Waar ben ik?
💓Happy reading 💓
*****
Tubuh kekarnya terus merosot jatuh ke dalam dasar air. Hendery sudah tidak bisa lagi berenang ke atas sana. Seluruh badannya dibuat babak belur oleh orang yang mirip dengan sahabatnya tadi. Perlahan-lahan matanya menutup, dia sudah tidak kuat lagi. Mungkin, ini akhir dari hidupnya. Tapi, perlahan sebuah bayangan seolah menariknya. Samar-samar dia merasakan bahwa ada yang membawanya dan pada akhirnya dia mengapung di atas air lagi.
Pemandangan asing menyapa indera penglihatannya. Tempat ini, sungguh gelap. Namun, sebuah cahaya berwarna merah muncul entah dari mana untuk menyinari tempat gelap ini. Hendery menyenderkan kepalanya sebentar pada tembok yang ada di sekitarnya.
Ini kelihatannya adalah sebuah kolam yang tidak lagi terpakai. Sebab, disekelilingnya gelap dan ditumbuhi banyak tanaman liar berduri. Hendery melihat ke lengan dan meraba seluruh permukaan wajahnya. Aneh, kenapa dia tidak merasakan apa-apa. Padahal, dia jelas-jelas sudah hampir mati diserang Dries.
Perlahan, Hendery naik ke dari kolam itu. Dia menelurusi tempat asing tersebut. Dengan berjalan di sisi kolam itu.
BRAK!
Hendery menolehkan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi. Matanya terpaku begitu melihat siapa yang ada di hadapannya sekarang. Wanita itu pun rupanya ikut terdiam melihat keberadaan Hendery. Wanita itu menjatuhkan beberapa anak panah yang ada pada wadah mirip tabung yang tengah dia pegang.
"Pangeran Hendery?" gumam wanita itu dengan suara yang terdengar sedikit bergetar seperti tengah menahan tangis. Dia berjalan mendekati Hendery.
Kening Hendery berkerut, dia masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengapa ini bisa terjadi. Pertama, wanita itu mirip kekasihnya Elle. Kedua, kenapa dia memakai gaun seperti seorang putri pada zaman kerajaan. Dan yang paling membuatnya terheran adalah dia memanggilnya Sargon, bukan Hendery. Apakah yang dikatakan pria yang mirip dengan sahabatnya itu benar?
Wanita itu memeluk Hendery sambil menangis. Kedua tangan Hendery tergantung di kedua sisi nya dia tidak bisa membalas pelukannya. Dari wajah memang mirip dengan kekasihnya 'Elle'. Tapi, tetap saja dia orang asing baginya.
"Kenapa kau baru kembali? Hiks ... Tidak tahukah kau? Aku selalu datng kemari untuk menunggumu kembali," kata Eleanor sambil terus menangis dalam pelukannya.
Tak tahu perasaan dari mana datangnya, tiba-tiba saja, Hendery merasa ikut bersedih mendengar isak tangis yang keluar dari wanita ini.
"Tempat apa ini?" tanya Hendery seraya melepaskan pelukannya.
"Ini adalah tempat di mana kau dibunuh oleh Dries. Tepatnya satu tahun yang lalu. Tempat ini hanya aku dan Dries yang tahu. Kau sebaiknya ikuti aku. Kau basah kuyup begini," jelasnya pada Hendery. Mendengar nama itu membuat Hendery mengepalkan tangannya kuat-kuat.
Hendery mengikuti langkah Eleanor dengan telapak kaki yang telanjang tanpa alas. Ternyata tempat tadi mirip seperti gua. Di luarnya pun ada banyak pepohonan. Sepertinya, dia dan wanita ini sedang menyusuri hutan belantara.
"Apakah kita akan pergi ke rumahmu?" tanya Hendery.
"Tidak, akan bahaya jika kau datang ke rumahku," jawab Eleanor dengan cepat.
"Memangnya kenapa? Apa keluargamu jahat padaku? Oh iya, satu lagi, aku ini bukan Sargon. Namaku Hendery," ujar Hendery mencoba memberi penjelasan pada Eleanor tentang dirinya yang bukan Sargon.
"Bukankah nama panjangmu juga Hendery Ryker Sargon? Kau itu keturunan asli dari klan Zeeman dan klan Aezel. Apa kau lupa? Oh? Kau sepertinya terbentur sesuatu ya di dalam air. Jadi, kau hilang ingatan. Kau bahkan lupa denganku," cerocosnya sambil terus berjalan di depan Hendery.
'Hendery? Kenapa bisa sama namanya?'- tanyanya dalam hati.
