6

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca🐣

.

.

.

.

"Apa ini?" Miu membaca semua isi dokumen penting milik perusahaan Kana dari atas ke bawah dengan kening mengerut, tidak mengerti.

Kana meraih dokumen yang Miu pegang lalu ia buang ke sisi sofa. "Itu tidak penting. Makan dulu. Nanti dingin"

Miu mempoutkan bibirnya lalu mulai bergerak untuk meraih sendok dengan malas.

Kana hanya bisa menggeleng kecil sambil memasukkan semua lauk enak ke dalam piring Miu.

"Cukup. Ini kebanyakkan. Saya tidak---"

"Habiskan" Memberi tatapan datar pada Miu.
"Sekarang"

"Humph!" Dengan terpaksa, Miu menyuap nasi satu per satu ke dalam mulut sedangkan Kana, menunggunya sambil melirik jam tangan beberapa kali.

Karena pada awal nya, Kana harus segera pergi ke kantor untuk meeting tetapi, ia lebih memilih untuk mengawasi bayi besarnya dulu, memastikan bayi besarnya telah menghabiskan sarapan dan baru lah, Kana bisa bernafas lega untuk meninggalkannya dengan perut kenyang.

"Bukan nya kaumphh--haus pughi?" Tanya Miu dengan mulut penuh makanan.

"Setelah kamu habisin makanan mu dulu" Menyeka nasi yang berada di bibir manis Miu, membuat sang empu malu lalu reflek memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Suyu bukhun---"

Gleg

Menelan semua makanan sekaligus.

"----anak kecil lagi, na"

"Aku tidak bilang apa-apa, tuh?"

"Huh. Kenapa dia jadi nyebelin begini, sih?" Lirih Miu yang dapat didengar oleh Kana.

Kana menarik senyum tampan sambil mencubit pipi kiri Miu yang seperti bakpao. "Habiskan. Aku tunggu"

"Iya,, iya,, anda pergi saja, sana. Saya bisa habiskan nanti"

"Tidak ada nanti, Miu. Sekarang"

"Hahh,, tapi---"

"Tidak terima bantahan. Atau, mau aku suapin?"

"Tidak, terima kasih" Miu kembali memasukkan sesuap nasi ke dalam mulut sambil melirik ke arah balkon mansion tanpa pikiran apa-apa.

Lain hal dengan Kana yang sudah berpikiran buruk setelah mendapati arah pandang Miu menuju ke balkon lalu berkata, "jangan kira kamu bisa kabur saat aku pergi nanti karena aku sudah menugaskan 20 bawahan ku untuk berjaga disini. Aku sudah memperingatkan mu dari awal"

Miu melotot ketika tahu bahwa ia akan di jaga 20 orang sekaligus.

*Bahkan tikus pun tidak bisa kabur dari sini. Humph! Nasibku kenapa jadi seperti ini?* Miu terus menggerutu sambil menyuap nasi sampai tidak sadar Kana bangkit berdiri lalu mengecup pipi bulatnya setelah makanan di piring Miu habis, tidak bersisa.

CUP

"Aku harus pergi. Jangan kabur, na. Aku benar-benar sedang tidak ingin bunuh orang hari ini" Kembali tersenyum tampan lalu mengecup bibir Miu.

CUPPP

Ketika Miu belum sembuh dari shock nya setelah mendengar ucapan lugas Kana, Miu harus kembali shock saat Kana mencium bibirnya, memberi kesempatan untuk Kana mendelusupkan lidah panjang nya ke dalam rongga mulut manis Miu.

"Humphh,,,, mmmmm,,,"

"Mmmhh,, ha--mmppphh"
"Mmmmp,,, hah,,. Hen--mmpp--tikan,,, mmphhh"

Miu mendorong dada bidang Kana agar tautan mereka lepas dan Kana mengabulkan di menit berikutnya.

Kana merasa puas bisa melakukan apa yang selama ini ia tahan ketika berakting sebagai anak yang tidak tahu apa-apa di depan Miu selama 5 tahun & rasa puas untuk menunjukkan cintanya pada Miu secara langsung, serta rasa puas untuk menyentuh Miu sebanyak yang ia mau tanpa harus takut rahasianya terbongkar.

