#32 : Chat

Berapa di samping seorang Stefan Olsen, mungkin adalah cita-cita dari para gadis yang memang memuja pemuda tampan nan mapan tersebut. Tapi, sepertinya itu tidak berlaku untuk seorang Taylor Swift, yang sudah dua tahun belakangan berstatus sebagai tunangan dari bujangan paling diinginkan di tahun ini.

Berada di samping Stefan sama saja seperti berada di dalam neraka, setidaknya itulah yang berada di dalam pikiran gadis cantik nan modis yang cukup terkenal akan bakatnya dalam menulis lagu dan keramahannya kepada siapapun.

Stefan tak sebaik yang orang-orang bayangkan. Ya, secara fisik, siapa yang mengatakan jika seorang Stefan Olsen itu buruk rupa? Tidak. Secara fisik, dia memang tampan. Seorang pemuda bertubuh tegap, dengan rambut pirang dan kumis tipis di atas bibir merah muda penuhnya. Dia tampan dan punya pesona untuk memikat para kaum Hawa.

Mereka hanya tahu Stefan secara fisik, tidak tahu bagaimana sikap dan sifat pria tersebut saat tak sedang menjadi sorotan. Tatkala hanya berdua dengan Taylor,  gadis yang berstatus sebagai tunangannya.

“Hubungi aku setelah kau sampai kamar. Jangan lupa makan malam dan beritahu aku, apa menu makan malammu.” Stefan berkata panjang lebar, sesaat setelah memarkirkan mobil mewahnya tepat di pintu gerbang kediaman Swift.

Tanpa menoleh ke pemuda itu sedikitpun, Taylor berkata, “Ya.”

Stefan menghela nafas dengan tak sabaran, sebelum mendekat dan menjambak rambut gadis itu, membuat Taylor meringis dan segera berbalik menatap pemuda tersebut.

“Sudah berapa kali kukatakan? Aku tak suka, saat aku bicara, perhatianmu terfokus pada yang lain. Saat aku bicara, tatap aku! Jangan yang lain!” bentak Stefan.

Taylor menggigit bibir bawah dengan takut sebelum mengangguk patuh. Stefan melepaskan tangannya yang menjambak rambut pirang Taylor tadi. Pemuda itu tampaknya juga tengah berusaha menahan amarah berlebihannya.

“Cepat ke luar sebelum moodku bertambah buruk!”

Stefan kembali memerintah, dengan nada keras. Buru-buru, Taylor meraih tas kecilnya dan membuka pintu mobil. Tanpa mengucap banyak kata, Taylor ke luar dari mobil dan berjalan memasuki rumahnya dengan nafas terengah-engah. Taylor tak berani menoleh ke belakang, dia hanya fokus menatap ke depan, berusaha menahan air mata.

*****

Itu bohong jika Harry Styles sudah melupakan gadis yang pernah bertahan cukup lama dalam hatinya. Bahkan, sampai detik ini, Harry ragu, jika gadis itu sudah lenyap dari hatinya. Gadis itu masih ada dan akan selalu ada. Gadis itu tak akan lenyap dari hatinya.

Pemuda berusia 28 tahun itu tersenyum tipis menatap layar laptop di hadapannya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali Harry berkirim kabar dengan gadis itu, gadis yang hari ini sukses muncul dan memenuhi pikirannya. Padahal, sebelumnya, keberadaan gadis itu sempat teralihkan oleh pekerjaan Harry sebagai sutradara yang sangat sulit dielakkan.

Terakhir kali Harry berhubungan dengan Taylor adalah satu tahun lalu, saat Taylor mengirimkan ucapan selamat ulangtahun kepada Harry dan Harry membalasnya dengan jawaban yang sangat singkat. Sejujurnya, jika Harry bisa mengulang waktu, mungkin Harry akan mengirimkan jawaban yang panjang, supaya percakapan mereka tak terhenti sampai di sana.

Mata hijau pemuda itu beralih pada kalender. Hei, bahkan, Harry lupa untuk mengucapkan selamat ulangtahun kepada Taylor saat dia berulangtahun beberapa bulan lalu. Pantas saja, Harry merasa ada yang dia lewatkan. Ditambah lagi, untuk tahun ini, Taylor tak mengirim ucapan selamat ulangtahun kepada Harry, saat Harry berulangtahun sebulan lalu.

Harry memejamkan mata dan memijat pelipisnya. Dia menyandarkan punggung pada kursi kerjanya. Harusnya, malam ini Harry mempelajari naskah untuk syuting besok tapi, pikirannya benar-benar tersita oleh gadis yang seharusnya sudah Harry lupakan sejak lama.

Yang membuat Harry terus memikirkan Taylor adalah semenjak Jessica bercerita jika dia bertemu Taylor dan dia tak melihat cahaya lagi di mata gadis itu. Mata Taylor adalah bagian tubuh Taylor yang paling Harry sukai. Bentuknya seperti mata kucing, dengan iris biru safir yang tak pernah bosan untuk Harry tatap.

“Argh!”

