Wat wil je?

💕 Happy reading 💕

*****

Hendery terbelalak kala dia melihat keberadaan Dries yang sudah ada di hadapannya.

"Bagaimana? Bagaimana kau bisa ke dunia ini juga?" tanya Hendery dengan wajah datar. Dia masih ingat dengan jelas, bahwa Dries menyerangnya dengan brutal.

"Aku tahu jalan rahasia. Lihatlah! Kau sekarang sudah bukan Hendery dari dunia itu lagi. Kau sekarang adalah Sargon. Ayo kita pulang!" kata Dries sambil tersenyum pada Hendery.

"Jangan sok baik padaku! Aku bukan Sargon yang kau sebut-sebut sebagai saudaramu itu!" sentak Hendery. Dia harus lebih hati-hati, sepertinya Dries memiliki kepribadian ganda.

"Wow! Ternyata sifatnya memang benar-benar sama dengan sifat Sargon," gumam Dries yang sekarang menunjukan senyum kecutnya.

"Apa yang kau inginkan?!" tanya Hendery sambil memasang kuda-kuda. Dries malah tertawa karena tingkah Hendery.

"Kau pikir ini lucu?" Hendery membetulkan posisinya, dia berlaku seperti itu sebab dia tidak terima jika diperlakukan seperti ini oleh Dries.

"Memang lucu. Begini, biar ku beri sesuatu ya. Hendery dan Sargon adalah orang yang sama," ujar Dries sembari berjalan mendekat ke arah di mana Hendery tengah berdiri tak jauh beberapa meter darinya.

"Aku tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan. Cepat bawa aku ke jalan rahasia. Aku ingin kembali ke duniaku," jawab Hendery.

"Dulu, tepatnya setahun yang lalu, aku dan kau bertarung. Dan, tidak ada yang bisa menghentikan perkelahian kita," kata Dries sambil berjalan mengelilingi Hendery.

"Aku tidak percaya padamu!"

"Kau masih tidak percaya? Baiklah! Kalau kau tidak mau percaya. Ayo ikut aku!" desak Dries pada Hendery.

Dries mengucapkan sebuah kalimat, yang ternyata itu mampu membuat Hendery tidak sadarkan diri. Dengan cepat, Dries membawanya di atas bahunya. Dia membawa Hendery yang tidak sadarkan diri naik ke atas sebuah serigala putih besar yang sudah seperti peliharaannya.

"Jalan!" perintahnya dengan suara tegas.

Dalam temaramnya cahaya bulan, Dries mengarungi hutan belantara. Dries tidak menyadari, keberadaan Eleanor yang asli. Sebenarnya, sedari tadi Eleanor yang asli mengawasinya dari tempat yang gelap. Sekarang, dia tengah mengikuti Dries dengan menggunakan mantra sihir miliknya. Agar Dries tidak bisa melihat eksistensinya.

Hingga sampailah Dries di depan sebuah kastil megah. Para penjaga gerbang memberikan hormat padanya. Dalam waktu yang bersamaan, mereka nampak tengah ketakutan saat melihat Hendery yang tak sadarkan diri.

Eleanor dengan mudah mengikuti Dries tanpa harus melalui pemeriksaan yang ketat. Dua wanita paruh baya dan satu orang wanita yang seumuran dengannya terlihat berjalan dengan cepat kala melihat kedatangan Dries.

"Sargon! Akhirnya kau kembali sayang," ucap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda sambil memeluk Hendery yang masih tidak sadarkan diri.

"Dries aku berhutang banyak padamu nak, terima kasih sudah menemukan Sargon kami yang hilang. Pelayan, cepat bawa pangeran Sargon ke kamarnya," perintahnya.

Tanpa berbicara, dua orang pelayan istana langsung membawa Hendery dengan menggunakan sebuah tandu yang sudah ada di sudut ruangan.
Tepat di sebelah para pelayan berdiri selalu ada tombak, dan tandu untuk keadaan darurat.

"Sekali lagi, aku sangat berterima kasih padamu. Kau harus aku beri hadiah," ujar seorang wanita paruh baya itu lagi. Dia memakai gaun berwarna putih yang indah. Di kepalanya berdiri tegak sebuah mahkota dengan ukiran yang indah.

"Yang mulia ratu tidak perlu berterima kasih. Karena ini sudah menjadi tugasku sebagai sepupunya menemukan keberadaan pangeran Sargon," jawab Dries sambil membungkukkan badannya sebentar.

"Kau juga sebaiknya istirahat pangeran Dries. Pasti kau sangat lelah setelah beberapa hari kemarin pergi jauh untuk mencari keberadaan Sargon." Setelah berpesan seperti itu, dia dan satu wanita paruh baya yang tak lain pelayan pribadinya pun pergi dari hadapannya. Menyisakan, seorang wanita cantik yang sedang tersenyum misterius padanya.

