2. Menerima Kenyataan
Hal pertama yang harus dilakukan ketika tahu anak saya asperger adalah menerima kenyataan. Nah, saya hanya bisa menuliskan tapi di alam bawah sadar, saya belum bisa melakukannya. Saya masih menuntut dia ini dan itu, bisa seperti anak-anak lain, terutama di saat tantrum, kadang saya ingin dia berpikir dengan cara normal.
Bukannya kami tidak berusaha untuk mencari psikolog demi kebaikannya, tapi kami kesulitan menemukan terapi yang cocok dengannya. Di sinilah poin pentingnya, di saat sekolah dari TK sampai SMA sebenarnya kami melihat bahwa aspergernya tidak ada masalah. Tetapi tentu saja masalah itu ada dan kian hari kian membesar. Satu masa ketika ia terobsesi pada satu hal, dia terus-menerus meributkan hal itu sampai ada hal yang membuat ia terobsesi pada hal lainnya. Kami menganggap bisa menyelesaikannya dengan memberi penjelasan, sampai akhirnya pada masa pandemi, ia harus memulai kebiasaan baru yaitu sekolah daring dari rumah. Anak saya kesal dengan jadwal yang membuatnya bingung, di sini harus online tapi juga tenggat waktu menyelesaikan tugas. Saya memahami keterbatasan waktu para guru, yang juga kesulitan dengan kebiasaan baru, tapi akhirnya saya menghubungi gurunya, mengatakan tentang Kevin yang kekurangannya adalah jadwal yang tidak bisa diprediksi. Lewat komunikasi suami saya yang baik, guru Kevin bisa menerimanya dan memberi beberapa solusi untuknya.
Bola masalah itu meledak pada akhirnya, setelah kami merasa bangga karena putra sulung kami dinyatakan lulus dalam ujian masuk PTN. Tentu saja kami senang, sebab papanya juga alumni kampus itu. Namun setelah menjalani masa perkenalan kampus, kami harus mengakui kalau Teknik Kimia terlalu berat untuknya, atau bisa kami akui kalau PTN tidak pas untuknya. Kevin tidak bisa enjoy sebagai mahasiswa, ia sendiri merasa dirinya aneh, meskipun begitu, saya dan papanya terus membantunya, bahkan kadang membantunya untuk membaca tugas dan jadwalnya. Teman-teman dan seniornya sangat membantu, tapi itu juga tidak membuatnya nyaman. Sampailah saya dan suami pada suatu kesimpulan, menerima kenyataan kalau ANAK KAMI ASPERGER. Itu sama artinya kami harus mundur, ada hal-hal yang tak bisa dipaksakan dan kami mau tak mau harus menerimanya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top