#09- Gadis kepala Batu
Keyla mengekor di belakang Farel dengan perasaan canggung sekaligus kesal. Bagaimana bisa dia harus pulang sama cowok ini, sementara mereka baru saja berdebat.
"Gue pulang sendiri aja." Keyla berhenti seraya melipat tangan di dada.
Kepala Farel berputar menatap Keyla, "biar gue diceramahin Mama? Iya?"
"Ya,itu urusan lo. Emang gue pikirin." Keyla merotasikan bola matanya dengan malas.
"Gue males ya kalo nanti ditanya-tanya lo udah sampai rumah apa belum."
"Ya jawab aja sampe rumah. Ribet amat jadi orang."
"Belanjaan lo ada di bagasi, Njing!"
"Ya udah Njing nanti lo urusin sendiri. Pokoknya gue gak mau pulang bareng Lo."
Mereka berdua selalu berbicara dengan kasar. Sejak pertama bertemu dan mendapat masalah, berbicara lemah lembut dan santun pun tak ada yang Sudi.
Keyla meninggalkan Farel di tempatnya sambil membuka layar HP. Baginya lebih baik naik motor si Abang Grab.
Farel hanya bisa menatap kesal Keyla dari jauh. Kemudian ia masuk mobil seorang diri. Terserah dia mau ke mana, dia tidak peduli. Lagipula Keyla siapanya sampai ia harus merasa bersalah? Hanya saja jangan sampai ibunya menelpon dan menanyakan Keyla sudah sampai rumah apa belum.
Sementara itu Keyla baru tahu kalau HPnya tidak ada kuota. Jelas saja dia tidak bisa menggunakan Hpnya untuk memesan ojek online. Dompetnya juga ketinggalan di jok sepeda.
Sial sekali dia hari ini. Sekarang bagaimana ia akan sampai rumah?
Keyla mengipasi leher dengan tangannya. Kerongkongannya dicekat oleh rasa haus. Dalam kepala Keyla terbayang Sebotol goodday avocado delight pasti segar.
Oh, sial! dompetnya tidak lagi dengannya.
Suara klakson mobil berseru nyaring dari belakang Keyla. Dia pikir dia tidak berada di tengah jalan, kenapa mobil itu terus saja membunyikan klakson?
Keyla menoleh ke belakang."Oh, ternyata si cowok nyebelin!"
"Cepetan naik!" ucapnya sambil membuka jendela mobil.
"Nggak." Keyla melihat tangan seraya bersedekap angkuh.
"Dasar kepala batu. Emang lo mau di sini sampe besok?" tanya Farel.
Keyla terdiam. Apa dia terima saja tumpangan dari cowok nyebelin ini. Tapi nanti pasti dia besar kepala kalau Keyla yang awalnya nolak pada akhirnya numpang.
"Mama gue nelponin, dia minta antar ke rumah Elo! Gue nggak mau nanti sampai nyasar, terus dapat ceramah."
Ok! Keyla akan ikut. Tapi dia tidak akan berbicara sekalimatpun. Dia tidak mau berurusan sama cowok ini. Titik.
Keyla membuka pintu mobil belakang.
"Di depan begol! Lo kira gue sopir."
Baru juga mau masuk dia sudah berlagak. Sepertinya Keyla perlu bersabar karena satu mobil dengan si congkak ini. Habis ini jangan sampai ada alasan untuk mereka bertemu. Amit amit.
Keyla membuka pintu mobil depan kemudian masuk. Melirik sebentar cowok disebelahnya. Dia memang ganteng, keren, serta memiliki garis wajah yang sempurna.
Iya, Keyla tahu itu. Walaupun sebenarnya ia benci mengakuinya. Tapi sikapnya yang jutek, sombong dan nyebelin ini memang ada cewek yang mau jadi pacarnya? Keyla yakin 100 persen pasti cowok ini jomblo. Kalaupun ada pacar pasti cewek itu nggak akan tahan sama sikapnya.
Keyla menyudahi pikiran tentang Farel. Segera ia membuangnya jauh-jauh. Mau dia jomblo atau sudah menikah sama sekali bukan urusannya.
Beberapa menit mobil belum juga berjalan. Membuat Keyla keheranan. Apa ada sesuatu yang ditunggu.
"Kenapa belum jalan?" tanya Keyla pada akhirnya.
"Pasang sabuk pengaman Lo, dodol!"
Keyla terkejut. Dia baru tersadar kalo sabuk pengaman belum terpasang. "Iya iya ngerti. Nggak usah ngegas gitulah!"
Dengan kesal Keyla memasang sabuk pengaman. Ini sudah dua kali Keyla menerima perkataan nyelekit dari mulut Farel. Dodol, bego! Dan Keyla adalah tipe orang yang tidak akan mudah melupakan hal-hal semacam itu.
Oh,ya. Dan jangan berharap kalau akan ada adegan ala-ala drama korea. Tidak akan. Farel tidak akan mencondongkan tubuhnya ke dekat Keyla kemudian memasangkan sealt beat. Justru Keyla melakukan itu sebisanya.
"Rumah Lo di mana?" tanya Farel dengan ketus.
"Lo mau nanya rumah apa mau makan orang? Nggak enak bener gue dengernya."
"Tinggal jawab aja apa susahnya sih!"
"Kalau nganter nggak iklas gue turun sini aja deh! Gue tahu Elo terpaksa karena disuruh Mama Lo! Mending gue jalan kaki magrib baru nyampe, ketimbang semobil sama cowok judes dan sombong kayak Elo!"
Farel membuang nafas dengan kasar, "Ok! Kakak yang cantik dan baik rumahnya di mana?"
Keyla bergidik, "najis gue dengernya."