Perlahan, dia berjalan mendekatinya. Lalu, mulai berbisik padanya, "kakak aku merasakan keberadaan seorang Ahli sihir level tertinggi."

"Jangan mengada-ngada Ariane! Aku hanya datang bertiga dengan Finn dan Sargon," balas Dries.

Ariane menggelengkan kepalanya, dia sangat yakin, tadi merasakan keberadaannya. Pasalnya, Ariane bisa merasakan kehadiran seseorang dari auranya.

"Aku tidak mengada-ngada! Aku serius!"

Mereka berdebat kecil dengan suara yang tidak cukup keras.

"Mungkin hanya perasaanmu saja. Sudahlah! Kembali ke kamarmu. Aku juga lelah ingin beristirahat," ujar Dries. Rupanya, dia benar-benar tidak mempercayai apa yang Ariane katakan.

Ariane menghentakkan kakinya, yang menimbulkan suara yang cukup keras di sekitar ruangan dekat taman depan kastil.

"Awas saja! Nanti jika dia minta bantuan lagi padaku. Aku tidak akan membantunya!" gerutu Ariane sambil berjalan dengan perasaan dongkol menyusuri koridor istana yang menuju ke arah di mana kamarnya berada.

"Aku bisa mendengarnya!" balas Dries yang baru saja ingin masuk ke kamarnya yang tepat berhadapan dengan kamar Ariane-adiknya.

******

Hendery mengedarkan pandangannya ke seleuruh penjuru ruangan amat asing baginya. Dia berada di ruangan serba putih dengan sentuhan sedikit warna emas.

Yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah ketika dia melihat seorang pria paruh baya yang sangat mirip dengan dirinya sedang menatapnya dengan wajah dinginnya.


"Kau sudah sadar? Syukurlah kau sudah kembali," gumamnya dengan masih tetap dengan wajah dinginnya.

'Kenapa saat dia menatap seperti itu aku seolah-olah dia berkata bahwa dia sangat merindukanku?'- tukas Hendery.

"Aku memang Ayah kandungmu," jawab Harold. Karena dia membaca apa yang ada dipikiran Hendery.

"Bagaimana bisa? Aku bukan dari dunia ini?" tanya Hendery.

"Itu karena ingatanmu dihapus oleh kakekmu," ujar Harold.

"Tenang saja, nanti aku akan membantumu memulihkan ingatanmu yang telah dihapus itu," tukasnya sebelum pergi meninggalkan seribu tanda tanya di kepala Hendery sekarang.

"Aku masih tidak mengerti dengan semua ini," gumam Hendery dengan sedikit frustasi. Lalu, dia pun berjalan mondar-mandir di sekitar kamar luasnya.

Hendery memutuskan untuk duduk di atas karpet, dan menyenderkan badannya ke sebuah sofa yang ada di belakangnya. Sebab, dia pusing terus mondar-mandir seperti setrikaan. Dia menatap intens seseorang yang tiba-tiba muncul begitu saja di hadapannya bagaikan hantu.

Tapi, jika dia lihat-lihat lagi? Bukankah ini yang Dries panggil Eleanor. Ya, benar sekali dia Eleanor yang rupanya sangat mirip dengan kekasihnya.

Dia tersenyum lebar sekali sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Dia terlihat masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Kening Hendery berkerut melihat tingkah aneh wanita yang mirip kekasihnya.

"Maaf. Aku tertawa bukan karena melihatmu. Tapi aku tertawa karena tindakan bodoh kedua kakak beradik itu," kata Eleanor sambil menatap intens wajah tampan Hendery yang ada di depannya.

"Kau juga bisa membaca pikiranku?"

Eleanor tersenyum dan duduk di samping Hendery. Dia mulai mendekat padanya.

"Tentu saja, karena aku punya mantra agar bisa membaca isi pikiranmu," busuknya pada Hendery. Jantungnya dibuat berdetak lebih cepat daripada biasanya karena perbuatan Eleanor. Tapi, He Dery pandai menyembunyikan hal itu.

"Kau Ahli sihir?"

Eleanor meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Hendery.

"Jangan berbicara terlalu keras sayang. Nanti saudara jahatmu bisa mendengarnya."

"Kau tidak akan berubah menjadi orang lain kan?" tanya Hendery. Dia masih belum melupakan kejadian di rumah tua tadi.

"Aku bukan Ariane. Ini aku, Eleanor yang asli," jawab Eleanor.

.

.

.

To be continued...

Stokanim💚💚💚💚💚

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top