Karena semua sudah terjadi, membuat Kana beranggapan & berpikir bahwa jati diri dia sebagai Ketua Mafia pun sudah tidak ada yang perlu di tutupin lagi dan tujuan nya saat ini adalah membuat Miu mencintainya.

Ketika Kana hendak mencium Miu kembali, Joss datang dengan tergesa-gesa. "Tuan, mobil sudah siap. Kapan anda akan perg-----Maafkan saya" Menunduk hormat beberapa kali karena merasa bersalah.

Miu langsung bangkit berdiri lalu menghadap ke arah Joss sambil menunduk malu, sedangkan Kana merotasikan matanya. "Brengsek" Kana sangat kesal sampai umpatan nya keluar yang mana dapat didengar oleh Joss maupun Miu.

"T-Tunggu, anda---" Miu mulai berpikir keras saat melihat wajah Joss yang tampak familiar di ingatan nya.
"Kita pernah bertemu, kan? Tapi,,, dimana, ya?"

Joss mengangguk kikuk sambil cengar-cengir.

"Ah---anda yang di Mall tempo hari, kan?"

"I-Iya. Itu saya"

Miu shock bahwa tebakan nya ternyata benar.

"Kenapa anda bisa ada disini? Ada hubungan apa di antara anda dan Kana?"

"Ehm,, anu,, itu----"

"Nanti aku yang jelasin tapi sekarang, aku harus pergi. Jangan coba-coba untuk kabur dari sini" Kana mengusap halus rambut Miu sampai merinding dibuatnya.

Miu tidak menjawab, melainkan mengangguk kecil lalu pergi menuju kamarnya dalam diam, di ikuti Kana hingga sampai lah di depan pintu kamar, Miu berbalik, menatap Kana. "Mau kunci pintu kamar saya lagi?"

Menaikkan sebelah alis. "Masih bertanya?"

Miu menunduk lesu. "Saya pikir kita sudah berdamai"

"Memang benar"

Miu kembali menaikkan wajahnya, menatap Kana. "Lalu, kenapa anda tetap ingin mengunci saya lagi di dalam kamar?"

Kana mengikis jarak lalu menangkap kedua pipi berisi Miu. "Demi keselamatan dan kebaikanmu"

Miu yang tidak mengerti maksud ucapan Kana, mulai mengerutkan alisnya. "Apapun alasan nya, tolong, jangan kurung saya lagi. Saya janji, saya tidak akan kabur seperti tempo hari. Saya sudah tidak punya Bright disini, tidak mungkin bagi saya untuk kabur yang ke-2 kalinya" Berusaha meyakinkan Kana.
"Paling tidak, biarkan saya memakai kebun atau dapurmu untuk mengisi waktu luang. Saya benar-benar tidak tahan untuk berada di dalam kamar tanpa melakukan apapun" Mengeluarkan puppy eyes andalannya.

Kana menarik sudut bibir, tidak percaya akan ucapan yang keluar dari bibis manis Miu. "Kamu mau aku percaya pada janji manis mu dan kehilangan untuk yang ke-2 kalinya lagi?" Menyisir helai rambut ke belakang telinga Miu.
"Tidak akan"

"?"

Kana menarik Miu secara tiba-tiba ke dalam pelukan. "Masuk ke kamar. Istirahat dan tunggu aku pulang. Jadi lah anak baik selama aku tidak ada rumah. Mengerti?"

Miu tidak bisa apa-apa ketika ia merasa bahwa Kana sudah tidak percaya lagi padanya.

Secara spontan, dari lubuk hati yang paling dalam, Miu bicara beberapa kata sebelum ia melepas diri dari pelukan Kana. "Saya tidak bohong,,, hiks,,, hik,, saya sama sekali tidak berniat untuk berbohong,,hikss,, hik,,,, saya bukan pembohong,, hik---" Menggeleng ribut.
"---jika anda tidak percaya lagi pada saya---" Mengusap air mata yang mengalir tanpa izin memakai telapak tangan dengan kasar.
"---untuk apa anda mempertahankan saya di sini?" Setelahnya masuk ke dalam kamar.

