✨[22] Gejolak Batin
"Pangeran hingga jannah"
Buanglah perasaan negatif yang tidak berguna, percayalah aku akan selalu menjadi pangeranmu.
©Bintang kejora
.
.
.
Akhirnya sehari berlalu. Dan hari ini Aira akan pindah rumah. Mengikuti suaminya.
"Bunda, Ayah sama Abang ngusir Aira nih?" Aira mengerecut bibirnya.
"Sayang jangan manja. Sekarang Aira udah jadi istri orang, jadi gak boleh manja ya."Anita mencubit hidung Aira gemas.
"Anak Ayah gak boleh cengeng. Sekarang Aira harus ngikut suami ya, karna itu wajib nak." ucap Malik sambil mengelus pucuk kepala Aira yang tertutup khimar.
"Adek jangan lebay! udah gede masih aja manja!" Raka menjitak jidat Aira pelan.
"Abang sakit!!!" Aira melotot pada Raka.
"Makanya jangan lebay!"
"Dasar Rak piring!!!"
"Farhan Ayah titip Aira sama kamu ya. Jangan pernah menyakiti hatinya apalagi kasar. Apabila kamu melakukannya sungguh Ayah sangat marah dan kecewa sama kamu." Malik menepuk pundak Farhan pelan. Farhan terseyum lalu menganguk.
"Bro lo yang sabar ya ngadapin macan betina ini. Hati-hati dia orangnya galak dan nyusahin."
"Maklum bang dia belum jinak."
Seketika Tawa Raka meledak, sedangkan Farhan, ia terkekeh geli dengan ucapannya sendiri. Malik dan Anita hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak-anaknya dan menantunya.
"KAKAK!!! ABANG!!!"
⭐⭐⭐
Akhirnya setelah menempuh perjalan selama satu jam. Kini Farhan dan Aira sudah sampai di rumah tujuan mereka.
"Ayo masuk." Farhan menggenggam tangan Aira lembut.
Deg
Jantung Aira berpacu begitu cepat, ada gejolak aneh dihatinya. Genggaman imam halalnya sangatlah hangat.
"Please!! Jantung jangan lebay!"
Aira berjalan tak karuan di samping Farhan.
Mengapa jadi begini?
Mengapa Farhan sifatnya selalu aneh?
Kadang membuat Aira melayang setinggi-tingginya dengan perlakuanya yang selalu menghipnotis hati. Kadang juga membuat Aira jatuh terhempas begitu jauh ke dasar jurang begitu melelahkan hati. Sebenarnya perasaan apa ini?
Dan sampainya mereka di ruang tamu, kedua orang tua Farhan langsung menyambut mereka penuh rasa bahagia. Begitu juga Humaira-Adik perempuan Farhan.
"Selamat datang menantu Mama." Anisa memeluk Aira penuh rasa bahagia, bisa dilihat dari raut wajahnya. Aira pun membalas pelukan mertuanya dengan kikuk.
"Selamat datang ya Aira menantu Papa. Jangan pernah sungkan pada kami karna sekarang Aira juga anak Papa dan Mama." Mahdar berucap tulus dan tersenyum hangat. Aira mengangguk. Aira dapat merasakan kasih sayang yang tulus dari mertuanya.
"Selamat datang kakak ipar. Jangan malu-malu ya kak Ai" Maira berucap sangat manis. Sungguh menggemaskan.
"Iya sayang." Aira terkekeh.
"Ah senengnya sekarang adek punya kakak perempuan. Abang pinter banget pilih istri. Cantikan kak Aira dari pada kak Salwa." Ucap Maira begitu polos.
"Adek ngomong apa sih." Ucap Farhan dingin. Pertanda dia tidak suka atas omongan adiknya.
"Maaf." Maira menunduk.
"Udah-udah, sebaiknya Hanan bawa menantu mama masuk kamar. Kasihan pasti Aira kecapean."
Aira berjalan di belakang Farhan.
