✨[8] patah?

"Pangeran hingga jannah"

"Jangan karna cinta kau merendahkan harga dirimu,ingat jodohmu Cerminan dirimu. Tugasmu sekarang teruslah Memantaskan diri, bukan malah Sebaliknya."

©Bintang kejora
.
.
.

⭐⭐⭐

"Farhan.. Dengerin aku, aku menyukaimu sejak kita masih duduk di bangku SMA. aku tau ini salah tapi.. Aku tidak bisa menahannya lagi, Maafin aku yang telah membuatmu kecewa. Tak seharusnya aku begini, " lirih seorang gadis dengan mata sudah berkaca-kaca.

"Apa kamu sadar dengan apa yang telah kamu ucapkan sekarang Sabrina?" tanya Farhan dengan ekspresi yang sulit di baca.

"Aku sangat sadar. Aku sungguh mencintaimu, mengertilah," balas gadis itu lagi.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan kamu Sabrina? Kamu tau sejak kecil kita sudah bersama-sama, kamu sudah aku anggap seperti adik kandungku sendiri. Kamu tau itu!"  seru Farhan penuh penekanan di setiap katanya.

"Aku sangat tau, tapi aku tidak bisa menyangkalnya lagi. Rasa ini datang tanpa dapat aku cegah. Aku mohon," lirih Sabrina.

Rasanya sungguh sakit. Dia tau akhirnya akan begini, dia yang ia cintai tidak dapat membalasnya cintanya. Tapi, bolehkah ia memperjuangkan cintanya? Bolehkah dia sedikit egois?

"Dasar bodoh!!!" Farhan membentak. Setelah mengatkan itu ia langsung pergi meninggalkan Sabrina yang menangis tersedu-sedu.

Menghapus semua harapan yang telah di ciptakan gadis itu. Mengubur harapan itu dalam-dalam.

Deg

Bodoh? Apa sekarang dia terlihat seperti gadis bodoh?

Dia hanya mengutarakan isi hatinya!! Kenapa laki-laki itu mengatainya bodoh? dimana letaknya dia itu bodoh? dimana?!

"Sakit.. Sakit.. Sakit..."Sabrina memukul dadanya sendiri. Dia menangisi kepergian laki-laki yang berhasil membuatnya hancur berkeping-keping.

Sekarang hatinya benar-benar hancur. Dia tidak tau harus berbuat apalagi agar pria itu menoleh kepadanya. Hatinya hancur mengingat bagaimana pengorbanannya untuk laki-laki yang sekarang sudah meninggalkannya. Berulang kali dia mencoba tapi dia gagal lagi dan lagi. Dan sekarang dia hanya bisa pasrah dengan ketetapan yang Allah berikan berharap lelaki itu bisa menjadi Pangeran hingga surga-Nya kelak, dan pada akhirnya harapan itu harus dia kubur dalam-dalam.

Hening seketika tidak ada yang berani mengangkat suara. Sungguh malang sekali nasip sabrina. Mengapa nasibnya begini? Mengapa dia harus mencintai laki-laki dingin seperti Farhan?

Sabrina menghapus air matanya kasar. Dengan langkah gontai Sabrina meninggalkan kantin, dia harus ikhlas. Ini adalah keputasannya dan setelah itu dia harus menerima resiko dari setiap keputusaanya. Menerima semua rasa sakit yang di torehkan laki-laki itu.

Dia harus segera pergi, pergi ke suatu tempat yang mampu membuat hatinya damai.

Damai dengan takdir menyedihkan ini.

Dan di perbatasan koridor menuju kantin. Aira, Intan, Sara masih syok dengan apa yang di lihat barusan. Benar-benar sebuah kejadian yang sangat langka.

Meraka jadi bingung sendiri kok masih ada kejadian serumit itu di jaman sekarang. Mereka jadi kasihan dengan gadis yang baru saja ditolak mentah-mentah oleh lelaki tersebut. Pasti sangat sakit di tolak, dan mereka jadi penasaran siapa sih gerangan laki-laki songong yang sok kegantengan itu?

