Chapter 9 : Takdir Saga

Raja, merupakan pimpinan tertinggi dalam segala hal. Baik dalam permainan ataupun kehidupan nyata, peran raja sangat penting.

Raja selalu dilindungi oleh orang-orang yang setia padanya. Bahkan sang permaisurinya pun tidak akan meninggalkan dirinya dalam kondisi apapun.

Tetapi, ada beberapa kondisi yang memaksa sang raja turun tangan secara langsung tanpa melibatkan orang-orang yang ia sayangi.

Ya, itulah yang terjadi saat ini. Suatu perang terjadi diantara King dan Queen Fangire. Tentunya, bukan tanpa alasan kalau peperangan itu terjadi.

Queen menganggap jika semua aturan yang dibuat dan diteruskan oleh King adalah salah. Bagi Queen, manusia adalah makanan bagi Fangire, dimana energi manusia memberikan mereka kehidupan lebih layak dan hal yang selalu diinginkan tiap Fangire, sebuah kekuatan untuk menguasai kehidupan.

Sementara King, ia menganggap jika manusia dan Fangire adalah sama. Mereka bisa hidup berdampingan tanpa adanya pertumpahan darah. Memang, prinsip King cukup sederhana. Tapi, bukankah itu hal yang benar?

"Saga!" panggil Hiiro dan setelahnya, wujud Hiiro telah berubah menjadi Kamen Rider Saga, seorang kamen rider yang tidak kalah diagungkan selain Kiva oleh para Fangire dan manusia.

Queen yang telah dilahap amarah pun langsung merubah wujudnya kembali, menjadi sosok Queen of Fangire. Tanpa aba-aba, ia langsung menyerang King begitu saja. Dan beruntung, King lebih lincah dibandingkan Queen, sehingga ia bisa menghindar secepat yang ia bisa.

"Hiiro-kun, mengapa ... mengapa kau mengkhianatiku?" tanya Queen di sela-sela ia melancarkan serangan.

"Maaf, Aoi. Aku tidak bermaksud dan aku juga sangat tidak ingin melawanmu. Tetapi, kau lah yang memaksaku untuk melakukan ini."

Zrash!

Pedang Hiiro berhasil mengenai Queen dan membuat Queen semakin menjaga jarak darinya.

"King ...."

"Maaf saja, Queen. Neo Fangire akan aku runtuhkan dan sebagai gantinya, aku akan kembali menyusun Fangire yang telah lama mendiami tanah kelahiranku," sela Hiiro.

"King, teganya kau."

"Ini demi kebaikan dan masa depan Fangire."

*****

Kaito tiba-tiba pergi dari studio itu. Ia tampak terburu-buru, tapi wajahnya tampak tidak peduli. Sebenarnya, tipe pria seperti apa, Kaito itu?

Dan disaat yang bersamaan, orang yang telah disebutkan namanya oleh Neko pun bangkit dari tidurnya. Tubuhnya tampak setengah lemas, tapi yang terpenting adalah hal yang membuatnya sampai seperti ini.

"Queen membuat beberapa fangire yang telah lama ingin merdeka menjadi berontak. Aku sudah menahannya sekuat yang aku bisa. Tapi sayang, kekuatan Fangire lebih besar dibandingkan IXA," ucap Honda dengan tatapan tajam.

"Benarkah? Tapi, Natsumi dan Yuusuke bilang jika keadaan aman-aman saja," ucap Neko dengan wajah khawatir.

"Um, aku melihat keadaan baik-baik saja," timpal Natsumi.

"Jangan-jangan, kau berbohong pada Hime-sama dan menginginkan agar ia semakin jatuh," simpul Yuusuke.

Honda berdecak kasar. Ia membanting meja dihadapannya dan segera menarik Neko untuk berlari bersamanya.

Dengan sekuat tenaga, Neko mencoba menyamakan iramanya dengan pria yang membawanya.

"Honda, kau mau membawaku kemana?" teriak Neko yang hanya diabaikan oleh pria yang membawanya pergi. Hingga tiba di suatu tempat, Honda baru melepaskan genggamannya dari Neko dan menatap gadis itu lekat-lekat.

"Semua sudah berubah selama kau pergi. Baik Decade ataupun teman barumu, semuanya sudah berubah," ucap Honda dengan tatapan penuh keseriusan.

Tapi, apakah Honda memang bisa dipercaya?

*****

Kondisi kafe penuh keheningan. Hanya dentingan piring dan gelas yang terdengar.

"Perempuan itu ... dia tampak menyembunyikan sesuatu yang lebih besar, ya," ucap Megumi dengan tatapan melamun.

"Memangnya, apa yang kau tahu?" tanya Nago selaku suaminya.

"Entahlah. Tapi, tatapannya seperti saat Wataru merasa takut akan identitasnya sebagai setengah fangire dan setengah manusia," jawab Megumi sembari menatap Wataru, "Apakah ayahnya merasa demikian?"

Wataru tampak gugup dan maniknya tampak berusaha menyembunyikan sesuatu, "Aku rasa tidak seperti itu. Dia mungkin memiliki hal yang masih ia sembunyikan dan akan ia sampaikan di masa depan."

"Tapi ...."

"Wataru! Wataru!" Panggilan Kivat memotong Taiga yang hendak bicara. Semua tatapan pun mengarah pada Kivat yang diikuti oleh Kivat yang hampir sama dengan miliknya dan kakaknya. Tentunya, Wataru tahu milik siapa Kivat itu.

"Ada apa, Kivat?" tanya Wataru dengan tatapan yang berusaha tenang.

"Tuan Wataru, aku mohon bantuan Anda. Jika tidak, baik nyawa King, Neko dan manusia terancam," ucap Kivat milik Neko dengan nada tergesa-gesa.

"Memangnya, apa yang terjadi?" tanya Taiga dengan tatapan lebih serius.

"Saat kami kembali, Jirou memberi tahu jika kami sudah terlambat. Banyak Fangire yang memberontak dan melawan kepemimpinan yang telah Tuan Wataru dan Tuan Taiga teruskan pada King dan Neko.

Sekarang, King sedang berusaha sekuat tenaga untuk melawan Queen. Sementara Neko, ia dan Keisuke-san berusaha untuk menyelamatkan beberapa manusia yang bisa diselamatkan."

Penjelasan Kivat milik Neko membuat semua yang ada di kafe ini merasa frustasi. Meskipun ini bukan urusan mereka, tapi amarah mereka menggebu-gebu.

"Gadis itu, bagaimana kondisinya?" tanya Nago.

"Neko ... ia menghadang beberapa fangire dengan kekuatan fangire nya," jawab Kivat milik Neko.

"Hiiro-kun, bagaimana dengan dia?" tanya Megumi.

"King ...." Kivat milik Neko tampak tidak ingim berbicara sepatah katapun mengenai anak dari Nobori Taiga.

Setelahnya, mereka diam kembali. Menyisakan aura kebingungan yang tidak bisa diutarakan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top