─̸᰷᰷─²

Kita akan terus terbang hingga mencapai batas

-

"Wow— baiklah kusuka rotinya"

"Sudahku bilang bukan? Haha"

-

"Hey [Name], apa kau ingin ikut turnamen?"

"Eh? Turnamen monkart? Ku rasa tidak dulu"

"Hee?! Kenapa? Kami ingin melihat seberapa hebat kekuatanmu!"

"Kami? Kau saja Jin"

"Tidak tidak, aku sedang dalam masa penyembuhan"

"Penyembuhan? Apa kau terluka? Bagian mana yang terluka?"

Tampak terlihat teman masa kecilnya ini– Louis kini tampak panik didepan banyak orang– i mean teman

[Name] hanya menunjuk kearah kepala, lalu kedada..

"Aku baik-baik saja.."

"Lii lii lii.."

"Cecilia bilang [Name] sedang ada masalah dengan mentalnya. Perlombaan terakhir dalam kondisi yang tak baik membuatnya direndahkan oleh banyak orang.."

"Jadi masalahnya seperti Michael sebelumnya ya.."

-

"Hey, mau seberapa banyak kau buat pesawat kertas itu lalu dihancurkan begitu"

"Sampai.. Sampai.. Sampai.. Entahlah.."

"Kau lebih baik beristirahat saja dan menonton turnamen bersama yang lain, sebentar lagi giliran ku"

Gumpalan kertas itu terpungut satu demi satu dan ditaruh ketempat peristirahatan terakhirnya.

Sorak ramai terdengar dari tempat dimana turnamen sedang berlangsung dimana para monkart dan partnernya bisa menunjukkan keunggulan dan kehebatan milik mereka

[Name] sendiri lebih suka menjadi yang kedua atau yang ketiga. Menjadi yang pertama itu tidak selalu menyenangkan.
Apalagi jikalau dunia meminta dirinya terus menjadi yang pertama

Belum lagi jika sudah menjadi korban pelecehan saat kecil yang membuatnya paranoid, syukur saja semuanya mulai membaik setelah beberapa tahun berlalu

Rasa sakitnya mungkin hilang, tapi apa yakin bekas dari rasa sakit itu akan hilang?

-

"Apa perasaanku saja atau [Name] memang sering membuat pesawat kertas dan dibawa kemanapun?"

"Kau benar Sena"

-

"Maaf aku kalah"

"Itu tidak masalah Louis, yang penting usaha dan proses. Hasil itu tak masalah"

"Ya.. Aku akan menjadi lebih baik!"

"Tentu saja!"

-

Senja telah menyampaikan pamitnya dengan indah dan lembut kepada penghuni dunia ini. Biarkan bintang dan bulan menerangi malam yang dingin ini

Sekumpulan pemuda yang sedang memasukkan masa remaja berjalan bersama setelah selesai menikmati makan malam

Gelak tawa selalu ada diantara mereka, banyak yang terlalu hari demi hari setelah bertemu

"Jadi, apa hubunganmu dengan [Name], Louis?"

"Ah?"

Sebagian orang pasti ada yang tidak nyaman jika ada didalam adegan tersebut, harus memastikan jawaban yang tepat atau ucapkan selamat berjuang untuk menerima nasib

"Kami hanya sahabat dari kecil"

"Masa? Baiklah kalau begitu [Name] nya buat aku saja ya!"

"Maaf, aku merasa tak sudi bersama denganmu Rydin"

"Ah, tak apa! Masih banyak wanita di dunia ini yang ingin bersama denganku!"

"Hanya sedikit"

"Yaa, kasihan"

-
Berdiri dibalkon penginapan yang disewa. Mereka ikut berkelana ke berbagai kota bersama yang lain

"Apa kau ingat awal dimana kita bertemu?"

"Huh?"

Dipertemukan di sebuah taman saat masih kecil, Louis yang berkeliling taman sekitar mansion milik rumah kenalan ayahnya

Saat ia sampai disebuah taman bunga, tampak pesawat terbang meluncur kearahnya. Jatuh didepan kakinya

Seorang gadis kecil berlari kearahnya dengan surai terurai.
"Maaf! Terimakasih telah menangkapnya!"

"Ah, ya.."

"Apa kau anak dari temannya ayah yang berkunjung?" Ucap gadis kecil tersebut sembari menunjuk dimana ada dua orang pria yang duduk membicarakan entah apa

"Ya, aku Louis De Broglie ke empatbelas. Senang bertemu denganmu.. Eh?"

"Ow! Aku.. Aku [Fullname] dari keluarga [Surname]! Panggil saja [Name]! Senang berkenalan denganmu Louis!"

"Ya.. Aku juga. Kau.. Eh.."

"Eh? Ah! Ingin belajar membuat pesawat kertas ya, ayo ke pohon disebelah sana! Kita akan buat yang banyak dan menerbangkannya bersama!"

Menarik tangan sang pemuda menuju pohon Jacaranda yang daun dan bunganya tertiup oleh angin

Menyenangkan jikalau menikmati hari bersama seseorang yang baru.

"Ya, itu sangat manis"

"Pertemuan yang hanya berawal dari kunjungan orangtua kita menjadi pertemuan antara kita melalui pesawat kertas"

"Ku harap kita akan terus bersama.."

"Ya.. Aku juga.."

Biarkan daun daun itu jatuh dari pohonnya
Biarkan sang angin membawa pesawat itu pergi hingga penerbangan terakhir
Baswara bersama renjana

[The end]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top