25. Ramalan

Sepi.

Budi meniup mi rawit telor spesial level sepuluh buatan Pak Johan. Aku pasrah, hanya menerima cipratan kuahnya saja.

Kemeja ungu gelapnya basah.

"Jangan menyerah, akan ada kerjaan yang pas untukmu." 

"Bapak meramal saya? Nama saya sudah berarti ramalan yang baik, tapi saya selalu gagal mencari pekerjaan."

Pak Johan menyodorkan dua gelas es teh, Budi segera menyesapnya satu. Sedangkan satunya, diletakkan di sebelahku. Hampir membasahiku.

"Saya bukan peramal. Kebetulan tadi melihat yang kamu letakkan di sebelah gelas."

Budi menatapku, mungkin baru sadar kalau aku penting untuk mencari pekerjaan.

Mencari uang untuk keluarganya.

Ada ibu dan adik-adiknya yang menunggunya pulang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top