Jurig 3 (Lampiran 1)
GRUP MONTASE AKSARA
DEPARTEMEN KERIWEHAN JURI(G)
PERIODE AGUSTUS 2024
Jakarta, 30 Agustus 2024
Lampiran : Satu
Hal: Tanggapan Tugas Tema Surealis
Yth. Para Penghuni.
Dengan hormat,
Sehubungan sudah ditagihnya hasil penilaian terhadap kegiatan rutin Montase Aksara, maka dengan ini saya—selaku salah satu penghuni Kawasan Juri(g) bulan ini—akan membeberkan hasil membaca yang sudah dilakukan secara (mudah-mudahan) serius. Tanggapan ini saya lakukan pascalahir keberanian dalam benak untuk memberi kesan dan (mudah-mudahan) pesan kepada para anggota yang sudah mendedikasikan waktu dan ide untuk memenuhi tugas. Baik, tanpa panjang lebar lagi, berikut hasil yang saya rangkum.
Diawali dengan cerpen berjudul Baca Aku. Cerpen ini, menurut saya, memiliki ide yang menarik. Berfokus pada tokoh utama dan buku yang bisa berbicara, plot diisi dengan rangkaian kebingungan tokoh serta kutukan yang menimpa dirinya. Gaya bahasa nyablak, sehingga emosi tokoh lebih terasa natural (dalam hal ini emosi negatifnya). Hanya saja, tanggapan tokoh yang diperlihatkan, menurut saya, terlalu biasa; kurang heboh untuk menghadapi buku terkutuk. Pace cerita juga terkesan cepat. Tap, tap, tap, selesai. Ada kesalahan juga dalam peletakan koma dan titik. Namun, cerpen ini—sepeti yang saya ketik di atas—sarat akan emosi. Cerita, menurut saya, bagus jika pembaca turut merasakan emosi di setiap plotnya. Pesan yang saya tangkap pun bagus. Bagaimana pun, apa pun, yang kita berikan ke orang lain akan menjadi tanggung jawab kita.
Untuk ke depannya saya rasa harus ada variasi dalam menjabarkan aksi tokoh. Tidak sebatas di dialog tag dan bisa lebih diperhatikan lagi tanda bacanya.
Sebelumnya perlu diingat bahwa skor surealis yang akan saya berikan bukan merupakan nilai keseluruhan (skor ini berdasarkan pemikiran objektif; pemahaman pribadi saya). Nilai keseluruhan bisa dicek di lampiran. Dan untuk tingkat surealis yang disajikan, skor dari saya 75. Saya berikan 75 karena merasa masih ada sekat. Kurang berbaur dengan realitas, jadi masih menimbulkan kesan fantasi. Terima kasih.
Kita beralih ke cerpen kedua yang juga memiliki ide menarik dengan judul Soul. Hasil investigasinya, abstrak (gambaran awal cerita) cerpen ini menarik, membuat penasaran. Dari awal hingga menjelang akhir, tidak terlihat benda mati yang hidup. Gong baru ada di bagian akhir. Plot yang dirangkai menarik, terutama pada perpindahan sudut pandang. Jadi lebih bisa melihat situasi dua tokoh. Pace juga tidak terburu-buru. Seperti yang saya ketik sebelumnya, ada gong di akhir, dan benar-benar membuat terkejut. Setelah maksudnya apa? Dunia fantasi, kah? Saya jadi paham kalau ini hanya permainan salah satu tokoh dan mereka hidup meski dalam dunia yang dikendalikan si tokoh. Lalu dari robot kucing yang dimiliki tokoh, sepertinya latar waktu yang dipakai adalah masa depan.
Saya tidak memiliki catatan khusus terkait intrinsik dari cerpen ini.
Sebelumnya perlu diingat bahwa skor surealis yang akan saya berikan bukan merupakan nilai keseluruhan (skor ini berdasarkan pemikiran objektif; pemahaman pribadi saya). Nilai keseluruhan bisa dicek di lampiran. Dan untuk tingkat surealis yang disajikan, skor dari saya 75. Menurut saya, gong yang ada di akhir memang memberi kesan kejutan, tetapi turut memberi kesan khayalan dan fantasi yang lumayan dominan. Terima kasih.
Cerpen ketiga yang berjudul Hide pun memberi efek kejut pada saya. Namun, bukan pada gong di akhir (di bagian tengah saya sudah tahu apa yang menimpa tokoh utama), melainkan pemilihan POV. Menurut saya, pemilihan sudut pandang pertama adalah keputusan yang tepat. Segala emosi yang dirasakan tokoh bisa saya rasakan juga. Cerita akan hidup, kalau pembaca turut masuk. Menurut saya, cerpen ini sudah hidup, tetapi secara pengetikan ada yang harus diperhatikan lagi. Pertama, terkait onomatope. Menurut saya akan lebih baik jika dinarasikan saja. Kedua, ada yang membuat saya bingung perihal penggunaan kata ganti orang ketiga. Pada saat si adik membawa makanan, ada dialog yang menunjukkan dia/nya berbicara dengan tokoh. Karena di paragraf sebelum itu si adik yang dipaparkan, saya pikir dia/nya merujuk pada si adik, ternyata bukan. Terdapat juga kata yang salah ketik. Meski begitu, perpindahan POV di bagian akhir menjadi titik balik dari cerita ini.
