1. Pengantin


Ada yang tidak beres.

Seharusnya dia ada di sini,

sibuk membaca buku dan memainkan ponsel berguling-guling di atas kasur.

Atau serius menatap laptop membawa sekantong keripik, lalu keluar mencari sebungkus nasi goreng atau tahu tek tek.

Setiap malam dia tidak pernah absen mengajakku bermain.

Kadang siang hari jika dia libur bekerja.

Tangannya yang lembut bertaut dengan denting tubuhku. Aku melengking manakala dia mengusap bagian bawah tubuhku dengan kasar.

Tapi kali ini dia tidak ada di sini.

Sejak pagi lelaki seperempat abad itu sibuk berdandan, memantulkan bayangan tubuhnya di depan kaca tanpa mempedulikanku yang terdiam di sudut kamar. Wajahnya berseri, tak henti melengkungkan bibir.

Sebagian baju-bajunya telah berpindah ke dalam koper, termasuk beberapa buku kesukaannya.

Aku cemberut, tapi dia tetap tersenyum saat pandangan kami bertabrakan. Dia bilang jika sekarang hari yang paling spesial baginya.

Aku masih membisu, tidak tahu harus berbicara apa. Sebuah prasangka buruk tiba-tiba melintas.

Dia tidak akan kembali lagi ke sini.

Malam hampir usai, dan dia tidak datang.

Aku ingin menangis,

menjerit

dan menyerukan namanya.

Tapi aku tidak bisa.

Takdir menuntutku hanya bisa diam menerima semua perlakuannya.

Aku terbangun ketika matahari menusuk tepat saat pintu kamar terbuka. Entah sudah berapa lama aku menangis hingga tertidur. Tapi yang kulihat saat ini seperti mimpi.

Dia datang.

Dia tersenyum padaku.

Dia memelukku.

Dia memakaikan baju baru untukku.

Dan dia membawaku keluar.

Oh, sepertinya kami akan kencan untuk yang pertama kalinya.

Ke mana dia membawaku?

Sebuah pesta yang megah, lengkap dengan lautan manusia.

Dia tersenyum, duduk memangku tubuhku di atas panggung.

"Aku ingin mempersembahkan sebuah lagu, khusus untuk pengantinku."

Hatiku bergemuruh, dia memegang erat tanganku. Sapuan jemarinya membuatku tertawa lirih, kami berdendang bersuka cita.

Tepuk riuh menutup suaranya yang merdu. Dia berdiri, membungkukkan tubuh, lalu berjalan menuju pelaminan.

"Inikah gitar kesayanganmu, Sayang?"

Dia mengangguk lalu mencium wanita itu. Pengantinnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top