Past of Miyuka

Event kecil-kecilan dari author bernama Ahmad Rizani / AhmadRizani . Silakan dibaca, kak !

Past of Miyuka

By : fallyndanella04

Miyuka Aidillan adalah gadis yang berasal dari keluarga biasa namun bahagia. Ia adalah blasteran alias darah campuran Jepang-Inggris.

Keluarga Miyuka terdiri dari sang ayah, Stance Aidillan.

Sang ibu, Yanaka Akari (sekarang jadi Akari Aidillan).

Sang kakak perempuan, Kanako Aidillan,

Dan sang putri bungsu sendiri, Miyuka Aidillan.

Sebenarnya Miyuka juga memiliki kakak laki-laki yang diberi nama Akuto Aidillan, namun Akuto meninggal seminggu setelah dilahirkan karena terbunuh.

Sejak kecil, Miyuka selalu merasakan bahwa ada sosok yang melindunginya.

Kenapa Miyuka bisa berpikir seperti itu, itu karena semua kecelakaan yang Miyuka akan alami entah kenapa selalu tidak berhasil.

Seperti saat ia jatuh dari pohon, namun ia tidak terluka sama sekali. Bahkan ia tidak merasa sakit sama sekali.

Padahal Miyuka jatuh dari ketinggian 3 meter lho !

Lalu, saat ia hampir kejatuhan air panas saat pelajaran PKK, tiba-tiba tubuh Miyuka dengan sendirinya menghindar.

Seakan-akan ada seseorang yang memegangnya dan menggerakannya.

Dan saat pertama kalinya ia melihat 'pelindung' yang ia maksud adalah saat ia kelas 5 SD.

"Namaku Akuto Aidillan. Aku yang selama ini melindungimu."

Itulah kata pertama yang Miyuka dengar dari Akuto.

Miyuka memasang tampang bingung, "Bukankah Aidillan adalah margaku ? Dan bukankah Akuto nama yang seharusnya jadi kakak laki-lakiku ?", tanya Miyuka.

Akuto tersenyum dan mengusap rambut Miyuka.

"Iya. Aku seharusnya menjadi kakak laki-lakiku. Tapi sayangnya aku tewas seminggu setelah dilahirkan.", jawab Akuto.

"Entah kenapa setelah mati, semua yang kulihat di sekelilingku itu gelap. Aneh kan ?", tanya Akuto sambil tertawa kecil.

Miyuka mengangguk polos.

"Saat aku berhasil melihat sesuatu lagi, hal pertama yang kulihat adalah kau, Miyuka. Akhirnya aku sadar kalau aku memiliki tujuan lain di dunia ini. Yaitu melindungimu.", ujar Akuto sambil tersenyum lembut ke arah Miyuka.

"Jadi, mohon bantuannya, Miyun ?", tanya Akuto sambil mengulurkan tangan kanannya.

Miyuka tersenyum lebar dan membalas uluran tangan Akutom

"Mohon bantuannya..., Akuto Nii-san !"

♡♡♡

M

iyuka adalah gadis yang bahagia. Memiliki banyak teman dan populer adalah kesehariannya.

Sampai hal itu terjadi...

Tragedi pembantaian keluarganya.

Hari itu....

"Miyuka-chan, Hayaku na ! (Cepatlah !) Makan malam sudah siap !", seru kakak perempuannya, Kanako.

Miyuka sedikit berlari dan mengangguk, "Iya, Kanako Nee-san !", ujar Miyuka.

Di ruang makan, sudah terdapat Kanako, ayah, dan ibunya.

"Bagaimana sekolah, Miyuka ?", tanya Ayahnya, Stance.

Miyuka tersenyum, "Sangat lancar, Dad.", ujar Miyuka.

Ayahnya tersenyum, "It's good, Miyuka.", ujarnya.

Setiap selesai makan malam, anggota keluarga Aidillan hanya memiliki 3 jam kumpul keluarga sebelum tidur.

Namun khusus untuk Miyuka hanyalah 2 menit, karena ia hanyalah anak-anak kelas 6 SD yang butuh jam tidur lebih banyak.

Saat itulah, kejadian tragis terjadi.

Miyuka yang terbangun karena suara-suara ribut dari ruang keluarganya, mengusap matanya.

Prang !

Brak !

Miyuka menguap, "Eng...Apa yang terjadi ?", gumam Miyuka lirih karena mengantuk.

"Siapa kau !?"

"Apa yang kau lakukan pada Mom, pria keparat !!"

"Lepaskan istriku !! Apa yang kau lakukan, hah !? Siapa kau !?"

Mendengar suara-suara itu tentu saja membuat Miyuka takut, sekaligus penasaran.

Namun apalah dayanya, yang hanya memiliki mental anak kelas 6 SD.

Beberapa menit berlalu, namun yang Miyuka dengar hanyalah keheningan.

Mengira sudah tidak apa-apa lagi, Miyuka menghela nafas lega.

Namun, pikirannya salah.

Drap drap drap

Brak !

"Miyuka !", seru kakaknya, Kanako.

Miyuka membelalakkan matanya, bukan karena terkejut, namun karena keadaan Kanako.

"Kanako Nee-san...k-kau...", ujar Miyuka ngeri.

Bagaimana tidak ngeri ?

Tepat di bagian perut Kanako, darah sudah mengucur deras dari sana.

Miyuka makin terkejut saat Kanako menarik tangan kanannya dengan kasar dan cepat.

Miyuka hanya dapat panik saat ia dimasukkan ke dalam jam dinding yang di bawahnya ada pintu.