Sekarang tidak ada lagi genggaman hangat dari Farhan. Farhan terus berjalan tanpa mau menoleh ke belakang, tatapannya yang dingin membuat hatinya di penuhi dengan gejolak-gejolak menyakitkan.
Sebenarnya ada apa?
Mengapa Farhan mendiamkannya sekarang?
Apakah penyebab perubahan Farhan ada hubungannya dengan perempuan bernama Salwa?
Siapa Salwa?
Pertanyaan-pertanyaan itu hanya mampu Aira simpan dalam hati, tidak berani menanyakan. Karna Aira merasa belum pantas untuk mengetahui semuanya. Dia hanya orang baru.
Seketika cairan bening itu keluar begitu nakal, seakan tidak memberi izin untuk berhenti. Aira menangis dalam diam. Aira tidak tau apa yang terjadi dengan hatinya saat ini, tapi yang jelas hatinya sekarang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
⭐⭐⭐
Aira terbangun dari tidurnya, dilihatnya jam yang mengantung di dinding ternyata jam sudah menunjukan pukul 19:45 malam. Matanya sembab akibat menangis, kejadian beberapa jam yang lalu sungguh membuat hati Aira gelisah tak karuan.
Penglihatan Aira menyapu setiap sudut kamar barunya, tema kamar suaminya sungguh membuat Aira rindu akan kamar birunya di rumah Bunda. Kamar ini sungguh kamar idamannya, semuanya bernuansa biru laut bahkan lantainya pun bertema Air laut yang sungguh sangat menyegarkan. Sangat indah dan nyaman.
Apakah Farhan yang melakukan semua ini untuknya?
Jika ia Aira sangat bahagia.
Tunggu dulu, kemana Farhan?
Aira bergegas bangkit dari tempat tidurnya. Ia harus segera keluar dari kamar, mungkin suaminya berada di luar.
"Sudah bangun sayang? Maaf ya Mama tadi gak bangunin kamu, soalnya kamu tadi tidurnya pulas banget, pasti kamu kecapean. Jadi Mama gak tega banguninnya." Suara Anisa membuat Aira tidak enak. Ah kenapa dia tadi ketiduran segala. Kan malu sama Mama mertuanya.
"Seharusnya Aira yang minta maaf,maafin Ai Ma, Aira malah ketiduran jadi gak bisa bantuin Mama," ucap Aira menyesal.
"Gak apa-apa sayang, sekarang kamu makan ya." Anisa mengelus pipi Aira lembut.
"Kak Farhan kemana Ma? Kok gak ada." Tanya Aira saat melihat tidak ada tanda-tanda keberadaan suamianya di rumah.
"Suami kamu lagi di kantor sayang, katanya mendadak ada hal penting. Niatnya mau pamit sama kamu tapi kamu tidurnya nyenyak banget." Jawab Anisa lembut.
⭐⭐⭐
Farhan masuk ke dalam kamar dengan wajah yang sangat kusut. Dasinya kini sengaja dia longgarkan, kemeja putihnya dia lipatkan hingga batas siku. Dan dengan rambutnya yang acak-acakan.
Disana istri kecilnya sedang tertidur pulas, sambil memeluk bantal guling penuh kenyamanan.
Farhan tau istrinya menangis dalam diam. Bukan maksud dia mendiamkan Aira seperti tadi. Dia juga bingung dengan hatinya, kenapa perasaan itu timbul lagi. Perasaan yang harus Farhan kubur dalam-dalam.
Farhan mengelus pipi Aira penuh kasih sayang. Dilihatnya setiap detail wajah Aira yang begitu sangat cantik. Istri kecilnya sangat menggemaskan.
"Maaf sayang..." Farhan berucap penuh rasa penyesalan. Lalu dengan penuh kasih sayang Farhan mengecup lembut kening istri kecilnya.
⭐⭐⭐
Jangan lupa tinggalin jejaknya :)
Terimakasih buat kamu yang sudah membaca kisah Farhan Dan Aira😊
Aceh,18-Mar-2019.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top