2
Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca🌻
.
.
.
.
TOK TOK TOK
.
"Papa, buka pintunya, please? Papa tidak lapar di dalam sana? Dari kemarin sore Papa belum makan apa-apa, loh. Papa---" Menundukkan kepala.
"---sudah tidak peduli lagi dengan Kana? Sungguhan? Demi apapun?" Menatap pintu kamar dengan tatapan sedih.
"Kalau memang seperti itu, setidaknya peduli pada kesehatan diri Papa sendiri"
Sejak kejadian kemarin sore, Miu tidak keluar sama sekali dari kamarnya setelah mengusir Bright dan Kana dari dalam sana, tepat setelah Miu tahu semua yang Kana rahasiakan, terungkap dari mulut luwes Bright.
Sedangkan di dalam kamar, Miu bersembunyi di balik selimut dengan tatapan kosong. Perutnya memang sudah berbunyi sejak pagi, hanya saja ia abaikan karena menurutnya, bertemu dengan Kana adalah hal yang paling sulit & menakutkan dari pada menahan rasa lapar.
Tidak mendapat jawaban dari dalam kamar, Kana kembali mengetuk. Ia sama sekali tidak mau menyerah pada Miu yang terus mengabaikan nya sepanjang hari.
.
TOK TOK TOK TOK
.
"Pa, Papa mau makan apa? Kana masak'in buat Papa, ya?"
",,,,,,,,,"
Kana membuat pola lingkaran memakai telunjuk nya di pintu kamar Miu.
Kana bisa saja mendobrak pintu kamar Miu dengan mudah tetapi tidak ia lakukan karena perbuatan itu hanya akan menambah kemarahan Miu padanya. Kana tidak mau sampai itu terjadi.
"Pa, tolong katakan apa yang Papa mau untuk Kana hidangkan. Marahnya nanti lanjutkan lagi setelah makan siang"
",,,,,,,,,,"
Kana mengacak rambutnya dengan kasar, kesabarannya mulai menipis.
Kedua tangan Kana mengepal. "Kalau begitu Kana masak'in capcay goreng seafood kesukaan Papa. Nanti harus di makan, ya? Kana tahu kalau Papa mendengar dan dengan sengaja tidak mau jawab Kana. Tidak apa, Kana bisa mengerti karena kemarahan Papa berasal dari Kana. Kana minta maaf" Mengerutkan kening.
"Tapi, tidak kah Papa berpikir kalau Papa juga ada salah terhadapku?" Mengeratkan gigi.
"Selama ini, Papa sama sekali tidak pernah bilang bahwa Kana bukan Anak Kandung Papa. Kana---" Menutup kedua mata lalu membukanya kembali.
"---tidak marah. Bisa kah Papa menganggap masalah ini impas agar kita dapat kembali menjalin kehangatan seperti dulu? Sebagai Ayah dan Anak---" Kedua tangan Kana semakin mengepal erat.
"---Anak Pungut" Kana tidak kuat lagi dan segera pergi dari sana.
DEG
"Kana,,, maaf" Miu mendengarkan semua ucapan Kana dan mulai meneteskan air mata.
Sebenarnya ia tidak marah, hanya sedikit kecewa. Kecewa karena Kana tidak memberitahu kalau ia sudah bertemu dengan Keluarga Kandung sejak 5 tahun yang lalu, membuat Miu tampak seperti seorang idiot yang menyembunyikan rahasia bodoh di hadapan Kana.
Kalau saja Kana mau mengatakan dengan jujur dari awal, mungkin semua akan berjalan baik-baik saja sampai detik ini. Tidak ada kecanggungan. Tidak ada kesalah-pahaman.
Miu meraih ponsel di hadapannya lalu mulai mengetik pesan pada seseorang.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Dapur Kedai
Terlihat Kana tengah berkutat dengan sayur, daging, dan kuali di hadapannya.
Bertuliskan 'TUTUP' pada pintu utama, menambah kesunyian kedai yang luas nya tidak begitu besar.
"Hmm,, hm,, hm,," Sesekali Kana bersenandung dan bernyanyi di tengah kegiatan memasak nya, sedikit tidak sabar untuk menyajikan sayur lezat pada orang yang ia cintai sampai tidak lama kemudian---
.
CEKLEK
.
Bright membuka pintu kamar dan bertemu dengan tatapan datar Kana.
Mereka bertatapan dan langsung memalingkan wajah masing-masing dalam hitungan kurang dari 2 detik.
