Chapter 13- Rekan
"Kau harus menjelaskan ini Putri Laut. Apa maksudmu meminta kami mencari Siren? Kau, 'kan Putri Poseidon. Kenapa tidak tanya Ayahmu saja alamat rumah mereka. Dibanding meminta Putra Ares yang tampan ini?"
Sudah kuduga, Iras pasti akan bersikap congkak begini. Ios langsung setuju begitu aku menceritakannya yang sedari tadi menunggu di geladak.
Lalu kemudian, dia menghubungi Iras dan Hoshi melalui kerang untuk berkumpul di ruangan klub.
"Apa kau setuju Hoshi?" tanyaku tanpa merespon pertanyaan Iras.
"Aku tidak yakin, Kai. Tetapi jika aku dapat membantu sedikit. Aku mau." Lalu dia melirik ke arah Iras. "Tetapi aku setuju dengan Iras. Kenapa gak minta ayahmu saja?"
Aku terdiam dan membisu dengan pikiranku sendiri. Lalu teringat sesuatu.
"Siren terkadang ada yang tunduk pada penguasa lautan. Tetapi tergantung, penguasa lautan yang seperti apa. Secara mereka masuk dalam kategori yang cukup sulit di atur."
Aku teringat tentang cerita ayah. Ada beberapa kelompok Siren yang tunduk di wilayahnya. Namun ada lagi yang tidak. Mereka termaksud Siren liar atau Siren bebas yang tidak memiliki ikatan apapun dengan penguasa lautan.
"Kita bisa memulai informasi dari perpustakaan." Mataku berbinar melirik Ios.
"Kau benar, Ios. Perpustakaan adalah tempat mencari pengetahuan dan informasi. Ayo kita ke sana!"
Sekonyong-konyong, aku yang hendak berdiri. Dicegat oleh Ios yang lagi-lagi menahan pergelangan tanganku.
"Belum. Kita masih perlu merencanakan sesuatu sebelum ke sana."
Aku terduduk, demi mendengarkan penjelasannya. Kulihat, Ios menatap Iras dan Hoshi silih berganti.
"Pertama, kita perlu menyelidiki keberadaan makhluk itu. Atau sesuatu yang bisa mendeteksi makhluk itu. " Sekarang netra ink Ios menyorot padaku.
"Kau mesti turun ke laut dan mewawancarai makhluk airmu untuk mendapatkan informasi. Setelah itu, informasi yang kau kumpulkan. Akan kita bawa sebagai acuan ke perpustakaan."
Tidak, aku menggeleng begitu mendengar saran Ios. Tidak mungkin bagiku menyentuh laut. Ayahku Poseidon tidak pernah mengizinkannya.
"Apa ada cara lain?"
"Kenapa? Kau takut? Atau tidak bisa berenang?" Iras, seperti biasa berkelakar dengan kata-kata yang menusuk.
"Bukan itu. Hanya saja ... aku mesti izin terlebih dahulu kepada ayahku."
"Ahahahah." Tawa Iras yang menyebalkan semakin membuatku merasa malu. Tetapi dugaanya ada benar juga. Namun, aku malu untuk mengakuinya.
"Apa ada sesuatu yang salah?" Suara lembut Ios seketika menyadarkan lamunanku dari Iras.
Aku menggeleng. "Tidak, aku harus izin Ayah. Poseidon melarangku masuk ke laut tanpa informasi."
"Kenapa?" Hoshi malah ikut bertanya. Mata bulatnya terlihat penasaran.
Aku berpaling ke arah Iras dan Ios secara bergantian. Sepertinya mereka bertiga benar-benar penasaran. Senyum jahil di wajah Iras terus mengembang. Sedangkan Putra Hades dan Putra Dionysus tampak penasaran.
Sorot mata keduanya seolah ingin aku mengatakan sebuah kejujuran. Yang mana, mungkin saja bisa menjawab atensi dari Iras.
"Aku harus pergi mengirim pesan ke laut. Setelah itu kita bisa bicarakan lagi," ungkapku dengan perasaan berdebar-debar. Aku harap, aku bisa mengelak dari tatapan tuntutan mereka.
"Lalu apa bayaranmu memintaku bergabung dalam ujianmu?" seru Iras. "Kau harus tahu Nona Laut. Tidak ada makan siang gratis."
"Bagaimana denganmu Hoshi? Apa kau butuh bayaran?"
Putra Dionysus malah melirik ke Putra Hades. Seolah-olah, dia ingin minta persetujuan Ios sebelum menjawab.
"Aku akan melakukan apapun untukmu."
Sebenarnya, aku tahu apa yang akan dikatakan Ios. Mengingat peristiwa yang terjadi di antara kita berdua. Tetapi jujur, aku sama sekali tidak menaruh hati padanya. Hari ini iya. Tetapi aku tidak tahu kalau esok. Mungkin perasaanku bisa berubah. Entahlah.
__/_/___/_____
Tbc...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top