"Dah lah! Dasar cewek. Bikin serba salah! Bilang aja langsung alamat rumah Elo di mana ribet amat!"
Setelah Keyla memberi tahu di mana alamat rumahnya, mereka pun diam sepanjang perjalanan. Karena bicarapun ujung-ujungnya juga bakal berdebat. Heran. Padahal kenal juga enggak.
Keyla menatap ke arah Jendela menatap pemandangan sambil memunggungi Farel.
*******
Farel merasa bebas ketika ibunya tidak membahas pacar, menikah atau segala tetek bengeknya. Sudah 3 hari ini dia tidak menanyakan Farel sudah menemukan pasangan apa belum. Agak aneh rasanya. Biasanya ia akan dibombardir dengan pertanyaan yang seakan terus mendesak. Semoga saja tidak ada sesuatu dibalik sikap Ibunya yang mendadak berubah. Sepertinya Farel perlu waspada. Jangan-jangan dia benar-benar mau dicarikan di aplikasi kencan.
"Ra, Mama mana?" Sambil membuka pintu kamar Aura, Farel melihat adiknya yang kini bersila di atas kasur. Badannya bersandar pada bingkai pintu kamar Aura sambil memasukkan tangan ke dalam ceruk saku celana.
"Tadi sih bilangnya mau jenguk Bu Heni yang baru pulang dari Rumah sakit." Jawab Aura sambil matanya fokus menatap layar PC yang kini tengah menampilkan Song Jongki sebagai seorang mafia.
Farel hanya ber oh sambil menganggukan kepala.
"Mau ngapain nyariin Mama?"
"Nggak ada cuma nanya."
"Gimana? Udah nemu cewek yang cocok belum?"
"Belum."
"Kelamaan jomblo kali. Mangkanya cewek nggak ada yang mau nyantol."
Farel tahu Aura memang kurang ajar. Tapi memang Empat Tahun nggak punya pacar itu terlalu lama? Ayolah. Dia bukan jomblo sepuluh tahun apalagi seumur hidup. Lagipula umur Farel masih 26,dia masih muda dan masih banyak hal yang mau dia lakukan selain berkarir.
"Jangan banyak nonton drakor! Seleramu nanti jadi ketinggian." Farel mengganti topik obrolan.
"Apaan sih!"
"Tontonanya alay!" ucap Farel lagi. Senang sekali dia melihat adiknya ngamuk-ngamuk.
"Bodoh. Dasar jomblo!"
"Ngatain orang, kayak kamu punya pacar."
"Ya punya lah! Gak lihat gambar siapa yang aku pandangin setiap malam, setiap saat?"
Poster besar dengan gambar seorang Pria. Siapa lagi kalau bukan idol Kpop kesayangan Aura, Choi Minho Shinee.
"Halu aja terus."
"Kalo aku nggak boleh halu, berarti boleh punya pacar?"tanya Aura.
"Gak ada. Nilai kuliah Remedial terus pake mikirin pacaran."
Aura memasang muka kecewa.
"Kak! Lihat tuh si Jepri. Tiap hari nyamperin betina di rumah Tante Fika. Mana langsung jadian. Sekarang dia hamil. Huh, kucing aja punya pacar."
"Emang manusia bisa disamain sama kucing?"
"Tapi Jepri lebih pinter nyari pasangan ketimbang Kakak."
"Jepri kucing. Mau ketemu kucing dipakein dress jatuhnya tetep kucing, Ra!"kata Farel sambil berlalu meninggalkan kamar Aura.
"Jangan lupa ya minta tips dan trik bebas Jom..." _
"Woi tutup pintunya dong!" Teriak Aura kesal karena Farel berlalu begitu saja tanpa menutup lagi pintunya. Demi Tuhan, Aura benci pintu kamarnya dibiarkan terbuka.
*******
Pukul 4 sore, Keyla masih dalam mode mengantuk saat mendengar suara-suara di dapur. Aroma makanan yang menggugah selera dan suara alat masak yang beradu satu sama lain membuatnya segera terbangun dan langsung semangat Empat Lima menghampiri ibunya.
Oh, ayolah... ini baunya seperti ayam rica-rica pedas. Perut Keyla langsung bergenderang di dalam sana.
Keyla tidak tahu kenapa tumben-tumbenan Ibunya memasak dalam porsi besar kali ini. Apalagi menunya nampak menggoda selera. Apa mereka akan kedatangan tamu?
"Tumben masak banyak?"
"Iya. Teman Mama mau datang Malam ini. Kamu bantuin sini!" katanya sambil mengiris-iris bawang bombay.
"Aku mandi dulu."
Setelah mandi dan ganti pakaian, Keyla ke dapur membantu ibunya. Entah itu sekedar mengupaskan bawang, mengiris daging, membalikkan ayam yang ada di penggorengan atau mengiris-iris kentang dan wortel.
Sambil berkutat dengan alat masak. Mereka tampak bercerita tentang banyak hal.
"Key, kamu punya pacar belum?" tanya ibu di sela-sela percakapan mereka.
"Kenapa nanya gitu?"
"Cuma mau tahu, anak Mama ada yang naksir apa enggak."
"Kalo ada pasti langsung Keyla kenalin."
"Ada seseorang yang kamu suka?"
Keyla menggeleng. Untuk saat ini dia memang tidak sedang menyukai siapa-siapa.
Hendery? Mereka hanya bersahabat kok.
"Key... "
"Kenapa?"
"Nggak jadi deh."
"Tuh kan jadi penasaran."
Ibunya tersenyum sambil melanjutkan berkutat dengan alat masak.
Keyla mengedikkan bahu. Semoga saja tidak ada sesuatu serius yang disembunyikan oleh ibunya.
Haiii apa kabar kalian?
Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak 💚💚
Thankyouuuu...... 💚💚
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top