*Kupikir Papa yang keluar* Kembali fokus pada masakan, menuang garam dan penyedap rasa ke dalam capcay yang hampir jadi.
*Tch* Bright menggeser koper besar nya lalu menutup pintu kamar.
.
BLAM
.
Bright menarik koper sampai keluar dari kedai tanpa bicara apa-apa pada Kana.
Di tengah langkah Bright yang perlahan menjauh, Kana bisa dengar jika Bright mengumpat padanya seperti, 'tidak tahu balas budi'
Kana tidak peduli sama sekali jika yang bicara adalah Bright. Lain hal jika yang bicara adalah Miu, mungkin Kana sudah memporak-porandakan se-isi bumi.
Melihat punggung Bright yang menjauh, Kana mengulas senyum lebar di balik punggungnya. *Pengganggu sudah tidak ada. Ahh,, senangnya*
Mencicipi capcay buatannya yang sudah matang.
*Hm,, sudah oke. Papa pasti suka* Menuang capcay dari kuali ke mangkuk dengan sangat hati-hati dan penuh perhatian karena capcay itu sebentar lagi akan diberikan pada orang tersayang.
Setelahnya, Kana menaruh nasi di piring. Tak lupa ia siapkan juga satu gelas air putih. Kana menaruh semua itu di atas nampan kayu lalu ia bawa ke lantai 2.
Sesampainya di depan pintu kamar, Kana menaruh nampan lebih dulu ke atas meja, persis di seberang kamar kemudian kembali mengetuk pintu.
.
TOK TOK TOK
.
"Papa, makanan sudah jadi. Tolong buka pintunya, na?"
",,,,,,,,,,"
"Pa?"
",,,,,,,,,,"
Menghela nafas panjang. "Mungkin kemarin Kana masih sabar menghadapi Papa, tapi tidak untuk sekarang. Kesabaran Kana sudah habis. Kalau Papa tidak jawab juga, Kana dobrak pintunya. Jangan bilang kalau Kana belum memperingatkan"
",,,,,,,,,,,,"
"Pa, buka pintunya!!"
.
TOK TOK TOK
.
",,,,,,,,,,,,"
"PAPA??!" Menaikkan nada suara.
",,,,,,,,,,,"
.
TOK TOK TOK
.
Kana sudah tidak bisa sabar lebih lama lagi. Ia mundur selangkah lalu mendobrak pintu memakai 1 kakinya yang panjang dan berotot.
.
BRAAKKKKKKKK
.
Pintu yang terbuat dari kayu jati itu pun langsung hancur dan terbuka dengan sendirinya.
Ketika pintu terbuka, Kana langsung melenggang masuk tanpa basa-basi. "Papa?!" Kana mengedarkan penglihatan elang nya ke seluruh sudut kamar dan tidak menemukan siapapun. Jantung Kana berdebar cepat karena panik. Ia berlarian di dalam kamar, mencari Miu sampai ke kamar mandi tapi tetap saja, ia tidak dapat menemukan Miu dimana pun.
"PAPA DIMANA??! JANGAN BERCANDA SAMA KANA. KELUARRRRRRR!!!" Kana membuka selimut dan di dalamnya hanya terdapat guling panjang dan bantal.
Nafas Kana terengah-engah.
Berbagai macam pertanyaan langsung muncul di pikirannya seperti, bagaimana Miu bisa tidak ada di kamar nya? Miu kabur? Tapi, darimana Miu dapat melarikan diri sedangkan pintu hanya 1 yaitu pintu utama kedai yang mana jika Miu melewati pintu itu, harus bertemu dengan Kana dulu di ruang tamu kedai. Tetapi, Kana sama sekali tidak melihat Miu lewat sana.
Lalu, dimana Miu?
Semua pertanyaan nya langsung terjawab ketika mata elang Kana melihat jendela kamar yang menghadap kebun belakang terbuka lebar. Tidak hanya itu, Kana juga menemukan tali tambang berwarna putih, mengarah ke luar jendela.
Kana berlari untuk melihat ke bawah, berharap masih melihat sosok Miu tapi sayang, di bawah sudah tidak ada siapa-siapa.
Kana shock, marah, dan kecewa secara bersamaan.
Belum selesai sampai di sana.
Ketika Kana memalingkan wajahnya ke kiri, ia melihat sebuah tas berwarna hitam dan lembaran kertas di atas meja kamar, tersusun rapi seolah memang sudah di siapkan oleh sang pemilik untuk di lihat.
