4

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca🐣

.

.

.

.

TUNG TANG TING TUNG---TUNG

KRESEK KRESEK

.

"Test,,test,, ek--hem. Attention,,, attention!! The flight to destination, Tokyo, Japan, has been completed. Please for all Ryukoshi Airplane passengers to double-check your luggage in the aircraft cabin. Thank you for using our service and welcome back to your real activity"

.

KRESEK KRESEK

TUNG TANG TING TUNG---TUNG

.

"Sayang, bangun. Kita sudah sampai" Mencolek pipi Miu.

"Hmmm? Hoamm"

"Sayang, bangun--hei. Tidurnya nanti lanjut lagi" Terus mencolek pipi bulat Miu dan berhasil membangunkannya.

"Nghh?" Menggaruk leher sambil membuka kedua mata secara perlahan.
"Sudah--hoaaam,, sampai--ngghmm?" Melihat ke kanan di mana penumpang lain telah berbaris untuk keluar dari pintu depan pesawat.

"Iya. Ayo turun" Membawa tas mungil milik Miu lalu berdiri.

"Nanti saja tunggu sepi, Bay. Masih ramai, tuh" Miu menunjuk orang yang sedang berbaris rapi sambil menutup kedua mata, kembali tidur.

Bright akhirnya memilih untuk tidak membantah perintah si manis dan kembali duduk, menunggu semua penumpang keluar lebih dulu. Sambil menunggu, Bright iseng memeluk Miu dari samping agar si manis tetap terjaga.

"Jangan tidur lagi, sayang. Kamu tuh susah di bangun'in nya tahu" Mencolek hidung pesek Miu memakai telunjuk.

Membuka kedua mata secara spontan. "Aku hanya tutup mata saja, Bay" Elak si manis sambil mempoutkan bibir yang terlihat 2x menggemaskan di mata Bright.

Kalau saja tidak ada orang lain di dekat mereka, mungkin Bright sudah menerkam bibir Miu sejak awal.

15 menit kemudian,,,

Bright dan Miu turun dari pesawat.

"Dingin" Miu memeluk tubuh mungil nya sendiri.

Layaknya seorang kekasih yang siaga, Bright sudah melebarkan selimut sebelum Miu bicara lalu ia pakai kan ke seluruh tubuh Miu. "Lebih baik?"

Miu tersenyum sambil mengangguk kecil. "Terima kasih"

Bright ikut tersenyum, mengusap rambut lalu menarik pinggang ramping Miu menuju ruangan lain untuk mengambil koper.

Setelah mengambil koper, Miu dan Bright berdiri di sisi utara lobby bandara, menunggu giliran mereka untuk memasuki taxi umum. Dan ketika sudah giliran BrightMiu untuk masuk kedalam taxi, kegiatan mereka langsung di cegah oleh seseorang.

"E-Excuse me, sir" BrightMiu sama-sama melirik ke arah suara.
"Your data is lost. You can't leave the airport" Ujar seorang petugas bandara dengan mimik panik sambil mencocokkan wajah Bright dengan foto yang ia pegang, takut salah panggil.

"Who? Him or me?" Tanya Bright sambil menunjuk ke arah Miu dan dirinya secara bergantian.

"You, Sir" Menunjuk Bright.

"What?! Me?" Orang itu mengangguk kecil.

Bright shock dan mulai bingung karena yang ia tahu, ia sudah menyelesaikan semua urusan dengan baik dan rapi. Apalagi yang berhubungan dengan data diri dia dan Miu.

Kenapa sekarang tiba-tiba ada masalah?

Miu melirik mereka secara bergantian lalu bertanya karena Miu tidak mengerti bahasa asing. "Ada apa, Bay? Orang itu tadi bilang apa?"

"Katanya data ku hilang semua, sayang"

"Hah??! Kok bisa?" Bright mengendikkan kedua bahunya.

"Sir, please come with me to passenger room to solve this problem together with the officer concerned"

"Okay but, how long?"

"Maybe -+10 minutes to verify"

"Okay, wait a minute" Bright melirik ke arah Miu.
"Kamu tunggu sebentar ya di dalam taxi. Aku mau beresin data aku dulu. Katanya hanya -+10 menit saja" Mengusap rambut Miu, memberi sedikit ketenangan pada Miu yang tampak khawatir.

