5
"Tsukishima bukan orang jepang." Semua yang berada disana menatap Kiyoko dengan tanda tanya. Bahkan Hinata kejatohan bola yang di toss oleh Kageyama padanya.
"Maksud?" Tanya Suga tak paham. "Emang sih dia pirang dan putih pucet kayak bule, tapi kurasa dia orang jepang."
"Aku mendengarnya berbicara bahasa asing," ujar Kiyoko mantapu. Ia kembali ke posisi, mengambil papan jalan yang ia titipkan ke Yachi dan mengerjakan tugas manejer lagi.
"Bahasa apa itu, Shimizu-san?" Tanya Ennoshita.
"Entahlah, bahasa eropa sulit dibedakan kau tahu," jawab Kiyoko santai tapi masih serius "yang jelas aku tahu itu bukan bahasa Asia, mungkin Italia? Ia menyampurkan bahasa asing itu dengan bahasa jepang, kayak anak JakSel kalau ngomong campur inggres. Dan Yamaguchi-san juga memakai bahasa yang sama, mereka berkomunikasi,"
"Kalau gitu yang dicurigai harusnya Yamaguchi-sannya gak sih?" Noya menimpali.
"Aku tidak tau juga..." Pada akhirnya anggota Karasuno malah menggosipi orang yang cuma sedang mengobrol di belakang gym. Tsukishima kembali tak lama, pergosipan pun dihentikan.
"Aku kembali." Ia dan Yamaguchi dibelakangnya kembali ke gym, semua langsung pura-pura biasa, padahal lagi jedag-jedug karena takut ke-gap lagi gibah.
"Jaa... Tsukki, aku sudah mendapat peta sekolah, aku akan jalan-jalan dulu ya," Yamaguchi membuka handphonenya, disana sudah terpampang peta Karasuno yang ia cari lewat internet.
"Oh, iya... Kalau kau mau pulang duluan tidak apa, dari pada lama menungguku."
"Baiklah, dah Tsukki dan anggota Karasuno VBC," Yamaguchi melambai dibalas oleh Hinata dan Noya yang memang selalu ramah pada siapapun. Juga Kiyoko dan Yachi karena sesama perempuan. Setelah Yamaguchi pergi, kini giliran Tsukishima yang dibanjiri pertanyaan seperti:
"Tsukishima, Yamaguchi itu siapamu?"
"Dia anak mana?"
"Apa dia akan pindah ke Karasuno?"
"Apa dia suka voli juga?"
Dan lain sebagainya, Tsukishima pusing mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari rekan setimnya, ia pun meminta mereka berhenti, dan menanyakannya satu-satu.
"Oke cukup pertanyaannya aku jawab satu persatu. A. Yamaguchi adalah tetanggaku, kami sering bermain bersama saat masih kecil, singkatnya teman masa kecil..." Tsukishima menarik napas, yang lain masih menatapnya meminta jawaban. "B. Dia anak mana, anak sini, kota ini, Miyagi, Sendai, Jepang. Jika yang kalian maksud adalah dimana ia bersekolah maka jawabannya tidak, ia bersekolah dirumah dengan guru privat."
"Kenapa dia tidak sekolah?" Tanya Hinata.
"Simpan itu nanti. C. Dia akan pindah ke Karasuno, yes. Lalu D. Dia suka voli, ia bermain voli denganku, ayahnya adalah pemain voli saat SMA katanya." Yang lain mengangguk paham, Hinata mengangkat tangannya.
"Kau belum jawab pertanyaanku Tsukishima!"
"Alasan kenapa ia tak bersekolah, ya jangan tanya padaku lah, aku hanya tahu dulu ia tidak bersekolah karena masih belum fasih berbahasa jepang malah bisa dibilang tidak bisa bahasa jepang..." Jawab Tsukishima ketus, kenapa sih kok pada kepo banget sama teman sebelah rumahnya ini?
"Tsukishima-kun maaf tapi apakah Yamaguchi-san itu orang asing?" Tanya Kiyoko penasaran "aku tadi mendengar kau dan ia berbicara bahasa lain."
"Ah... Memang, dia half Prancis, dulu hanya aku teman yang dimilikinya, karena Yamaguchi tidak bisa bahasa jepang jadi akulah yang belajar bahasanya dengan syarat ia juga belajar bahasaku... Jadinya ya kebiasaan," Mendengar itu Kiyoko jadi baper, ya ampun Tsukishima yang itu, yang garem itu, ternyata seorang soft boy jika bersama Yamaguchi.
"Kau serius tak punya hubungan dengannya?" Tanya Suga ragu.
"Kami bersahabat Suga-san,"
"Bukan maksudnya, apa kalian tidak dijodohkah atau kalian tidak ada rencana untuk membangun keluarga dimasa—"
"S-Suga-san pemikiranmu terlalu jauh, aku dan Yamaguchi cuma teman..." Jawab Tsukishima sambil membuang muka, ia tak ingin wajahnya yang memerah terlihat oleh rekan setimnya. "...mungkin...."
"...."