Harry mengerang seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Harry menjambaki rambutnya sendiri, berusaha menghilangkan bayangan tentang Taylor di pikirannya.

“Ayolah! Sudah lima tahun! Kenapa kau tak lenyap dari pikiranku, Tay?!” Pertanyaan itu muncul begitu saja dari mulut Harry.

Harry membuka matanya dan mencoba fokus untuk mengerjakan pekerjaannya namun, di saat bersamaan, matanya melotot saat mendapati nama gadis yang mengisi pikirannya saat ini, muncul dalam daftar teman yang tengah online.

Semua pekerjaan yang harus Harry kerjakan, lenyap dalam sekejap. Tanpa pikir panjang, Harry langsung mengirim pesan kepada gadis itu. Pesan itu berbunyi: Taylor?

Harry menggelengkan kepala dan tak percaya dengan apa yang dia lakukan saat dia menekan tombol enter dan pesan itu terkirim begitu saja. Apa-apaan? Entahlah. Keingintahuan Harry tentang gadis itu bertambah sangat besar saat ini.

Harry tahu tentang pertunangan Taylor dan Stefan. Tentu saja. Acara pertunangan mereka ditayangkan oleh sebuah televisi swasta di Amerika dan juga dapat disaksikan lewat streaming. Padahal baru pertunangan, tapi hampir seluruh dunia tahu akan mewahnya acara yang mereka buat. Itu membuat Harry minder. Ya, Harry tahu, namanya juga semakin naik akhir-akhir ini, berkat kesuksesannya dalam film No Control. Tapi, tetap saja. Harry masih sulit mengimbangi Stefan Olsen.

Pemuda itu menelan salivanya saat mendapati balasan sangat singkat yang dikirimkan oleh Taylor. Tidak, Harry tak peduli jika itu jawaban singkat. Yang jelas, Taylor membalas pesannya! Setelah satu tahun lamanya mereka tak saling berhubungan.

Hai.

Harry baru hendak membalas namun, pesan lain dari Taylor muncul, di bawah pesan singkat tersebut.

Apa kabar?

Senyuman muncul di bibir merah muda pemuda berambut ikal panjang tersebut. Harry menahan nafas dan menghela dengan panjang sebelum mulai mengetik balasan untuk Taylor: Kabar baik. Bagaimana denganmu?

Seperti yang Harry lakukan setiap saat dia berkirim pesan dengan Taylor, Harry akan menunggu dan menunggu. Sampai Harry merasa, penantiannya akan sia-sia.

Aku harap aku baik sepertimu. Selamat untuk film Box Office-mu yang pertama!

Lagi, senyuman muncul di bibir Harry. Taylor tahu tentang film pertama Harry yang masuk ke dalam Box Office Amerika, bahkan dunia? Apa Taylor tak tahu seberapa senangnya Harry saat ini?

Harry mengirim balasan kepada Taylor: Kau harap? Seharusnya kau baik. Aku tahu, kau baik-baik saja dan..terima kasih. Mungkin, kau mau memberi kritik atau saran untuk film pertamaku?

Senyuman tak lenyap dari bibir Harry. Tak peduli, jika mungkin akan ada orang yang melihatnya dan mengatakan jika dia gila. Tak peduli. Harry memang selalu seperti itu, jika dia harus di hadapkan dengan gadisnya. Gadis yang mengubah hidupnya.

Maaf, aku belum menonton film-mu. Aku tak punya waktu untuk menonton. Aku belum bisa berkomentar apapun tapi, aku yakin padamu. Film buatanmu, tanpa harus kutonton pun akan selalu mendapat nilai A di mataku.

Ada rasa kecewa di hati Harry saat tahu Taylor belum menonton film tersebut. Padahal, saat seleksi pemain, Harry mencari pemeran yang sedikit mirip dengannya dan Taylor untuk menjadi pemeran utama. Harry mendedikasikan film pertamanya untuk perjalanan cinta mereka walau dengan maksud tersirat.

Harry baru ingin membalas Taylor saat Taylor kembali mengiriminya pesan beruntun.

Aku harus pergi, Stefan memanggilku.
Senang bisa berkirim pesan denganmu lagi, Harry.
Sampai jumpa.

Setelah itu, tak ada lagi nama Taylor dalam daftar. Harry mendesah pasrah. Tangan pemuda itu bergerak, menekan tombol delete untuk menghapus pesan yang baru saja ingin dia kirimkan kepada Taylor.

Pesan yang berbunyi: Aku sangat merindukanmu.

----
A/N:
Ini ancur, I know.
Thanks udah baca :D

Oh ya, aku post cerita baru di akun ini. Haylor. Judulnya : Wildest Dreams. Cuma 5 part kok. Kalo mau baca bisa monggo di baca☺

Satu lagii...
@intxhoran udah buat grup Line buat para Haylor Shipper! Yg berminat gabung, bisa hubungi @intxhoran atau tulis aja username Line kalian di komen, entar aku bantu masukin😀

Thank yoouuu.
All the love. A x

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top