Kana mendatangi tas itu lalu ia buka dan betapa terkejutnya, ia menemukan baju-bajunya disana. Baju dari ia bayi sampai dewasa, tersusun rapi di dalam tas yang tidak begitu besar.
Di samping tas itu, terdapat lembaran kertas yang bertuliskan, 'SERTIFIKAT TANAH DAN BANGUNAN KEDAI MYU-MYU'
Kana tidak mengerti apa maksud semua ini.
Belum sampai ia menyentuh sertifikat itu, Kana melihat secarik kertas bertulis tangan yang ia yakini milik Miu untuk ia baca.
------------------------------
To: Kanawut
Maaf bila saya harus pergi dan meninggalkanmu dengan cara seperti ini.
Setelah semua yang terjadi, saya merasa tidak punya muka untuk bertemu denganmu.
Saya malu.
Saya minta maaf karena selama ini telah berbohong.
Adalah benar bahwa saya bukan Ayah Kandungmu. Tapi percayalah, saya menyayangimu sebagaimana seorang Ayah menyayangi Anak Kandung nya sendiri.
Kalau kamu bertanya alasan saya tidak memberitahumu, itu murni karena saya tidak mau kehilangan kamu. Awalnya.
Saya tidak mau merasakan kehilangan lagi, ditinggal oleh orang yang saya sayang.
Jujur, saya belum siap.
Dari dulu, Bright selalu mengingatkan saya untuk jujur sama kamu. Tapi, saya selalu keras kepala. Haha.
Ya, kamu benar. Saya memang egois.
Tapi sekarang, saya benar-benar tersudut. Kamu sudah dewasa dan perlu untuk mengetahui jati dirimu yang sebenarnya.
Setelah saya pikir-pikir, orang tuamu juga pasti ingin kamu kembali ke pelukan mereka. Saya cukup mengerti bagaimana perasaan mereka.
Jadi, kembali lah pada keluarga aslimu, Kana.
Saya sudah ikhlas melepaskanmu.
Berbahagialah.
Tidak perlu cari saya karena pada awalnya, kita memang bukan siapa-siapa.
Kamu tidak perlu khawatir. Kamu anak yang cerdas, baik, sopan, ramah, dan berpikiran dewasa. Kamu pasti akan di terima oleh siapa pun dan di mana pun.
Namun, satu yang harus kamu ingat, kasih sayang saya sama kamu adalah nyata dan tulus.
Di samping surat ini, saya sudah siapkan baju dan sertifikat untukmu karena saya dengar kalau kamu tidak ingin kembali pada orang tua kandungmu.
Kalau memang benar, kamu boleh tetap tinggal di kedai sebagai bekal kamu di masa depan. Bangun sebuah keluarga dan berbahagialah, Kanawut.
Ah, satu lagi.
Jangan pernah sebut dirimu Anak Pungut.
Kamu bukan Anak Pungut!!
Kamu, Anak yang paling saya sayangi dalam hidup ini, lebih dari apapun.
From : Miu
------------------------------
"Kau yang tidak mau di tinggal olehku, kau pula yang lebih dulu meninggalkanku. Apa mau mu sebenarnya, Miu Suppasit???!!!!!"
"Bahkan di surat ini, kau bicara formal seperti kita adalah orang asing dan tidak pernah menjalin hubungan apapun, Miu! Kenapa??!!! KENAPA KAU DAN TUA BANGKA ITU SAMA-SAMA BRENGSEKKKKKKK??????!!!!!!!" Kana langsung meremas kertas itu dengan penuh tenaga lalu ia buang ke sembarang arah.
"SIAPA LAGI YANG BISA AKU PERCAYAI DI DUNIA INI, HAHHHHHHHHHH???!!!!!!!!?? KEPARATTTTTTTTTTTTTTTTT!!!!!!!" Kana meluapkan emosi dengan memukul apapun yang ada di sekitarnya, tidak terkecuali kaca di kamar mandi.
.
BUGHHH
BUGHHHH
BAGHHHH
BRAKKK
KREKKKK
.
Kana diam sesaat, menetralkan nafas sambil melihat wajahnya di cermin yang bukan lagi wajah seorang Kanawut rendah hati.
"Baik,,,, baik,," Menarik tangannya yang terluka dari cermin.
"Mulai detik ini, kau bukan Ayahku lagi, Miu Suppasit. Kau yang memulainya lebih dulu jadi, jangan terkejut ketika kita bertemu lagi" Mengulas senyum mengerikan di wajah tampan nya.
"Karena Kana yang kau kenal, sudah mati, oleh perbuatanmu sendiri"
To Be Continue,,,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top