#21. Modus

Keyla dan Aura bercerita hingga malam mulai larut. Banyak hal yang mereka bicarakan mulai dari drama apa yang sedang on going, grub Kpop mana yang akan melakukan tour comeback dan sebagainya. Jelas saja semua begitu nyambung dan lancar karena mereka satu server.

Tidak ada rasa canggung di antara keduanya walau jarang bertemu. Keyla malah langsung nyaman saat dengan Aura. Ia seperti menemukan adik baru dalam hidupnya.

Ada saat Aura menceritakan masa lalu Farel. Tentang ia dengan mantannya. Tentang Nessa yang sudah memutuskan Farel secara sepihak, atau masalah ketidak sukanya Aura pada Nessa yang katanya bermuka dua, Matre dan sebagainya.

Ada hal lain yang Keyla rasakan saat Aura bercerita panjang lebar mengenai Nessa. Ah, mendengar namanya saja Keyla yakin dia gadis yang sangat cantik.

Tiba-tiba dia penasaran seperti apa orang yang pernah jadi pacar Farel. Keyla yakin sangat berbanding jauh, mengingat bahwa Keyla bukan tipe Farel.

"Pokoknya Nessa itu nggak kayak yang terlihat di postingannya."

"Aku yakin cepat atau lambat Kak Farel bakal ngelupain Mantannya itu."

Kata-kata Aura terdengar sangat meyakinkan. Dialah yang antusias jika Keyla lah yang harus menjadi istri Farel kelak. Tetapi walau bagaimanapun ia tidak bisa bersama Farel. Karena ia tahu Farel tidak pernah menyukainya.

*****

Jam 2 dini hari tiba-tiba Keyla merasa tenggorokannya kering. Tidak ada minuman sama sekali di meja kamar Aura. Keyla terbiasa minum ketika terbangun di tengah malam. Dia selalu meletakkan di meja sebelah tidur agar tidak susah payah keluar kamar.

Aura terlihat nyenyak saat tertidur. Dia tidak mungkin membangunkan gadis itu untuk sekedar ijin minum ke dapur. Kini ia harus menuruni anak tangga untuk mengambil minuman di dapur. Sebenarnya dia tidak enak kalo seperti ini di rumah orang lain.

Ketika sampai dapur ia melihat Farel. Cowok itu terlihat menyeduh kopi hitam.

"Kok Lo belum tidur?" Tanya Keyla sambil menghampiri Farel.

"Lagi lembur gue. Kerjaan numpuk gara-gara siang sibuk sama elo!"

"Emang gue minta? Lo sendiri yang sering dateng nemuin gue."

"Pelan-pelan kalo ngomong!" Ketus Farel pada Keyla. Jam segini biasanya suasana sangat sensitif terhadap suara.

"Lo yang mulai."

"Udah. Sekarang lo mau ngapain ke dapur?"

"Haus."

"Mau kopi nggak?"

"Boleh deh."

"Ya bikin sendiri sana!"

"Kok gitu? Gue kan tamu di sini."

"Bodoh amat," katanya dengan muka menyebalkan, lalu beranjak pergi seraya membawa cangkir kopinya.

Keyla menatap Farel dengan kesal. Rasanya ingin mengumpat dan menyumpahi Farel dengan kata-kata mutiara.

Belum juga Keyla mengeluarkan suara, kopi itu menumpahi baju Farel dan membuat Kaosnya basah.

Keyla terkejut. Lalu ia menutup matanya dengan kedua telapak tangan setelah tadi melihat sekilas. Ini pemandangan yang tidak harus dilihat.

"Gak waras lo buka baju depan gue!"

"Lo aja yang lebai," ucap Farel sambil mengibaskan baju. Tidak peduli bahwa kini Keyla sedang canggung menatapnya.

"Udah, gue mau balik ke kamar," kata Keyla setelah mengambil minuman dari kulkas.

Suara langkah kaki terdengar. Keduanya terkejut. Terlebih menyadari keadaan mereka saat ini pasti mengundang hal-hal yang tak diinginkan. Jika ada yang memergoki, pasti akan ada yang berpikir mereka mau melakukan 'sesuatu'.

Memang apalagi yang ada dipikiran orang jika bukan hal yang aneh-aneh? Jam dua dinihari, berdua saja.