"Klan Zeeman? Klan Aezel? Apa itu?"
Eleanor menganggukan kepalanya. Lalu, dia memasuki sebuah rumah tua yang sudah ditumbuhi banyak rerumputan hijau.
"Iya semacam suku. Sayang, klan itu sudah tinggal sedikit. Dan Ayah juga Pamanmu adalah keturunan terakhir dari klan itu. Merekalah yang pertama kali membuat wilayah yang asalnya bersuku-suku menjadi sebuah kerajaan seperti sekarang. Entah apa yang terjadi sebelum klan mu punah, Klanku mengisi kekosongan daerah kekaisaran Paxton. Sekarang, meski masih memakai sistem kerjaan, tapi kita sudah menciptakan beberapa penemuan baru berkat kehadiran bangsa alchemist dan bangsa elf," kata Eleanor dengan panjang lebar.
"L-lalu kau siapa? Kau berasal dari klan apa?" tanya Hendery dengan ragu.
"Aku? Aku ini kekasihmu. Namaku Eleanor De Bloem. Aku? Aku sebenarnya bukan asli dari wilayah Paxton. Aku dulu pendatang baru dari kerajaan Bloem Fee di wilayah utara. Beruntung orang-orang yang tersisa di sini mau menampung kami," jelas Eleanor lagi.
Mereka berbincang begitu banyak dan panjang lebar hingga Hendery tidak menyadari bahwa Eleanor sudah membawakan sebuah baju untuknya.
Aneh, tapi ini terjadi. Di dunianya, Hendery dan Elle juga sepasang kekasih. Sejujurnya, Hendery tidak terlalu mempercayai akan keberadaan dunia paralel seperti ini.
"Ini tempat kau dan aku sering bertemu? Atau tempat khusus milikmu?"
Eleanor tersenyum, dia seperti sangat bahagia sekali.
"Aku senang setelah kembali dari air, kau jadi banyak bicara. Heran aku dengan orang-orang yang mengatakan kau sudah tiada. Padahal, nyatanya kau sekarang bisa kembali," katanya. Eleanor menganggap bahwa Hendery itu benar-benar kekasihnya.
"Kau belum menjawab perkataanku sebelumnya," ucap Hendery.
"Ah itu! Ini adalah rumah tua yang pertama kali aku lihat. Bukankah dulu kau bilang ini tempat persembunyian rahasiamu dengan Dries ya?" Eleanor malah bertanya balik.
Hendery dengan perlahan membuka jaket dan baju yang dia kenakan. Membuat Eleanor memalingkan wajahnya.
"Aku pergi keluar dulu."
Sepertinya dia dari sana, banyak sekali pertanyaan yang memenuhi otaknya. Bebagai spekulasi pun bermunculan. Sambil memakai baju, sambil memikirkan apa yang sebenarnya tengah terjadi?
"Kau boleh masuk lagi. Aku sudah selesai," ucap Hendery sambil duduk di sebuah kursi yang terbuat dari kayu yang dibalut oleh busa empuk dan kain berwarna abu-abu.
"Wah, bajunya masih muat ternyata. Kau menginap semalam di sini tidak apa-apa kan?"
"Memangnya kau mau pergi kemana? Bukannya aku ini kekasihmu ya?" tanya Hendery dengan wajah polosnya.
"Aku harus pulang. Ayah dan kedua kakakku pasti akan mencari keberadaanku," balas Eleanor akan pertanyaan yang dilontarkannya.
"Bagaimana jika ada orang yang mencurigakan masukke rumah tua ini?"
Eleanor tersenyum manis mendengar penuturan Hendery yang terdengar sedikit aneh dari biasanya.
"Bukannya biasanya juga begitu? Ku jamin tidak akan ada orang mencurigakan atau orang jahat yang tahu tempat ini. Kan sudah kubilang hanya aku, kau, dan juga Dries yang tahu keberadaan rumah tua ini."
"A-"
Belum sempat Hendery bertanya lagi, dengan secepat kilat Eleanor berlari keluar. Lalu, mulai terbang dengan menggunakan sayap indahnya.
"Apa aku sedang bermimpi?" tanya Hendery pada diri sendiri. Dia pun mencoba membuktikannya dengan mencubit keras lengannya.
"Aw!" Hendery meringis Karena cubitannya terasa sakit. Dia terus menatap langit luar. Sampai
"Hebat juga ya kerjanya Ariane. Halo, kita bertemu lagi saudaraku," kata seseorang yang sangat familiar ditelinganya. Dia sudah duduk dengan tenang kursi yang tadi dia duduki.
.
.
.
To be continued..
Stokanim 💚💚💚💚💚
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top