Jurig 1

Baca Aku (85)

Aku suka karena bahasanya dikemas dengan gaya 'gaul' yang familiar dengan bahasa kita sehari-hari, jadi benar-benar enak untuk dibaca oleh siapa saja. Bahkan yang nggak suka membaca pun akan tetap nyaman membaca cerpen ini, terutama di permulaan cerpen. Sebagai pembuka, cerpen ini cocok sebagai contoh untuk teman-teman yang masih kebingungan tentang cerpen surealis. Namun, beberapa selipan kata kasar dan genrenya yang rada thriller mungkin memang agak kurang nyaman bagi beberapa orang. Termasuk bagiku pribadi, tapi masih dalam batas yang bisa aku terima.

Sial banget si Nad ditumbalin sama temennya sendiri. Konsep surealisnya menarik, pesan moralnya untuk kita, mungkin, jangan terlalu percaya sama teman sekantor?

Apa pun itu, aku cukup terkesan dengan cerpen yang satu ini. Mungkin masih ada beberapa kaidah kebahasaan yang keliru, tapi aku hampir tidak terlalu memperhatikannya karena terlalu fokus ikut pusing dengan apa yang dibaca oleh Nad. Baiklah, terima kasih karena telah mengikuti tugas bulan ini dengan cukup baik!

Soul (91)

Di paragraf awal, dijelaskan bahwa kamar itu hanya ada meja rias, meja, dan sofa. Jadi, aku agak bingung ketika tiba-tiba Joy mengambil parfum dari bawah tempat tidur. "Oh, ternyata ada juga tempat tidurnya."

Di luar kebingungan itu, aku menemukan konsep ceritamu sangat menarik, kamu berhasil menimbulkan rasa penasaran pembaca di bagian '... tetapi ia sama sekali tidak mendengar Ren'. Kenapa? Apa yang terjadi pada Ren? Bukannya mendapat jawaban di babak selanjutnya, pembaca malah semakin dibuat penasaran dengan reaksi Joy.

Kalimat 'dan batu dan prisma' apakah itu kesalahan ketik?

Setelah membaca keseluruhan cerpen, aku kaget karena aku sendiri terhanyut dengan alur yang dibuat oleh penulis. Cara penulis mendeskripsikan petualangan ketiga anak itu sukses membuat dahiku berkerut sepanjang cerita. Kuakui, membaca cerpen ini butuh fokus yang penuh agar bisa memahaminya secara utuh. Menarik, membuai, dan mencengangkan, itulah tiga kata yang mewakili reaksiku terhadap cerpen ini. Awalnya, aku pikir kalimat yang ada di pembukaan cerpen itu ditujukan kepada Joy yang membuat parfum. Ternyata aku terkecoh, ending-nya plot twist banget!

Terima kasih sudah mengikuti tugas bulan ini dengan baik!

HIDE (80)

Sebelum mulai mengomentari isi cerpen, aku mau bilang, kalau masih ada beberapa kesalahan ketik pada cerpen ini, semoga di lain waktu kamu punya waktu luang untuk memeriksa kembali tulisanmu sebelum dikumpulkan.

Aku tidak yakin apakah cerpen ini bisa dikategorikan sebagai cerpen surealis, menurutku, sudut pandang orang yang mengalami Skizofrenia tidak bisa disebut sesuatu yang surealis. Karena hal itu hanya dialami dalam pikiran si penderita. Namun, terlepas dari hal itu, aku mau mengapresiasi kamu karena telah menuliskan cerpen yang cukup menarik untuk meramaikan event bulan ini. Kamu berhasil memicu rasa penasaranku di awal, tadinya aku pikir konsep ceritanya akan sama dengan Rapunzel yang dikurung penyihir di atas menara. Rasa penasaranku terjawab di akhir, kenapa si tokoh utama berpikir bahwa mereka adalah temanku dalam kegelapan.

Terima kasih karena telah mengikuti event bulan ini dengan baik!

Bulan (98)

Bulan benar-benar terasa surealismenya, mungkin akan menjadi favoritku di antara cerpen yang lain. Aku memang lemah banget deh dengan penggunaan diksi yang menawan seperti ini. Jadi, aku tidak bisa berkomentar banyak, karena sejak kalimat pertama, aku langsung tersedot ke dalam ceritanya. Pengulangan yang terjadi berkali-kali juga seakan menegaskan kesan surealis yang ada di cerpen ini. Jika lain kali ada yang bertanya padaku soal cerpen surealis, aku tidak akan ragu untuk langsung menyodorkan cerpen ini. Dibanding cerpen-cerpen yang lain, aku merasa flow cerpen ini yang paling pas, sehingga pas membacanya sama sekali tidak merasa sedang terburu-buru, juga tidak terlalu santai. Kata yang dipilih juga bersinergi satu sama lain sebagai satu kalimat utuh, jadi tidak sulit untuk dipahami olehku pribadi. Aku cukup membacanya satu kali untuk bisa langsung mencerma maksud dari kalimat yang tertulis. Good Job!