Untuk yang akan datang saya rasa harus diperhatikan lagi mengenai tanda baca. Menurut pemahaman saya, tanda seru tidak diikuti elipsis. Mungkin ingin memberi kesan dua atau tiga harakat, tetapi buat saya itu sedikit mengganggu. Lalu perpindahan POV dari satu ke tiga. Tidak salah. Hanya saja saya pikir akan lebih baik jika mempertahankan pemilihan POV satu, mengingat ini ranah cerpen.
Sebelumnya perlu diingat bahwa skor surealis yang akan saya berikan bukan merupakan nilai keseluruhan (skor ini berdasarkan pemikiran objektif; pemahaman pribadi saya). Nilai keseluruhan bisa dicek di lampiran. Dan untuk tingkat surealis yang disajikan, skor dari saya 75. Keadaan tokoh yang membuat saya berpikir masih ada sekat. Jadi, surealisnya bagian dalam khayalan tokoh. Terima kasih.
Bulan merupakan judul dari cerpen keempat. Konsep cerpen ini menarik. Plotnya juga membawa suasana yang berbeda; khas cerita anak. Ada pesan tersirat yang bisa saya tangkap. Menurut saya, kelebihan cerpen ini terletak pada permainan waktu dan juga emosi tokoh. Saya bisa merasakannya. Panik, takut, bingung, dan harus keluar dari labirin mimpi. Memang terkesan sepotong-sepotong, tetapi itu letak serunya.
Untuk yang akan datang saya sarankan agar menghilangkan tanda pisah di antara paragraf. Tambahkan saja dengan sedikit narasi sebagai penanda bahwa terjadi perubahan di waktu. Lalu, perhatikan juga kata sapaan. Pada bagian nenek memanggil tokoh dengan Nduk, harusnya kata nduk diawali dengan huruf kapital.
Sebelumnya perlu diingat bahwa skor surealis yang akan saya berikan bukan merupakan nilai keseluruhan (skor ini berdasarkan pemikiran objektif; pemahaman pribadi saya). Nilai keseluruhan bisa dicek di lampiran. Dan untuk tingkat surealis yang disajikan, skor dari saya 75. Mimpi yang dialami tokoh membuat surealis yang sudah dibangun sejak awal cerita, menurut saya, menjadi buram. Terima kasih.
Kita berlanjut ke cerpen kelima. Perjalanan Kaki, judulnya. Dari awal kata hingga kata terakhir, cerpen ini sangat memikat. Idenya menarik. Plot yang disusun pun sangat baik. Tidak ada celah. Saya sangat menikmati cerita ini.
Saya tidak memiliki catatan untuk cerpen ini.
Sebelumnya perlu diingat bahwa skor surealis yang akan saya berikan bukan merupakan nilai keseluruhan (skor ini berdasarkan pemikiran objektif; pemahaman pribadi saya). Nilai keseluruhan bisa dicek di lampiran. Dan untuk tingkat surealis yang disajikan, skor dari saya 75. Surealis yang saya mengerti dalam cerpen adalah yang berdampingan dengan realistis. Dalam cerpen ini saya merasa latar bukan lagi dunia nyata. Jadi, alih-alih surealis, menurut saya ini lebih pas masuk fiksi absurd. Memang dalam fiksi absurd ada racikan surealis yang juga (kadang) dicampur fantasi, tetapi (tetap) keyakinan saya pada karya surealis adalah beriringan dengan realistis. Terima kasih.
Berlanjut ke cerpen keenam, Rumah Seputih Darah. Idenya bagus dan dieksekusi dengan apik. Saya bisa merasakan pergolakan emosi tokoh yang tiba-tiba terdampar di dunia yang bukan dunianya.
Saya tidak memiliki catatan tambahan untuk cerpen ini. Saya menikmati membaca cerpen ini.
Sebelumnya perlu diingat bahwa skor surealis yang akan saya berikan bukan merupakan nilai keseluruhan (skor ini berdasarkan pemikiran objektif; pemahaman pribadi saya). Nilai keseluruhan bisa dicek di lampiran. Dan untuk tingkat surealis yang disajikan, skor dari saya 77. Menurut saya, bagian yang menarik adalah ketika tokoh menyadari dia tidak berada di dunianya. Percampuran itu yang saya sukai. Terima kasih.
