You're mine

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca🌻

.

.

.

.

"KAK, DISANA!!!" Teriak seorang gadis sambil menunjuk ke arah Kana yang hendak memasuki gerbang sekolah pada seorang pria yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar.

Kana yang tadi nya sedang melamun, reflek melirik ke arah suara karena merasa terpanggil.

Jarak antara mereka sebenarnya tidak cukup jauh. Hanya 4 langkah untuk mencapai titik tengah jika mereka berjalan secara bersamaan.

Pria besar dan gadis itu lebih dulu melangkah mendekati Kana yang hanya diam melihat kedatangan mereka.

Dan saat jarak mereka sudah dekat, pria itu dapat melihat dengan jelas wajah pria yang menolak cokelat pemberian sang Adik. "KAU KAN---Y-YANG DI MALL TEMPO HARI ITU???!!!!!!!" Menunjuk wajah Kana.

Kana mengerutkan alis. "Ada apa ini?" Menatap tajam pria yang tempo hari menggoda Papa manisnya.

"DIA KAK YANG SUDAH MENOLAK COKELAT PEMBERIAN NANA KEMARIN HIKSS,, KAKAK, BERI DIA PELAJARAN" Terus merengek pada sang Kakak yang masih terkejut.

"KAU--MASIH---SEKOLAH??!!! WHAT THE HELL!!!! KAU MENGAKU SEBAGAI SUAMI PRIA ITU--KAU---MEMBOHONGIKU TEMPO HARI?" Wajahnya mulai geram.

"Saya tidak membohongi anda" Jawab Kana dengan tenang.
"Itu akan pasti. Suatu hari nanti"

"Tch" Kedua tangan pria itu mengepal erat. Joss masih merasa bahwa Kana membohonginya. *Keparat. Bisa-bisanya aku dibohongi oleh bocah SMA??!*

Gadis itu melirik Kakaknya dan Kana secara bergantian. "Apa yang kalian bicarakan??!! Kalian saling kenal??! Kak, ada apa ini??!" Mengayun-ayunkan lengan tangan Joss.

"Kenapa kau menolak cokelat pemberian Adikku, bajingan tengik? Kurang cantik apa Adikku sampai kau menolaknya dan lebih memilih pria itu?!"

Kana menarik sudut bibir sedangkan gadis itu semakin bingung dengan pria yang Kakaknya maksud.

"Kak, Kakak bicara apa? Pria siapa?"

Melirik Sang Adik. "Kamu diam dulu"

"Hmph!" Menekuk wajahnya.

"Kau tanya kenapa? Tentu saja karena saya tidak menyukai Adik anda yang CANTIK itu"

Joss semakin geram karena nada bicara Kana terdengar seperti sedang mengejek Adiknya. "KURANG AJAR!!!!"

.

BUGHH

.

Tanpa peringatan, Joss melayangkan tinjunya ke arah wajah Kana namun berhasil Kana tepis dan mendaratkan tinjunya sebanyak 1x di perut Joss.

"Pffft. Ku kira suhu, ternyata cupu"

Amarah Joss semakin menjadi-jadi.

Joss menarik kerah kemeja Kana dan mengangkat tinjunya. "KEPARAT-----"

"BERHENTI!!!!! APA YANG KALIAN LAKUKAN DISANA?!!" Warto datang lalu melirik Joss dan Kana secara bergantian.
"Tolong jangan buat keributan di lingkungan sekolah" Melirik Joss lalu membungkuk hormat. "Maafkan murid kami, Tuan Joss. Tolong hentikan perkelahian ini. Tidak enak di lihat oleh banyak murid"

Joss melirik sekeliling yang ramai oleh siswa lalu melepas cengkraman nya pada kerah kemeja Kana.
"Aku ingin kau keluarkan anak ini dari sekolah. SEKARANG!" Ucapan Joss membuat Kana dan Warto terkejut.

"MEMANGNYA KAU SIAPA? PUNYA HAK APA UNTUK MENGELUARKANKU DARI SEKOLAH INI?!" Ujar Kana tidak terima.

"KANA--HENTIKAN" Warto menahan lengan tangan Kana yang hampir saja melayang ke arah Joss.

"HAHAHAHAHAHAHAHA!!! BOCAH. KAU TIDAK TAHU SIAPA AKU DI SEKOLAH INI?"

"??!"

"AKU, JOSS WAYAR, KOMITE 1 SMA BANGKOK INTERNATIONAL SCHOOL"

"APA?!!"

"KAU SALAH SUDAH MENCARI GARA-GARA DENGANKU" Menarik sudut bibir.