Dengan segera Farel menarik Keyla untuk sembunyi di pojokan sebelah kulkas. Keyla yang sedang juga dilanda panik nurut nurut saja dengan ajakan Farel. Tempat yang sangat sempit karena celah kosong itu ada diantara kulkas dan lemari isi perabot dapur.

Tipisnya jarak diantara keduanya membuat Keyla mematung. Posisi ini tidak sehat untuk jantungnya. Keyla merasakan dadanya berdebar luar biasa.

Tiba-tiba Keyla ingin bersin. Lalu dengan sigap Farel menutup mulut Keyla dengan tangannya. Membuat Keyla urung bersin.

Farel sesekali menoleh sambil memeriksa siapa yang terbangun. Ternyata hanya Mbak Hesty yang mau ke toilet. Keduanya berusaha tidak menimbulkan suara sampai ia kembali ke kamarnya.

Saat itulah Farel tercengang. Menemukan tatapan Keyla dengan binar mengagumkan. Apalagi dengan pipi Keyla yang saat ini bersemu kemerahan.

Keyla berusaha menyudahi tatapan canggung ini. Namun Farel masih enggan berpaling. Rasanya menatap Keyla dengan lama membuat hatinya senang.

"Itu siapa,Rel? " tanya Keyla.

"Mbak Hesti. Dia lagi ke kamar kecil."

"Sekarang udah pergi?"

"Belum. Masih ada."

Padahal Mbak Hesti sudah pergi. Hanya saja entah kenapa Farel tidak mau momen ini cepat berlalu.

"Kok lama banget sih?"

"Nggak tahu. Udah jangan bersuara Dulu. Nanti kalo ketahuan bahaya. Lo mau nanti dikawinin ama gue?"

Keyla ngeri membayangkan itu. Ia tidak mau.

"Udah belum sih? Lama banget." Keyla mulai merasa ada yang aneh. Mana mungkin Mbak Hesti ke Kamar Kecil selama itu tapi tidak ada suara air mengalir.

Farel menyunggingkan senyum. Bukan mendengarkan, Farel malah memiringkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya pada Keyla. Lalu dikecupnya bibir Keyla hingga menimbulkan kesan basah.

Pupil Keyla membesar. Ia dibuat terkejut. Lagi-lagi Farel berkelakuan kurang ajar. Lalu dengan sekuat tenaga, Keyla berusaha mendorong cowok itu agar menjauh darinya.

Nyatanya Farel tidak puas hanya dengan kecupan singkat. Kini ia memagut bibir Keyla dengan lembut. Keya masih berusaha mendorong  tubuh Farel sekuat tenaga.

Akan tetapi Keyla yang berusaha mati-matian menolak, pada akhirnya ia menyerah dan terbuai oleh permainan Farel. Bibirnya senada dengan ritme gerakan bibir Farel saat ini.

Ruangan itu kini hanya terdengar bunyi decapan antara bibir dan lidah. Demi Tuhan Keyla tidak pernah berciuman seintim ini.

Keduanya terengah-engah ketika ciuman itu terlepas, yang kemudian hingga berkali-kali dan berulang-ulang mereka saling melumat lagi.

Farel merasa berciuman dengan Keyla seperti candu. Tidak bisa berhenti rasanya. Entah kenapa ini lebih nikmat dari sebelumnya. Dulu bersama Nessa tidak secandu ini.

Sentuhan tangan Keyla yang lembut semakin membuat Farel ingin menghabisi bibir Keyla. Rasanya dia tidak mau berhenti melakukan itu. Setiap ciuman itu terlepas, Farel selalu kembali melumatnya. Lagi dan lagi Keyla malah memejamkan mata dan ikut menggerakkan bibirnya.

Di detik ini, Farel mulai menyuarakan dalam hati jika perasaan ini rupanya sudah mulai berkecambah. Walau ia belum yakin ini akan tumbuh semakin besar.

Farel melepaskan bibirnya dan menatap Keyla yang kini memerah. Lalu ia tersenyum menciptakan dua lubang di pipi.

"Anjing lo, Rel!" Ucap Keyla dengan isakan kecil.

Meski dia menikmati semua, tapi jelas ia menyesal. Mengingat Farel melakukan itu pasti hanya untuk melampiaskan nafsunya. Bukan karena Cinta.