"CIE—"
"Berisik." Belum sempat Hinata melanjutkan sorakannya, sudah dipotong oleh Tsukishima. Mereka kembali latihan, sementara Yamaguchi berkeliling sekolah. Kageyama dan Hinata lanjut berlatih serangan cepat. Ditengah-tengah latihan mereka mengobrol tentang cewe yang baru saja bertemu dengan mereka, yang tak lain dan tak bukan adalah Yamaguchi sendiri.
"Kata gue ya Kags, Yamaguchi kok cakep banget ya? Kek cantik cuma imut gitu gak sih?" Ini Hinata yang lagi minum.
"Kata gue juga, cakep njir. Kebagusan buat Tsukishima." Kageyama menimpali, dia juga lagi minum.
"Pengen akrab deh, ntar kalo masuk Karasuno pepet ah,"
"Heh niatnya..." Kageyama menggetok kepala Hinata dengan botol minum. Mereka asik ngomongin Yamaguchi di lain tempat ada yang merasa panas hati, ia siapa lagi kalau bukan Tsukishima. Saking keselnya Tsukishima membloking spike Tanaka sampe mental.
Tapi benar juga sih, visual Yamaguchi memang manis dan cantik bersamaan, ditambah dengan frecklesnya, badan yang cukup tinggi untuk ukuran perempuan dan kepribadian yang baik pasti akan langsung dilirik oleh laki-laki. Dan mungkin juga perempuan yang mengidolakannya.
Rasanya memikirkannya saja sudah membuat Tsukishima sebal, ia ingin Yamaguchi banyak berteman. Tapi ia juga tidak ingin kalau saingannya harus tambah banyak. Malas mengurusinya. Apalagi Tsukishima bukan orang yang 'gerak cepat' dalam urusan percintaan. Ia pasti akan menunggu, mencari tahu dulu apakah orang yang dia sukai membalas perasaannya, barulah ia konfes. Kalau tidak ada tanda-tanda akan dibalas maka Tsukishima tidak konfes. Takut ditolak katanya.
Ia mendongakan kepalanya menatap langit-langit gedung olahraga. Ia senang akhirnya Yamaguchi diperbolehkan untuk bersekolah, ia memuji dirinya sendiri atas usahanya membujuk Tadashi dan Yamaguchi-san untuk menyekolahkan Tadashi. Akhirnya setelah Tadashi fasih berbahasa jepang, Yamaguchi-san memperbolehkannya bersekolah di Karasuno saat semester 2 nanti.
Tidak bisa berhenti senyum-senyum sendiri, Tsukishima kembali melanjutkan latihannya. Ia harap Yamaguchi juga akan masuk ke klub voli entah sebagai manejer atau ikut di voli putri.
Tepat jam 7 malam mereka selesai latihan, Tsukishima berpikir, kalau seperti ini sih pasti Yamaguchi tidak menunggunya. Ya kali ia menunggu sampai matahari terbenam. Orang tuanya pasti tidak mengijinkan ia keluyuran malam-malam.
Selesai mengganti bajunya, Tsukishima turun dari ruang klub, dan jalan duluan ke gerbang. Matanya tertuju pada sesosok gadis yang sedang bersandar di pagar sekolah.
'Masa iya Yamaguchi nunggu selama ini?...'
Ia mencoba menerka siapa itu, yang pasti bukan kunti. Gadis itu menoleh saat melihat Tsukishima mendekat.
"Tsukishima-kun!"
Ah, sial.
"Apa maumu?" Tsukishima mendelik tak suka. Gadis itu, Aiko Yoshioka, gadis yang sering cari perhatian padanya. Gadis itu menempeli Tsukishima hampir setiap hari membuatnya amat risih. Rasanya kayak ketempelan jin bahkan lebih parah.
"Aku suka kamu yang acuh gitu." Jawabnya sambil menggelayuti tangan Tsukishima. Tsukishima menepis.
"Menjauh, aku mau pulang."
"Pulang bareng?? Aku tadi habis pelajaran tambahan, sekalian nungguin kamu ehehe,"
"Ga. Pergi. Sekarang."
Ingin rasanya ia memukul mundur Aiko, tapi ingatkan bahwa Tsukishima tidak pernah dan tidak akan pernah memukul wanita. Ia masih tau kalau wanita itu rapuh dan harus diperlakukan dengan baik. Tapi kalau sudah seperti ini, siapa sih yang gak mau nabok?
Moodnya yang sedang naik karena Yamaguchi akan masuk sekolah yang sama dengannya, langsung jeblok begitu saja karena kehadiran seseorang yang sangat tak disukainya.
Satu hal yang ia tau akan terjadi, lewat di kepalanya. Apa jadinya jika Yamaguchi melihatnya bersama Aiko? Gadis hijau itu pasti akan salah paham.
Sepertinya ia harus segera menyingkirkan Aiko. Secepatnya kalau bisa. Ia tak ingin Yamaguchi bertemu dengannya, ia takut akan ada hal buruk menimpa Yamaguchi.
Oke, bagaimana cara menyingkirkannya?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top