"Aku ikut"

"Jangan. Kamu disini aja. Aku tidak lama, kok. Ya?"

"Kenapa aku tidak boleh ikut?" Cemberut.

"Kamu lihat antrian taxi disana" Menunjuk ke arah antiran panjang seperti ular, di mana tempat itu adalah tempat BrightMiu mengantri sebelumnya.
"Kalau kamu ikut, nanti taxi kita jadi batal. Kita harus ulang antrian lagi dari sana. Kalau kamu mau ikut dan ulang antrian, ayo ikut aku"

Miu melirik antrian panjang itu dengan wajah kecut.

Ingin ia pergi ikut Bright, tapi ia sudah tidak kuat berdiri untuk mengulang antrian. Apalagi, ia dan Bright melewatkan makan malam karena takut ketinggalan pesawat.

"Aku hanya sebentar, kok. Na? Kamu duduk di dalam taxi, tunggu aku"

"Taxi nya memang mau tunggu selama itu?"

"Mau. Max 20 menit"

"Sir?"

"I see" Menarik pergelangan tangan Miu dan mendudukkan Miu di dalam taxi karena Miu kebanyak kan berpikir.

"Bay"

"Sebentar. Oke?"

CUP

Mengecup pucuk kepala Miu.

"Wait a 10 minute, Sir" Ujar Bright pada sang supir taxi yang hanya dibalas angguk kan kecil.

"Jangan lama"

"Tentu saja, sayang"

CUP

Mendaratkan kecupan di kening Miu dan setelahnya, menutup pintu taxi kemudian berlalu, mengikuti petugas masuk ke dalam bandara.

Setelah Bright menjauh dari taxi, keheningan mulai menyelimuti Miu.

Miu yang selama ini takut pada orang asing---lebih tepatnya, Trauma, menahan getaran tubuh dengan melipat kedua telapak tangan sambil berdoa dalam hati agar Bright cepat kembali.

Selama keheningan itu berlangsung, Miu hanya diam sambil menatap jendela yang mengarah ke pintu masuk bandara.

Rasanya, ia ingin masuk dan menyusul Bright tapi, siapa yang akan jaga koper di dalam taxi?

Bagaimana jika ia keluar untuk menyusul lalu semua koper milik nya & Bright dibawa kabur oleh supir taxi?

Miu berpikir cukup jauh sampai ia hanyut dalam lamunan hingga tiba-tiba, suara pintu taxi, buka dan tutup, masuk ke indra pendengaran Miu dari arah samping nya yang kosong.

Belum sempat Miu melihat siapa orang yang masuk tersebut, pergelangan tangan nya langsung dicengkram kuat.

"HEI, KENAPA ANDA MENYENTUH SA-------"

DEG

Miu shock bukan main.

Jantungnya langsung beradu pacu, memompa darah 10 kali lebih cepat. Begitu juga keringat dingin Miu yang mengalir, seperti tidak ada yang mau mengalah.

Seluruh tubuh Miu bergetar semakin hebat.

Miu sangat ketakutan.

Ketakutan hingga ia tidak dapat mengeluarkan suara, bicara, apalagi bergerak.

Orang itu hanya melirik Miu sekilas dengan tatapan nya yang se-tajam silet dan se-dingin es.

Tak lama, Pria itu menempatkan satu tangan di pintu mobil dan satu tangan nya lagi masih mencengkram pergelangan tangan Miu kuat-kuat lalu bicara pada supir taxi yang mana, itu bukan supir taxi asli, melainkan salah satu bawahan pria dingin itu.

"Jalan"

"Baik, Bos"

Mesin langsung dinyalakan dan taxi pun melesat dengan cepat, meninggalkan bandara.

Di menit setelahnya, pria itu melirik Miu yang masih menatapnya dengan tatapan horor, bahkan tanpa berkedip. Nafas pun kelihatan tersenggal-senggal.

Sebuah ide licik yang tercipta dari adanya kesempatan, membuat Pria itu bertindak tanpa berpikir untuk mengikis jarak dan melumat bibir Miu yang sangat ia rindukan tanpa izin.

CUPPP

Pria itu mulai menempelkan daging kenyal dan hangatnya di bibir Miu untuk beberapa saat, kemudian mulai mengeluarkan lidah di saat Miu masih tidak berkutik.