Warto memikirkan cara untuk menetralkan kondisi yang semakin memanas itu. "Tuan Joss. Mari bicarakan baik-baik di ruangan saya. Saya mohon"

"Tidak perlu. Aku sibuk. Kau urus saja surat pengeluarannya dari sekolah ini lalu berikan laporannya padaku. Kau mengerti?!"

Warto tidak bisa menjawab dan Joss menganggapnya sebagai tanda mengerti.

Joss meledek Kana sebelum ia beralih pada Adiknya, Nana.

"Puas?" Mengacak rambut Nana.

"PUASS!!!! KAKAK KU YANG PALING HEBAT" Memeluk tubuh kekar Joss.

"Kakak pergi dulu. Masuk sana. Belajar dengan rajin"

"Baik, Kak" Nana menjulurkan lidahnya pada Kana sebelum masuk ke dalam lobby sekolah.

Sekali lagi, Joss melihat Kana dengan tatapan merendahkan sebelum ia berbalik dan pergi.

"BUBAR!!!" Teriak Warto dan murid-murid lain berhamburan masuk ke lobby sekolah.

Di sisi lain Kana kecewa, merasa tidak adil, dan marah.

Sangat marah.

Sampai-sampai rasanya ia ingin membunuh Joss kalau saja tidak ada Warto dan murid lain yang menonton nya.

Tangan yang sudah mengepal erat, mengeluarkan sedikit darah dari tekanan kukunya yang panjang dan tajam.

"Kana" Menepuk punggung Kana.

Melirik Warto dengan kedua mata merah, menahan amarah dan air mata. "Pak, dia datang dan ingin memukul saya hanya karena saya menolak cokelat pemberian Adiknya. Apakah adil jika saya dikeluarkan dari sekolah hanya karena itu?"

Warto ikut sedih melihat raut wajah Kana.

"Kana, jangan khawatir. Kamu tidak akan saya keluarkan dari sekolah ini"

"B-Bapak tidak bercanda, kan? T-Tapi dia komite 1. Benar tidak apa-apa?"

Warto mengangguk kecil.

"Saya serius. Kana. Mungkin kamu belum tahu bahwa saya tidak punya hak untuk mengeluarkan kamu, se-nakal dan se-parah apapun perbuatanmu di sekolah ini sejak 5 tahun yang lalu. Berarti,, hm,, sejak kamu SMP tingkat 2. Benar?"

Kana bingung.

"Hanya saya saja yang tidak bisa Bapak keluarkan dari sekolah ini?"

"Hmm. Hanya kamu saja"

"Kalau Komite 1 tadi? Apakah, dia punya hak untuk mengeluarkan saya?"

"Tidak"

"Hah?" Kana semakin bingung.
"Lalu, siapa yang berhak mengeluarkan saya dari sekolah ini?" Mulai penasaran.

"Hanya 'dia'"

"Ya, 'dia' itu siapa?!"

Menepuk bahu Kana. "Masuklah. Jam pelajaran sudah mulai. Kamu sebenarnya harus di hukum karena terhitung sudah terlambat tapi Bapak maafkan kamu kali ini" Tersenyum.

"T-Tapi, Bapak belum jawab pertanyaan---"

Warto melirik jam tangan, "Bapak harus pergi karena ada rapat. Belajar lah yang rajin" Warto berbalik dan pergi, meninggalkan Kana dengan seribu pertanyaan di kepalanya.

"Ada apa sebenarnya?!" Menggaruk belakang kepala.
"Bagus. Intinya, aku tidak jadi di keluarkan dari sekolah oleh keparat tengik itu" Puas hati dan berlalu menuju ruang kelasnya.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Kediaman keluarga besar Traipipattanapong,,,

Malam Hari,,

JRENG

(NANA SANGNGERN )

(JOSS WAYAR SANGNGERN)

"Kau, Joss Wayar?" Tanya Fedrick yang baru hadir di perjamuan mewah miliknya.

Joss langsung bangkit berdiri lalu menunduk hormat. "Joss Wayar dengan senang hati menyambut Paman"

Fedrick menepuk pundak Joss. "Kamu sudah besar,ya? Waktu cepat sekali berlalu. Terakhir kamu kesini, kamu baru se-pinggang Paman--hahahahaha"

"Hahahaha,, Paman bisa saja buat Joss malu"

"Paman, Paman,, Paman tidak rindu Nana?"

Fedrick melirik ke arah suara. "Ohhh--hohohoho,, tentu saja Paman merindukan gadis cantik ini" Menepuk kepala Nana.

"Kak, dimana anak yang akan Kakak perkenalkan pada kami itu?" Ujar Adik pertama Fedrick.

"Sebentar lagi. Dia sedang siap-siap di lantai atas" Ujar Fedrick.

"Wah,, pasti anakmu tampan, Kak" Ujar Adik kedua Fedrick.

