Chapter 35 - Beast Tamer
Matahari merangkak naik. Kapten Maru mengumpulkan kami semua di atas geladak. Dia terlihat gagah seperti biasa. Namun menakutkan di saat bersamaan.
Jika kuhitung secara diam-diam. Aku, Ios, Iras, Nalu, Rigel, Thalia, Hoshi yang baru terlihat dan beberapa orang lainnya. Ditambah Kapten Maru, total semua kru yang ada di sini berjumlah 15 orang. Jumlah yang kecil untuk kapal bajak laut sebesar ini.
Kurasa, ungkapan bajak laut terasa begitu aneh. Kami tidak membajak apapun sejauh ini. Kapal ini seperti destinasi pendidikan laut. Cuma masalahnya, setiap anak yang dirasa gagal dalam pembelajaran atau apapun itu. Akan dipulangkan oleh Kapten Maru.
Pendidikan seperti ini terasa kurang stabil. Murid dan para Profesor datang dan pergi setiap waktu. Anak-anak yang dulu kulihat sudah tidak ada. Mereka semua dikembalikan menjelang kami berangkat ke laut atlas.
"Kurasa kalian sudah tahu alasanku memanggil kalian semua." Sorot mata Kapten Maru menyapu semua orang lalu ia terhenti menatapku.
"Penyelidikan selesai dan kutukan pada awak telah hilang." Aku punya perasaan aneh yang bergerak dalam dadaku. Kuyakinkan diri bahwa ini bukan pertanda hal buruk.
"Hari ini penentuan."
Sekarang, aku merasakan semua tatapan tertuju satu padaku. Aku menelan saliva sebagai respon ketakutan dan panik. Tetapi semua itu perlahan memudar, setiap Ios diam-diam meraih jemari tanganku untuk dia ngenggam. Ini seperti kekuatan bagiku.
"Putri Poseidon akan ditindak. Dibuang ke laut atau menetap di sini."
Kupikir, lebih harfiah jika Kapten Maru menyebut diusir. Dibuang terdengar sangat menakutkan.
"Sir," ucapku.
"Tidak ada penyelaan!"
Seharusnya aku tetap diam. Genggaman tangan Ios semakin terasa kuat. Sepertinya, ia juga takut akan kemungkinan buruk yang akan menimpaku.
"Hal paling fatal yang tidak boleh dilakukan di kapalku adalah ... dilarang membuat orang lain terkena masalah!" Suaranya seperti menggelagar di dalam kepalaku. Padahal, saat ini matahari bersinar cukup terik. Kuyakinkan diri untuk tidak menangis seperti anak kecil.
"Kau dibuang." Napasku seperti tercekat tiba-tiba. "Tapi karena kau berhasil menyelamatkan Nalu seorang diri. Hal itu juga perlu diperhitungkan."
Demi Ayah Dewaku! Jantungku berdebar tidak karuan. Napasku semakin terasa tercekat.
"Dari hand. Kau kuangkat jadi Beast Tamer. Kudengar kau bisa berkomunikasi dengan seekor lumba-lumba dan para ikan. Kurasa itu cocok untuk kapalku. Seseorang yang bisa berkomunikasi dengan makhluk laut."
Jujur saja, aku cukup terkejut. Pangkatku yang semula hanya awak kapal biasa atau sebutannya hand. Sekarang naik pangkat jadi ... Beast Tamer, aku cukup merasa bingung.
"Hoshi." Kapten Maru memanggilnya.
"Yes, Sir!" Dia menyahut nyaring. "Beast Tamer, atau Pet Tamer, adalah seseorang kru kapal yang dapat menangani hewan yang dibawa selama perjalanan. Hewan-hewan ini dapat dilatih secara khusus untuk hiburan, situasi pertempuran, atau lainnya. Kebanyakan lebih berperan pada komunikasi hewan laut untuk membantu para pelaut melakukan pelayaran."
Sepertinya kecintaan Hoshi pada buku membuatnya dianggap seperti perpustakaan berjalan bagi Kapten Maru.
"Kurasa sekarang kau mengerti. Keningmu tidak berkerut lagi."
Demi Dewa! Sepertinya Kapten Maru bisa membaca isi pikiran orang lain hanya dari melihatnya saja.
Aku tidak tahu. Apakah aku harus senang dengan gelar ini atau tidak. Pet Tamer? Kedengarannya lebih bagus dari Beast Tamer.
Aku, anak Poseidon yang awalnya bukan apa-apa. Dipercayakan menjadi pejinak hewan laut? Mungkin saja ... aku diam-diam melirik Iras. Dia terlihat seperti hewan liar yang merepotkan.
Dibanding itu. Kapten Maru masih menatapku.
"Terima kasih Sir," ucapku tulus.
"Kurasa sekarang kau harus berkenalan dengan semua orang secara resmi. Ios!" seru sang Kapten tiba-tiba.
"Yes, Sir!"
"Bantu Putri Poseidon."
"Yes, Sir!" seru Ios dengan semangat. Aku menoleh dan melemparkan senyum padanya.
"Kapten." Seseorang menyela dan itu suara Rigel dan Nalu bersamaan.
"Rigel, kau duluan." Tunjuk Kapten Maru. Putra Aergis yang sedari tadi berdiri di belakang Kapten Maru. Percayalah, aku melihat senyum jahat dibinar matanya.
"Izinkan saya melatih Putri Poseidon dengan lebih baik. Saya janji, bakal mendidiknya layaknya seorang prajurit tangguh agar tidak membuat keonaran lagi."
Itu kan ... Rigel seperti punya dendam kesumat padaku. Sepertinya, ia benar-benar marah soal insiden Siren.
"Baiklah. Kupercayakan padamu Quartermaster. Lalu kau Nalu?"
Sekarang, malah wajah Nalu yang terlihat tertekuk. Ini berbanding terbalik dengan raut Rigel yang penuh ancaman. Dia masih mencuri pandang menatapku dan itu membuat Ios meremas tanganku dengan kuat. Apakah kami terlihat sedang berselingkuh?
"Tidak Kapten." Pada akhirnya, hanya itu yang diucapkan Nalu.
__/_/____
Tbc
Yok, kenalan sama Nalu... Putra Dewa Neptunus.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top