Perjalanan Kaki (87)

Aku yang punya trust issue dari awal udah enggak percaya sama si professor, omongannya udah kayak tim marketing MLM. Ceritanya menarik, meskipun aku agak kecewa karena ternyata kaki yang sempurna itu malah jadi tumbal, bukannya membawa Madi jalan-jalan keliling dunia. Gaya bahasa yang digunakan penulis juga membuatku pribadi nyaman membacanya. Aku cuma agak sedikit ragu, apakah cerpen ini bisa dimasukkan ke dalam kategori surealis? Menurutku lebih ke cerita fantasi saja, tapi entahlah. Di luar itu, aku apresiasi usahamu untuk menyumbangkan karya terbaikmu di event bulan ini. Terima kasih!

Rumah Seputih Darah (95)

Cerpen ini mungkin bukan favoritku. Bukan. Bukan karena ceritanya tidak menarik atau tidak sesuai, tetapi, sampai akhir pun aku tidak menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang melintas di kepalaku sejak aku membaca cerpen ini. Meski dengan dahi berkerut, aku tetap bisa menyelesaikan cerpen ini sampai akhir dan menemukan bahwa di antara cerpen-cerpen lainnya, aku menemukan pesan yang sangat dalam di cerpen ini. Tentang pengorbanan, tentang menjadi tahu diri, dan tentang membalaskan rasa terima kasih. Meskipun otakku mungkin tidak sampai pada kesimpulan sampai akhir, syukurnya aku bisa membaca cerpen ini secara utuh. Terima kasih sudah ikut serta pada event bulan ini!

Tunanetra (83)

Cerpen ini boleh juga. Minim kesalahan ketik. Pada akhirnya, aku mengerti mengapa cerpen berjudul Ampersand tercipta. Tulisan ini mengingatkanku pada iklan komersial sebuah brand kopi lokal. Sangat penuh dengan kejutan! Walaupun awalnya ada tragedi yang menyedihkan, petualangan dalam lukisan ini sungguh dapat memberikan penghiburan untuk Gianna. Good Job!

Ampersand (79)

Sama seperti salah satu cerpen di atas, aku menemukan beberapa kesalahan ketik yang cukup mengganggu di beberapa kalimat. Alur yang melompat dari satu situasi menuju situasi lainnya membuatku teringat pada beberapa mimpi absurd yang pernah kualami. Aku sempat berpikir bahwa mungkin saja itu memang hanya mimpi atau halusinasi yang Algi alami akibat penyakit mental yang dialaminya, tapi sepertinya bukan. Konsep yang diambil cukup menarik, berpetualang di dalam lukisan. Petulangan Algi dan Gianna cukup menarik untuk diikuti, gaya penulisannya juga ringan, enak untuk dibaca sampai akhir. Fakta bahwa Gianna adalah seorang tunanetra cukup membuatku kaget, karena informasi ini terkesan tiba-tiba (Ini disebabkan karena aku terlebih dulu membaca Ampersand, baru Tunanetra. Jadi, aku tidak tahu bahwa cerpen ini adalah lanjutan dari cerpen yang sebelumnya).

Lebih daripada itu, pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dapat ditangkap dengan baik olehku selaku pembaca. Terima kasih karena sudah ikut serta dalam event kali ini!

The Tree of Life (74)

Ada sedikit kesalahan ketik, beberapa kalimat kurang efektif seperti, '... habisnya usianya...', ada beberapa Aku dalam satu kalimat yang sebenarnya bisa dibuat lebih efektif lagi. 'kulit yang perlahan menurun'?

Baik, aku sudah selesai membaca keseluruhan cerpen ini. Namun, sepertinya, ini bukan cerpen surealis? Aku agak sedikit kecewa karena menemukan beberapa kesalahan minor yang semestinya bisa dihindari jika kamu lebih teliti lagi. Kemudian, apakah si tokoh utama pada akhirnya meninggal dunia, lalu melihat semua itu setelah dia tiada? Jika ya, maka menurutku cerpen ini sama sekali tidak bisa masuk dalam kategori surealis.

Jangan khawatir, aku tetap akan mengapresiasi kerja kerasmu karena sudah mau ikut meramaikan event bulan ini. Sebenarnya, aku suka dengan ide cerpenmu. Jika saja cerpen ini diselipkan sedikit 'nyawa', mungkin aku bisa bersimpati dengan si tokoh yang ditinggal mati oleh kekasihnya. Namun, karena cerpen ini dibuat menggunakan sudut pandang aku, semuanya jadi hanya terpusat pada argumen si aku, tanpa diikuti dengan pengambaran suasana dan 'rasa' di sekitarnya. Sebagai pembaca, aku jadi kesulitan untuk bersimpati dan masuk ke dalam kisah ini.

Terima kasih sudah mengikuti event bulan ini, semangat!

Roe yang Kesepian (75)

Menurutku, paragraf yang ada di awal-awal cerpen ini agak terlalu panjang untuk dibaca di WP. Mungkin lain kali bisa lebih disesuaikan lagi. Untuk keseluruhan isi cerita, menurutku diksi yang digunakan cukup bagus, hanya saja susunan kalimatnya agak terlalu kompleks sehingga aku pribadi kesulitan untuk mencerna kalimat-kalimat yang disuguhkan hanya dengan satu kali baca. Konsep ceritanya menarik, tapi alih-alih surealisme, menurutku cerpen ini lebih condong ke arah fantasi, sebab mengambil sudut pandang Roe yang merupakan benda, lalu ia dibuat bisa berbicara. Aku tidak melihat sisi surealismenya. Namun, terima kasih karena telah bekerja keras untuk mengikuti event bulan ini. Good Job!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top