Ucapan Miu tampak nya menusuk tepat sasaran, membuat Kana mendadak diam, gusar, bingung, dan sedikit menyesal atas ucapan ia sebelumnya pada Miu tapi setelah itu, Kana tetap mengunci Miu seperti biasa kemudian berbalik. "Ayo pergi"

"Baik" Joss menyusul di belakang Kana yang sudah jalan mendahului.

Sepanjang perjalanan menuju mobil, Joss ingin sekali memberitahu sesuatu pada Kana tetapi, melihat keadaan saat ini, sepertinya bukan waktu yang tepat.

Kana menangkap radar kekhawatiran Joss dan mulai bertanya, "ada apa?"

"?"

"Apa yang kau pikirkan? Katakan saja" Masuk ke dalam mobil yang sudah dibukakan pintu oleh bawahan nya.

Joss ikut masuk ke dalam mobil dan duduk di depan, sebelah supir.

"Tuan bisa lihat isi dokumen ini dulu" Menyerahkan sebuah dokumen ke hadapan Kana.

Kana meraih dokumen itu lalu ia buka satu per satu sampai menemukan sebuah foto. Entah siapa, Kana tidak mengenalnya.

"Siapa orang ini?" Menatap foto seorang pria yang wajahnya tertutup masker hitam.

"Tuan tidak kenal dengan pria di foto itu?"

Kana menaikkan sebelah alis. "Kau pikir aku kenal dengan semua orang yang ada di dunia ini?"

"Tidak. B-Bukan begitu maksud saya----" Joss tampak ragu-ragu, membuat Kana mulai kesal.

"Apa yang membuatmu ragu dari kematian mu sendiri?"

Deg

Joss tampak shock dengan ucapan kasar dari Kana lalu menghela nafas panjang.

"Orang yang Tuan lihat di foto itu, beberapa hari ini mengintai di sekitar mansion"

"Huh?"

"Kami tidak tahu wajah orang itu secara keseluruhan tetapi, dari se-pengetahuan kami, sepertinya orang itu kiriman Billy"

"Maksudmu, Billy musuh si tua bangka itu?"

"Benar"

"Tch, berani-berani nya" Ada perasaan tidak enak di dalam hati Kana ketika melihat foto pria tersebut.
"Menurutmu, apa kira-kira motifnya?"

Joss berpikir keras. "Sepertinya untuk membunuh Tuan dan sekeluarga---Aw!" Pekik Joss ketika Kana langsung menghadiahinya pukulan di kepala.

"Aku salah sudah bertanya padamu" Di akhiri dengusan kasar.

"Maafkan saya"

Kana kembali menatap foto itu dengan tatapan datar. "Tangkap dia. Segera"

"Baik, Tuan"

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Slurrrppp

Ceplak ceplak ceplak

"Ahhh,,, hemp,, mmpphhh,,,, Sir--ahhhh,,, hah"

"Hahha,,, hmmppp,,, mmmppp,, pphh,, mmmmhhh"

Seorang pria bertubuh kekar tengah menelanjangi tubuh lawan main nya secara tergesa-gesa.

Pria itu nampaknya sudah tidak tahan untuk melampiaskan nafsu nya pada lawan main yang bertubuh sexy dan mulus, tepat di hadapannya.

Telapak tangan besarnya meremas bongkahan pantat sang jalang dan jari-jari panjangnya menjalar masuk kedalam lubang anus tanpa persiapan, membuat sang submissive merenggang kesakitan.

"Ack--Sir,, Tidakkkkkkk!! Sirr--ahhh"

"F*uck---Shut Up!!"

"S--Sir---ackkkk!!! STOPPP"

Dengan cepat, pria itu membuka resleting celana lalu memasukkan penis nya yang sudah menegang ke dalam lubang pria itu dalam satu hentakan, membuat pria tersebut memberontak, bahkan hampir menampar wajah sang dominant jika tangannya tidak lebih dulu di tepis dengan kasar.