Untuk cerpen tujuh dan delapan, Tuna Netra dan Ampersand, saya gabung menjadi satu. Saya suka dengan ide cerpen ini. Menjelajahi lukisan dengan melibatkan para tokoh, sehingga tertangkap gambaran fantastis dalam khayalan saya. Juga perihal ampersand, ini pertama kali saya tahu mengenai hal ini. Ternyata memang benar kata pepatah, "Semakin banyak kamu tahu, semakin banyak yang kamu tidak tahu." Lalu, pesan dan emosi dari cerita ini bisa saya rasakan. Manis, asem, dan kembali manis.
Saya tidak mempunyai catatan tambahan atas cerpen ini.
Sebelumnya perlu diingat bahwa skor surealis yang akan saya berikan bukan merupakan nilai keseluruhan (skor ini berdasarkan pemikiran objektif; pemahaman pribadi saya). Nilai keseluruhan bisa dicek di lampiran. Dan untuk tingkat surealis yang disajikan, skor dari saya 75. Saya merasa masih ada sekat. Apa yang dialami tokoh, dalam pandangan saya, terpisah dari realitas. Seolah membentuk dunia fantasi sendiri. Terima kasih.
The Tree of Life menjadi kakak dari cerpen terakhir kita. Saya merasa ini adalah cerpen paling singkat bulan ini, tetapi memiliki emosi yang penuh. Plot yang dirangkai di awal membuat penasaran dan cerita ditutup dengan hal manis sekaligus menyakitkan.
Untuk yang akan datang menurut saya perhatikan lagi tentang elipsis. Hakikatnya, elipsis digunakan untuk menghilangkan kata, bukan sebagai penanda harakat huruf terakhir dari sebuah kata.
Sebelumnya perlu diingat bahwa skor surealis yang akan saya berikan bukan merupakan nilai keseluruhan (skor ini berdasarkan pemikiran objektif; pemahaman pribadi saya). Nilai keseluruhan bisa dicek di lampiran. Dan untuk tingkat surealis yang disajikan, skor dari saya 75. Saya merasa ada sekat. Apa yang dialami tokoh benar-benar mimpi (saya menyimpulkan ini karena tokoh tidak sadarkan diri), sedang surealis bukan sekadar mimpi. Surealis menyatu dengan realitas dalam cerita. Tercampur menjadi satu cerita. Itu pemahaman yang saya pegang. Terima kasih.
Roe yang Kesepian menjadi cerpen penutup di kegiatan rutin grup bulan ini. Bisa saya simpulkan, cerpen ini memiliki ide cerita yang bagus. Kemasannya pun dibuat menarik dengan menjadikan benda sebagai tokoh utama. Namun, narasi yang disusun, menurut saya, memberi kesan penuh. Penuh akan kata, penuh akan informasi. Pace, menurut saya untuk cerpen ini, terasa lambat (mungkin karena narasi dalam paragraf yang panjang) tetapi juga cepat. Tap, tap, berakhir. Dan siapa gadis yang tiba-tiba muncul di akhir? Walau begitu, kesan kesepian tokoh dapat saya rasakan. Lalu, saya merasa bahwa ini akan menjadi akhir yang lebih baik, jika tokoh dibiarkan tetap terkubur, dan tidak ada karakter lain yang muncul.
Untuk yang akan datang saya menyarankan agar paragraf yang disajikan bisa dibuat lebih efektif. Mungkin bisa menerapkan satu paragraf, satu info. Contoh, satu paragraf tentang latar, paragraf kedua tentang kesepian si tokoh. Agar terkesan tidak menumpuk.
Sebelumnya perlu diingat bahwa skor surealis yang akan saya berikan bukan merupakan nilai keseluruhan (skor ini berdasarkan pemikiran objektif; pemahaman pribadi saya). Nilai keseluruhan bisa dicek di lampiran. Dan untuk tingkat surealis yang disajikan, skor dari saya 75. Saya merasa bahwa ini bukan surealis. Cerpen ini lebih ke fantasi. Hal ini didasarkan pada pengambilan sudut pandang. Surealis, buat saya, tetap berdampingan dengan realistis. Meski abstrak, tetap ada manusia sebagai lakon dan kehidupan nyata sebagai latar. Terima kasih.
Demikian tanggapan ini saya buat. Saya membuat ini di sela-sela menjadi budak. Sehingga, bilamana Saudara menemukan kesalahan dalam pengetikan, saya terbuka untuk dikritik (balik).
Apa yang saya sampaikan akan menjadi catatan untuk saya juga. Terima kasih atas perhatian Saudara dan terima kasih (yang sangat spesial) kepada anggota yang sudah mengirimkan cerpen. Semoga kita semua menjadi manusia yang kaya (hati dan harta).
Sekian.
Anggota Keriwehan Juri(g)
(The Loyal Servant)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top