"Keyla." Farel berusaha membuka Wajah Keyla yang tertutup oleh jari jemari.

"Lo ngapain sih ngelakuin ini ke gue?" isaknya dengan pelan. Sebab itu membuatnya semakin berharap sesuatu yang tidak mungkin.

Farel tidak menjawab. Alasan dia mencium Keyla hanya dia yang tahu. Saat mencium Keyla, Farel merasa ada candu. Seperti tidak bisa berhenti melakukannya.

"Masih untung lo nggak gue perkosa."

Keyla hampir menampar Farel. Namun cowok itu menangkisnya. "Mati aja lo!"

"Besok kita bahas masalah ini."

Keyla berlari menaiki anak tangga satu persatu dengan perasaan campur aduk. Keyla takut perasaan yang tidak seharusnya semakin muncul ke permukaan. Saat ini jantung Keyla tidak baik-baik saja. Keyla seperti orang gila setiap mengingat apa yang baru saja terjadi.

*****

Keyla pamit pulang setelah mandi. Ia berterima kasih karena mereka sangat baik sudah mengijinkan Keyla menginap.

"Sarapan dulu! Nanti biar Farel yang antar kamu," kata Ratna sambil menyiapkan makanan di atas meja.

"Nggak usah,Tante. Saya belum lapar."

"Wajib sarapan kalo mau pulang."

Keyla akhirnya mengangguk. Dia tidak mau membuat Tante Ratna kecewa yang sudah menyiapkan semua untuk Keyla.

"Kamu mau makan sama apa?"

"Saya ambil sendiri, Tante." Katanya dengan canggung. Namun Ratna tetap mengambilkan Keyla nasi beserta lauknya.

"Pagi!" Sapa Aura yang masih memakai baju tidur.

"Kakak mana?"

"Masih tidur kali," jawab Aura sambil mengambil nasi

"Pasti begadang lagi semalem."

Keyla terbayang kejadian semalam. Apa Farel bisa tidur nyenyak setelah kejadian semalam. Jujur saja Keyla sendiri tidak bisa. Rasanya ia mau gila memikirkan perlakuan Farel. Bahkan rasanya saja masih membekas.

Tiba-tiba Farel datang dengan penampilan yang sudah rapi. Aroma parfumnya menyerbak. Farel datang saat isi kepala Keyla dipenuhi sama cowok itu. Jantungnya berdebar kencang.

"Tumben udah mandi?" Tanya Aura.

"Orang lagi mode rajin dikatain tumben."

"Biasanya juga kebo."

"Sesekali biar pernah jadi orang rajin."

"Udah cepet makan! Nanti keburu dingin itu makanan!"

Aura dan Farel malah sibuk berantem perkara sepele. Saling lempar melempar lap, hingga hampir melayangkan sendok. Membuat ibunya pusing. Begitulah suasana di ruang makan setiap pagi. Membuat Keyla seolah menemukan kehangatan pada keluarga baru.

Lalu ada di titik Farel menatap wajah Keyla yang kini ada hadapannya. Keyla sadar akan itu. Namun, cewek itu terlihat mencari objek lain untuk menetralkan rasa canggungnya.

"Habis ini anterin Keyla pulang!" Titah sang ibu

"Hmmmm" Jawabnya tanpa mengalikan tatapan.

Aura menatap gelagat aneh pada keduanya secara bergantian. Biasanya Farel suka nolak kalau disuruh nganter Keyla. Dia bukan tidak sadar dengan semua. Melihat wajah Keyla, ia yakin sudah terjadi sesuatu.

"Semalem kok Kak Keyla nggak ada sebelahku tidur? Lagi ke mana?"

Keyla yang lagi makan tiba-tiba tersedak hingga batuk.

"Kenapa?" Aura menepuk-nepuk punggung Keyla. Mengambilkan air putih di meja.

Keyla menggeleng. Pipinya bersemu kemerahan. Ia harap tidak akan ada pertanyaan selanjutnya.


Haiii semoga suka sama Part ini yaaa.. 

Spam aja komen kalau mau lanjut,
Soalnya Author Nya suka mogok update.

Menurut kalian lagu yang menggambarkan part ini banget apa hayoooo...????

Ci yuuuuu di episode berikutnya....



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top