kenapa sih dia niat banget mau bikin gue kayak gini, Hen."

"Dia emang nggak mikirin kalo hati gue hancur banget sekarang karena video itu?"

"Kalo emang dia lebih milih Nessa, kenapa dia tiap hari nemuin gue, terus bilang kalo jatuh cinta sama gue?"

Bahu Keyla naik turun karena isakan tangis. Hendery masih mendengarkan dengan seksama. Menatap punggung Keyla dengan perasaan tidak karuan.

Ia pikir melihat hati Keyla hanya ada Farel, ia sudah cukup sakit. Tapi melihat Keyla hancur karena Farel ini lebih menyakitkan.

Hendery memeluk Keyla dari belakang. Dalam diamnya ia menitikkan air mata. Kehadiran Farel ternyata berpotensi menimbulkan kehancuran hatinya.

"Sepertinya gue lah yang harus mulai menghilang," ucap Keyla diiringi pandangan hampa.




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top