"Semoga saja nanti jadoh Aira gak kayak orang itu ya Allah, dia kejam," batin Aira dalam hati.

Cinta memang membawa pengaruh yang sangat dahsyat.

The power of love.

⭐⭐⭐

"Apa yang terjadi? Kenapa Sabrina menangis?" tanya Rifki khawatir. Kejadian tadi pagi benar-benar membuat semua penghuni kampus heboh. Rifki menatap Farhan tajam–menuntun jawaban. Dia bingung sebenarnya apa yang terjadi dengan dua sahabatnya ini.

"Dia menyukaiku."

"Lantas kenapa dia menangis?"tanya Rifki bingung. Dia tau Sabrina menyukai Farhan, karena Sabrina sendiri pernah mengatakan padanya.

"Aku membentaknya tadi di kantin, kamu tau sendirikan aku menganggapnya sebagai seorang adik, tidak lebih! " ungkap Farhan.

"Hah!!! Apa kau gila membentaknya di kantin?!" kaget Rifki bukan main. Dia tidak habis fikir dengan sikap Farhan. Kenapa kesannya Farhan seperti orang tidak punya hati?

"Siapa yang gila? Dia yang memulainya duluan. Kita bertiga bersahabat sejak kecil harusnya dia tau itu," balas Farhan tak mau disalahkan.

"Arrghh!! Farhan kesel gue sama lo. Lo harus menemui Sabrina dan meminta maaf sekarang, kasihan dia!! Ya Allah Farhan!" perintah Rifki greget, sahabatnya ini terlalu ah sulit di jelaskan.

"Nanti jangan sekarang, kalau sekarang dia malah bawa perasaan lagi, aku gak mau nanti makin ribet," ujar Farhan, dia tidak mau lagi banyak permasalahan yang timbul.

"Yaudah, tapi ingat harus minta maaf."

"Iya." yakin Farhan.

"Makanya Far jadi orang jangan sok ganteng, udah berapa hati perempuan di kampus ini yang kamu patahkan. Sedih gue sama kelakuan lo."

"Aku cuma gak mau ada hubungan tanpa ikatan yang halal, mereka semua cuma ngajak pacaran. Pacaran haram!"

"Yaelahh!! ya tinggal lo nikahin, ribet amat," balas Rifki tak habis fikir.

"Di kira nikah segempang itu!" Farhan memutar bola matanya malas.

"Terserah deh, yaudah gue pulang duluan, jangan lupa nemuin Sabrina lo," peringat Rifki kembali.

Sekarang Farhan harus segera menemui Sabrina.

Gadis yang dia sakiti hatinya.

⭐⭐⭐

Sungguh rasanya sangat sakit, tidak berdarah tapi pedih. Sabrina tak mampu menahan lagi, tangisnya pecah. Hatinya benar-benar sakit. Mengapa sesakit ini?

Dia kira dengan mengungkap perasaannya laki-laki itu akan membalas semua perasaanya tapi nyatanya malah sebaliknya.

Dia kira kisah cintanya akan seindah kisah cintanya Bunda Khadijah dan Nabi muhammad SAW, wanita dengan ketangguhannya melamar Rasulullah.
Dia kira akan seindah itu. Namun nyatanya tidak seindah itu.

Sekarang apa yang harus dia lakukan pergi atau tetap diam disini dan menganggap semuanya tidak pernah terjadi. Tapi dia tidak bisa setegar itu, dia hanya perempuan biasa yang tidak bisa setegar perempuan pada zaman Rasulullah. Apa yang harus dia lakukan?

"Kata Ibu saya kalo lagi ada masalah mengadulah pada Allah, Allah akan mendengar semuanya, jangan hanya menangisi yang telah terjadi itu tidak akan membantu." Suara itu mengagetkan Sabrina.


⭐⭐⭐


Jangan lupa tinggalin jejaknya ya :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top