(Itu lho, Grandfather Clock. Jam gede yang bunyi tiap jam 12 malam)

Kanako menitikkan air matanya, "Kau harus selamat, Miyuka. Kau harus hidup.", ujar Kanako lirih.

"Nee-san...apa yang terjadi ?", tanya Miyuka.

Kanako menggeleng, "Aku tidak bisa menjawabnya. Pokoknya kau harus diam, dan jangan bicara.", jawab Kanako.

Miyuka hanya terdiam, merasa tidak bisa berbicara, dan pasrah saat Kanako menutup pintunya.

Miyuka merasa beruntung karena ada segaris lubang di pintu itu, sehingga ia masih bisa melihat kakaknya.

Miyuka Point of View

Kanako Nee-san, ada apa dengannya ? Apa yang terjadi ?

"Di mana adikmu ?", tanya suara berat seorang pria.

Aku mendengar Kanako Nee-san tertawa sinis.

"Ia sudah kusuruh kabur. Tak ada gunanya lagi kau membunuhku, atau Mom dan Dad.", jawab Kanako Nee-san.

Nafasku tercekat mendengar perkataan Kanako Nee-san.

Mom...Dad...mereka tewas ?

Pria itu berdecih, lalu kulihat ia menyeringai.

"Memang sih, tidak ada gunanya. Tapi membunuhmu sepertinya menyenangkan.", ujar pria itu sambil berlari secepat kilat dan menendang perut Kanako Nee-san yang berdarah.

Kanako Nee-san lansung menjerit dan terduduk, membelakangiku.

Aku melihat kaki Nee-san yang gemetar, Kanako Nee-san tidak dapat berdiri.

Pria itu berjalan ke arah Kanako Nee-san dengan pisau berlumuran darah.

Kakiku ikut gemetar, tanganku juga. Aku tidak bisa bergerak.

Sampai....

CRASH!

Aku melihatnya. Aku melihatnya. Aku melihatnya.

Pisau itu. Pisau itu menembus punggung Kanako Nee-san.

Aku membuka mulutku lebar, hampir menjerit.

Darah Kanako Nee-san menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya masuk ke dalam lubang tempatku mengintip.

Kanako Nee-san terjatuh.

Dan ia, tidak bergerak lagi.

Pria itu tertawa mengerikan.

"Nah~di mana kau, anak manis~? Aku tahu kakakmu berbohong~"

Tubuhku gemetar. Tidak bisa digerakkan.

Sampai pintu tempatku bersembunyi terbuka dengan cepat.

Dan kulihat pria itu sudah menyeringai keji, mengayunkan pisaunya dengan cepat ke arahku.

Aku menutup mataku, menunggu ajalku.

DOR !!

"Ini polisi !! Diam kau di situ !!" Sebuah suara berseru, menghentikan gerakan pria itu.

Beberapa polisi datang dan meringkus pria itu.

Seorang polwan berjalan mendekatiku, dan bertanya dengan cemas.

"Kau baik-baik saja, nak ?", tanyanya.

Namun, aku tak bisa menjawabnya.

Dan pandanganku pun menghitam.

♡♡♡

Saat aku membuka mataku, yang kulihat adalah sepupuku, Arily Hondson.

Ia terlihat terkejut, lega, dan bahagia.

"Miyuka ? You awake ! Oh god, are you okay, Miyuka !?", tanyanya cepat.

"Arily...what happen ?", tanyaku.

Arily menatap sendu, "I'm sorry about it, Miyuka. Keluargamu terbunuh semua."

Aku melebarkan kedua bola mataku.

"Semua...? Mom...Dad...Nee-san...semuanya asli ? Aku tidak mimpi ?", tanyaku lirih.

Arily mengangguk.

Dadaku sesak, sangat sesak.

Mulutku terbuka, namun aku tak bisa bernafas.

Air mata meluncur dari iris mataku.

"A-apakah kau bisa meninggalkanku....Arily ?", tanyaku.

Aku tidak melihat reaksi Arily, namun aku mendengar pintu terbuka, dan pintu tertutup.

Dan saat itu juga, tangisku pecah.

Kuperang erat pakaian pasienku di bagian dada, meremas erat sambil berusaha mengambil nafas.

Sesak. Dadaku sesak. Sesak sekali. Aku tidak bisa bernafas.

"Ah..ha..ah...Nee-san...Mom....Dad...Nee-san..! Mom..! Dad...!", ujarku berkali-kali.

Air mataku tidak bisa berhenti mengalir.

Sampai aku merasa pelukan hangat yang membuat isakanku terhenti sebentar.

Ini pelukan Akuto Nii-san.

Merasakan pelukan hangat itu, aku malah makin ingin menangis.

Aku kembali terisak, dan aku menangis di dada Akuto Nii-san.

"Akuto Nii-san...Kanako Nee-san, mom dan dad... semuanya...", ujarku.

Akuto Nii-san mengeratkan pelukannya.

"Akuto Nii-san...kumohon jangan tinggalkan aku. Tetaplah di sisiku.", ujarku sambil menangis.

"Jangan tinggalkan aku seperti Nee-san, mom, dan dad....", lanjutku.

Aku tidak bisa melihat balasan Akuto Nii-san , tapi aku mendengar perkataannya.

"Ya. Aku akan selamanya di sampingmu. Aku akan melindungimu, selamanya.", jawab Akuto Nii-san.

Aku mengangguk.

Dan setelah itulah, kehidupanku dilanjutkan hanya dengan bersama Akuto Nii-san di rumahku.

-END-

Sudah kubuat, Kak~bagaimana ??

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: