#16. Makan Malam


Farel membuka Helmnya ketika sampai di halaman Rumah Keyla. Baru juga akan mengetuk, pintu dibuka. Di sana terlihat Keyla dengan Dress selutut berwarna putih.

Rambutnya dibiarkan tergerai. Make up yang digunakan juga terlihat natural. Entah kenapa Keyla tidak terbiasa berpenampilan seperti ini. Terlebih di depan Farel. Dia lebih baik berpenampilan ala kadarnya, lebih leluasa katanya.

Farel sedikit tercengang melihat Keyla malam ini. Hanya sebentar, karena kemudian ia mengalihkan pandangan ke tempat lain. Mungkin baginya lumayan, atau tidak sama sekali. Farel tidak seperti orang yang sedang terpesona seperti yang ada dalam sinetron Ftv.

"Mama udah nungguin!" kata Farel berjalan terlebih dahulu.

Keyla kesulitan. Motor Farel joknya terlalu tinggi. Cewek itu tidak bisa naik gara-gara rok yang ia kenakan saat ini.

"Anjing, gimana gue naiknya?"

Farel menoleh ke belakang. Kemudian berdecak. "Siapa suruh lo make Baju kayak gitu?"

"Banyak komentar lo! Kayak Juri Dangdut akademi."

Masalahnya, Tubuh Keyla mungil dan ini pertama kalinya ia mengendarai motor Sport dengan rok span sesempit ini. Salahnya sendiri kenapa tidak menolak ketika ibunya memilihkan baju. Sudah tahu anaknya lebih suka memakai Celana yang bisa membuat bebas bergerak sesukanya.

"Antusias banget ya mau ketemu camer?"

"Sinting emang Lo!" Sambil menjauh dari motor itu. Keyla berniat masuk rumah untuk mengganti Bajunya. Tetapi, sepatu hak tinggi yang ia pakai malah menjatuhkan harga dirinya di depan Farel. Dia tersungkur.

Ia tidak suka dengan ini. Keyla bersumpah sepulang ini akan membuang semuanya.

Farel malah tertawa. Sama sekali tidak ada niatan mengulurkan tangan. Melihat Keyla seperti itu ia malah ingin membuatnya salah tingkah. Pasti seru mempermainkan cewek itu.

"Kiw kiw salting."

"Ciyeee Pacarku salting."

"Sayang... Mau dibantu nggak?"

Keyla risih mendengar semua itu. Bukan senang, dia malah ingin muntah.

"Keyla Sayang, Mau kemana?"

Keyla tidak menghiraukan Farel sama sekali. Berusaha mengalihkan perasaan aneh di Hatinya.

"Nggak jadi nih ke rumah camernya?" Farel semakin senang.

"Bacot."

Farel menarik tangan Keyla buat kembali ke motornya. Farel tahu, pakaian yang dikenakan Keyla memang tidak memungkinkan cewek itu untuk naik sendiri, atau roknya akan sobek.

Maka dengan sigap, Farel menggendong tubuh mungil Keyla. Ia letakkan dalam posisi duduk miring di atas jok motor. Membiarkan Gadis itu dalam mode terkejut dan kemudian tak berkutik.

Farel tadi sedang apa?

Tiba-tiba saja Hati Keyla terasa menghangat. Ia sadar apa yang Farel lakukan tidak dari Hati. Tapi entah kenapa begitu saja membuat sejurus waktu terasa berhenti.

"Naik sini aja. Nggak usah ribet," katanya sambil meletakkan Helm di kepala Keyla sambil mengancingkannya.

Sepanjang perjalanan pikiran Keyla menjalar kemana-mana. Ia masih terngiang-ngiang. Jantungnya berdetak tidak normal.

*******

Keyla sampai di rumah Farel. Turun dari motor kemudian memberikan Helm sambil merapikan Rambut. Untuk pertama kalinya Keyla tahu kalau Rumah Farel sebagus itu. Halaman Luas, banyak koleksi bunga yang ditanam di dalam pot. Ia sangat kagum dengan interior Rumah ini.

"Kalau jalan yang bener!" Keyla tersentak. Farel memukul pelan lengan Keyla.

"Yang sopan Ya kalo ketemu camer." Farel berbisik di telinga kiri Keyla. Niatnya mau menggoda biar salah tingkah. Namun, seketika Keyla membalas pukulan Farel dengan rasa yang lebih sakit.

Baru juga mau membalas, Farel dihujami dengan cubitan kecil yang mungkin saja akan berbekas keunguan. Salahkan Farel yang terus mengganggu Dirinya.

"Lo cewek apa setan sih?"

"Kunti. Puas lo?"

"Lihat punggungnya bolong nggak?"

"Itu kan sundel."

"Lo kenal? Teman Lo ya itu?"

"Iya... Mau gue panggilin biar bisa kenalan?"

"Nggak jelas."

Mereka saling melotot satu sama lain. Kemudian terjadi saling pukul-pukulan kecil, dorong-dorongan hingga tak satupun dari mereka untuk mengalah. Sampai Pada akhirrnya pintu depan terbuka dan memperlihatkan Ibunya.

"Keyla sudah datang? Ayo masuk sini. Makanannya keburu dingin."

Dengan Bahagia Ratna menarik Tangan Keyla, lantas menggandengnya.

"Iya Tante. Makasih."

"Panggil Mama, dong."

"Nanti ya, Tante." Keyla tersenyum canggung.

"Toh nanti kamu juga bakalan jadi istrinya Farel, kan?"

"Never!" teriak Keyla dalam hati. Namun ia hanya mengangguk sopan sebagai jawaban. Tidak ingin memperumit keadaan.

*****

Meja makan dipenuhi dengan berbagai makanan yang lezat. Aura dan Keyla langsung akrab. Baru juga beberapa menit mereka ketemu dan kenalan, keduanya langsung heboh hanya karena mereka sama-sama penyuka artis Negeri Ginseng. Yang membedakan, Keyla yang tidak bucin parah seperti Aura. Tidak mengoleksi album, poster dan segala perintilan lainnya. Ia hanya menyukai kualitas film dan Dramanya.

Aura pasti senang kalo Farel benar-benar menikah sama Keyla. Pasti dia akan punya teman untuk berbagi cerita. Biar hidupnya di dunia ini tidak melulu berantem sama Farel.

Keyla yang awalnya canggung kini juga menjadi lebih terbuka pada Keluarga Farel. Ikut serta bercerita pengalaman yang dialami dan ikut berbaur dalam tawa dan canda.

Entah kenapa dia langsung merasa nyaman. Dia suka suasana kekeluargaan di rumah ini. Dari Farel dan Aura yang saling lempar-lemparan tisu, mereka yang saling mengejek membuat Keyla iri. Kenapa dia ditakdirkan jadi anak tunggal.

"Mereka itu Jelmaan Tom & Jerry," ucap Ratna Pada Keyla.

Setelah makan malam selesai, Keyla membantu merapikan meja dan membantu meletakkan di bak cucian.

"Biar Mbak Hesti saja yang cuci piring."

"Nggak tante, biar sekalian saya aja yang cuci."

"Nanti kamu capek."

"Sering bantu Mama, Tante."

"Kak, aku bantu ya!" tawar Aura. Sambil menghidupkan keran. Keyla mengangguk.

Mereka pun mengobrol lagi dengan akrab. Bercerita dan membicarakan hal-hal yang sama-sama mereka tahu. Dan juga melanjutkan membicarakan artis Korea kesukaan.

"Kalo Kak Keyla nikah Sama Kak Farel pasti aku seneng kita bisa jadi saudara ipar."

Keyla tidak tau harus menjawab apa. Ia dan Farel tidak ada niat sampai ke sana. Mereka hanya sekedar membuat perjanjian tertulis. Farel yang sekedar menuruti keinginan ibunya, dan Keyla yang sebetulnya tidak punya tujuan atas semua ini.

"Dia nyebelin, ya emang?"

"Ya emang gitu dia. Tapi dia sebenernya baik kok. Apalagi kalo udah sayang sama seseorang, Mau sampai ujung duniapun bakal diperjuangkan."

Hati Keyla menghangat mendengar cerita Aura.

"Mantan dia banyak?"Keyla tidak tahu kenapa dia bisa kepo.

"Cuma satu. Namanya Nessa."

Tiba-tiba Farel masuk dapur dan mengejutkan keduanya.

"Kalo ngumpul itu jangan gibah! Nambahin dosa."

"Gue lagi gibahin elo masa? Gimana? Panas nggak tuh kuping?" Kata Keyla  blak-blakan.

Farel berdecak. "Cewek kalo ngumpul Ujung-ujungnya gini."

"Kak, kalo sama Kak Keyla itu jangan nyebelin. Yang manis, yang lembut bisa, nggak?" Nasihat Aura pada Farel.

Farel menjitak kepala adiknya, "bocah pake ngajarin lagi."

"Iyalah. Biar Kak Keyla beneran jadi ipar."

"Biar apa?"

"Biar ada teman buat ngobrol. Masak iya di rumah ini isinya ketemu Kak Farel lagi Kak Farel lagi."

Farel melempar Aura dengan lap kanebo. Keyla malah tertawa. "Gini gini yang nyariin duit siapa."

Kemudian ia berjalan meninggalkan area dapur sambil memasukkan Kedua tangan ke dalam ceruk saku celana.

"Keyla, udah Malem. Lo mau pulang sendiri apa di anterin?"

"Ya anterin dong, Kak! Emang dia Jaelangkung?" Aura yang menyahut dengan suara keras.

Seketika Keyla teringat kejadian tadi ketika Farel menggendongnya ke atas sepeda.

"Gue pesenin taksi Online ya."

Dengan semangat Keyla mengangguk. Dia tidak mau  seperti tadi terjadi.

"Apaan? Nggak tanggung jawab banget."

"Capek, Ra!"

"Mama...! Kak Farel nggak mau nganterin Kak Key..."

"Iya iya aku anterin. Dasar cepu." Farel mengacungkan jari tengah ke adeknya, tapi gadis itu malah menjulurkan lidahnya dengan panjang.


Nb: Gimana Baca Part ini? Udah mulai seru belum sihh???

Jangan lupa Vote dan komen biar aku semangat updet bab selanjutnya 😆😆😆😆😆

Malang, 23 Maret 2023
Reyalizta

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top