Kedua tangan pria itu tidak diam, justru sibuk mendorong tengkuk Miu agar lidah panjangnya dapat menjangkau lidah Miu semakin dalam, dalam, dan dalam.

"Hummpp,,,, mmmppp,,," Miu tambah melotot ketika orang itu berani mencium nya dan mulai melawan.

Miu mulai memukul dada sampai menendang perut, bagaimana pun caranya agar pria itu menjauh dan setelah berhasil----

.

PLAKKKKK

.

Dengan emosi yang bercampur aduk, ia menampar pipi kanan pria itu dengan kuat lalu berteriak dengan suara parau nya pada sang supir.
"BERHENTI!!!!" Miu tidak peduli lagi dengan air mata kekecewaan yang mengalir di kedua sudut mata.
"HENTIKAN TAXI NYA,, HIKSSS,,, BERHENTI!!!!!! SAYA MOHON--HIKSS,, KEKASIH SAYA MASIH DI BANDARA,, HIKSS,, HENTIKAN TAXI NYA!!!!!" Miu tidak peduli lagi dengan apa yang orang itu pikirkan pada dirinya dan mulai mengamuk agar taxi segera berhenti atau balik ke bandara.

Pria yang Miu tampar hanya diam di tempat dan bersikap acuh pada teriakkan Miu, apalagi air mata nya. Cukup dengan pengkhianatan yang Miu lakukan, sudah membuat ia muak dan membuang semua rasa peduli dan kasihan dari hidupnya jauh-jauh.

Merasa permohonan nya di abaikan, Miu bergerak maju untuk mengambil alih stir dari kendali tangan supir tapi sebelum itu, ia di tarik kuat ke belakang dan duduk di pangkuan pria tersebut.

"Mau mati?"

"Lepas!!" Miu berusaha melepaskan diri namun tidak bisa, sebab pria itu menahan nya begitu erat.

Pria itu terdiam beberapa saat sebelum ia memalingkan wajahnya ke arah lain. "Kau benar-benar menganggapku seperti orang asing"

Miu bertindak seolah tidak mendengar apa-apa sambil terus berusaha melepaskan diri.

Pria itu tiba-tiba tersenyum. "Bodoh"

"?"

"Apa yang ku harapkan? Semuanya sudah jelas dari awal. Hahahahaha,, idiot"

Miu memalingkan wajahnya ke arah lain.

Jujur, Miu memang rindu pada orang yang ada di hadapannya saat ini tapi, rasa kecewa, marah, dan takut masih lebih besar dari semuanya.

Miu tidak tahu mengapa semesta senang mempermainkan dirinya. Di pertemukan dengan orang yang tidak ingin ia lihat, sudah pasti semesta ingin melihat ia menderita.

Ya, Miu yakin itu.

"Seperti yang sudah saya katakan---" Kedua tangan Miu meremas ujung sweater yang di pakainya.
"----anda dan s-saya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi jadi tolong, l-lepaskan saya. Kembali kan saya ke bandara agar saya----"

"DIAM!!!"

.

DUGH

.

Tiba-tiba sebuah dorongan kuat diterima oleh Miu hingga ia jatuh ke kursi kosong sebelah Pria itu dengan tidak elegan.
"----akhh?! Hik"

Mengerutkan alis sambil menggeram kesal. *Tidak ada hubungan apa-apa lagi katanya? Tch* Pria itu tidak suka bagaimana Miu memperjelas hubungan mereka saat ini dalam satu kalimat. Memberi tatapan lurus dan dingin pada Miu.
"Semakin kau bicara, semakin membuatku muak, brengsek!"

Deg

Miu shock sejadi-jadinya atas ucapan dan nada bicara yang terlontar dari mulut Pria tersebut.

Miu tidak lagi melawan, dan juga tidak memberontak. Ia hanya menunduk, terisak dan menahan rasa sakit pada hati & lengan tangan kanan nya yang tertimpa.

Tutur kata itu,,,,

Nada bicara itu,,,

Raut wajah ketika bicara pada Miu itu,,,,

Tatapan ketika menatap mata Miu itu-----

-----semuanya berbeda seolah, pria yang ada di hadapannya saat ini, bukan malaikat kecil yang ia rawat sejak bayi.

Miu tidak tahu siapa yang ada di hadapannya saat ini tapi, satu hal yang ia yakini----

----pria itu, bukan Kanawut, yang ia kenal.

To Be Continue,,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top