"Berani sekali mau menamparku, jalang brengsek!"

"INI TIDAK SESUAI PERJANJIAN. HENTIKAN SEKARANG JUGA. LUBANG KU SAKIT, DASAR KAU PENJAHAT KELAMIN!!!" Memukul-mukul dada sang dominant.
"KAU BILANG TIDAK ADA HUBUNGAN SEX'S TAPI KAU MEMASUKKAN SEMUA BAGIAN PENIS BUSUK MU TANPA IZIN KU!! KELUARKAN SEKARANG ATAU AKU AKAN TERIAK!!!"

"Aku akan bayar berapa pun yang kau minta tapi setelah aku menikmati lubang mu dulu" Membanting sang submissive ke atas ranjang dan perlahan, mulai mengeluar-masukkan penis besar nya di dalam lubang jalang yang sudah meronta-ronta.

"TIDAK!!! LEPASKAN SAYA!!! SAYA TIDAK MAU!! LEPASKAN SAYA!!!!"

Bukannya di lepas, sang dominant justru merasa tertantang dengan itu.

.

PLAKKKK

.

"Kau sungguh berisik" Mencengkram dagu submissive erat-erat hingga kembali merintih kesakitan.
"Nikmati atau mati. Pilihan ada di tanganmu" Menarik sudut bibir.

"BRENGSEEEEKKKKKKKKK!!! AKU LEBIH MEMILIH UNTUK MATI DARI PADA MENURUTI MU! KALAU AKU TAHU DARI AWAL AKAN JADI SEPERTI INI, AKU MENYESAL TELAH MEMBUAT PERJANJIAN ITU DAN MELAYANIMU, PENJAHAT KELAMIN!!!! TOLONG---EEKKKK"

Sang dominant mencekik kuat leher submissive sambil menghentak kan penis nya keluar-masuk lubang jalang tersebut. "Kalau begitu, mati lah. Mati di tengah kenikmatan duniawi milik kita, akan membuatmu terus ingat sampai di akhirat sana, sayang" Tertawa keras, membuat sang submissive merinding ketakutan sambil berusaha melepas cekikan sang dominant itu dari lehernya.
"Ahhh,,, hahh,, kau,,ahh,, harusnya bersyukur karena---ahh,,aku memilihmu dari sekian banyak jalang yang haus akan sentuhan penis besar ini,, hah--ahh,, aku tidak akan memilihmu jika--hahh,, jalang keparat itu ada di tanganku sekarang"

"Khekk---ngggggggg---ngekkkhhhhh,,, lep--nggg,, as-ngggggg"

Drrrttttt

Ddrrrrtt

Sang dominant melirik layar ponsel nya diatas meja yang menunjukkan panggilan masuk.

Ia meraih ponsel itu lalu menjawab tanpa melepas kegiatan hentakan nya pada lubang jalang tersebut.
"Siapa?"

"Saya Blue, bawahan langsung dari Tuan Billy untuk anda"

"Ada apa?"

"Saya sudah menemukan info mengenai keberadaan orang yang anda cari"

Deg

Mendengar hal tersebut, pria itu langsung berhenti, memberi kesempatan jalang itu untuk melepaskan diri dan pergi terbirit-birit tanpa memakai pakaiannya dulu sedangkan sang dominant sama sekali tidak peduli dan lebih memilih untuk fokus pada lawan bicara nya di seberang sana.

"Dimana dia?"

"Mari atur waktu untuk bertemu"

Pria itu berpikir beberapa saat. "Besok di cafe Ryuyu jam 11 siang"

"Baik"

Tutttt tutttt tutttt

Pria itu menatap layar ponsel dengan senyum menakutkan bagi siapapun yang melihatnya kemudian melihat ke arah penis yang bergerak naik turun, belum puas karena belum sampai memuntahkan cairan magma ke lubang hangat jalang sebelum nya.
"Tunggu sebentar lagi. Kita akan segera bertemu dengan dia. Kamu sudah tidak sabar kan, hm?" Mengusap kepala penis.


To Be Continue,,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top