"Dia sama tampannya sepertiku! Hahahahhahaha!!"

"Aku tidak sabar menantikannnya" Ujar Kakak pertama Freya.

Semua yang hadir ada yang tersenyum ada yang tertawa mengejek.

Di tengah tawa'an, seorang pria berpakaian serba hitam, melangkah turun ke lantai 1, membuat semua pasang mata menjadi fokus pada satu orang.

(KANAWUT TRAIPIPATTANAPONG)

Kana melirik satu per satu wajah yang hadir di malam perjamuan dengan tatapan datar sampai berhenti pada sepasang mata Joss & Nana.

DEG

Mereka terkejut dan berteriak secara bersamaan. "KAU/KAK KANA??!/KAU LAGI????!!!"

"Tch" Kana menggeram kesal.

Di bumi yang begitu luas dan bulat ini, kenapa harus bertemu 2 makhluk yang tidak ingin ia lihat itu lagi dan lagi?!!!

Pertemuan ini, membuat Kana semakin mempercayai teori bumi itu bulat, membuat makhluk seperti Joss dan Nana tidak bisa ke mana-mana.

Fedrick melirik mereka ber-3 secara bergantian. "Kalian saling kenal? Kalau begitu, aku tidak perlu memperkenalkan kalian lagi" Menyisir jenggot putihnya.

Mendengar hal itu, membuat mereka sama-sama membuang pandangan nya ke arah lain.

"Pemeran utama acara ini sudah hadir. Mari kita mulai makan malamnya" Ujar Fedrick sambil mendatangi Kana.
"Ayo, Nak" Menggenggam pergelangan tangan Kana dan langsung ditepis.

"Aku bisa sendiri" Berlalu begitu saja.

Fedrick hanya bisa menghela nafas lemah.

Sesampainya Kana di meja makan, tak henti-hentinya ia mendapat tatapan memuja & pujian dari saudara-saudara Fedrick yang hadir.

"Whoaaaaa,,, Kak!! Anakmu tampan sekali. Jauhhhhhhhh lebih tampan darimu"

"Dia seperti bukan Anakmu, Dek. Wah, tampan sekali"

Pujian-pujian itu membuat Fedrick & Freya besar kepala dan bangga pada Kana.

Tidak sampai di situ, anak gadis yang mereka bawa pun terpesona pada wajah tampan Kana.

Dengan berani dan tidak sopan nya, anak-anak mereka mendekati tempat duduk Kana untuk berkenalan atau pun menyentuh lengan tangan Kana yang kekar di balik pakaian.

Awalnya Kana masih abaikan & bersikap sopan seperti apa yang Miu selalu ajarkan. Namun, lama-lama ia tidak tahan lagi karena gadis-gadis itu semakin kurang ajar dan membuatnya kesal.

"Kakak tampan ini milikku!!" Menarik tangan Kana ke kiri.

"Milikku!!!!!" Menarik tangan Kana ke kanan.

"Milikkuuuuu!!!!!" Menarik tangan Kana ke kiri kembali.

"MILIKKUUUUUU!!!" Menarik tangan Kana ke kanan dan langsung Kana tarik tangannya sendiri sampai terlepas di genggaman kedua gadis itu.

"HENTIKANNNNNN!!!" Teriakkan menggelegar Kana mampu membuat semuanya menutup rapat bibir mereka.
"KEMBALI KE TEMPAT KALIAN DAN MAKAN DENGAN TENANG!!" Melototi dua gadis itu secara bergantian sampai mereka kembali ke tempat duduk masing-masing dengan rasa takut.
"Aku datang tidak untuk di perlakukan seperti ini" Ucapan Kana terdengar oleh semua yang hadir.

"Kana" Freya yang sejak tadi diam, mulai menyentuh telapak tangan Kana.

Kana langsung menarik tangannya tanpa bicara apa-apa.

Emosi frontal Kana memang sudah meluap-luap, tetapi ia tidak se-gila itu untuk bersikap kasar seperti biasanya dan mempermalukan keluarga kandung sendiri didepan saudara-saudara lain.

"Tch. Banyak tingkah" Ejekan Joss masuk ke pendengaran tajam Kana.

Kana langsung melirik Joss, "kau tadi bilang apa?"

Joss melirik Kana dengan raut wajah polos. "Apa?"

"Eekk--hem" Fedrick berdeham singkat.

Dalam hitungan detik, Kana bisa melihat raut wajah Joss yang sedikit berubah ketika Fedrick bersuara, membuat rasa penasaran dalam diri Kana.

Raut wajah yang Joss tunjukkan itu, seperti, rasa takut?

Joss takut?

Pada Fedrick?

Kana melirik Fedrick dan Joss secara bergantian lalu menarik simpul kecil.

To Be Continue,,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top