✨[20] Akad
"Pangeran hingga jannah"
"Ya Allah aku ikhlas akan takdirmu."
🎶 Maherzain ~ Sepanjang hidup.
©Bintang kejora
.
.
.
Ini memang nyata tepat hari ini kehidupan Aira di mulai. Aira masih tidak percaya bahwa sebentar lagi dia akan menjadi seorang istri.
Aira pikir perjodohan hanya terjadi di dunia Fiksi dan film-film yang pernah di baca dan di nonton. Ternyata tidak!!! Hal itu sekarang terjadi padanya.
Semoga ini pilhan yang benar.
Kini Aira berada di kamarnya. Selesai mukanya di poles dengan Make up oleh perias, Aira memeluk Bundanya erat. Anita memang sendari tadi terus menemani putrinya.
"Bunda Aira takut."
"Kenapa takut?"
Aira menggeleng dia pun bingung kenapa hatinya gelisah sekarang, padahal dari tadi dia baik-baik saja.
"Enggak usah takut. Semua baik-baik saja." Ujar Anita lembut.
Aira mengangguk lalu tersenyum. Ya dia gak boleh takut ataupun gelisah. Bukankah hari ini hari bahagia?
"Saudara Farhanan anggara bin Mahdar anggara, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama Aira khanza binti Malik firmansyah khanza dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat 50 gram, Tunai."
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Aira khanza binti Malik firmansyah khanza dengan mas kawin tersebut, Tunai."
"Sah?"
"SAH!"
"Alhamdulillah"
Air mata Aira menetes terharu saat mendengar Farhan mengucapkan kalimat sakral itu dengan lantang dan dengan satu tarikan nafas.
"Bunda Aira udah jadi seorang istri. Aira sayang bunda. Aira gak mau pisah sama Bunda." Aira memeluk erat Bundanya.
"Bunda juga sayang Aira. Sekarang kita ke bawah ya, mereka pasti sedang menunggu. Putri Bunda gak boleh cengeng."
Dengan perasaan tak karuan Aira melangkah berjalan menuju ke bawah dimana semua orang sedang menungunya. Dan tentu dengan sang Bunda yang menuntunnya berjalan. Aira dapat merasakan kini semua pasang mata sedang melihatnya. Jujur Aira sangat gugup dan malu.
Sesaat kemudian Aira tidak bisa menormalkan detak jantung yang semakin berdetak hebat saat matanya bertemu dengan mata milik lelaki yang sekarang sudah sah menjadi suaminya.
Anita yang masih berada di samping Aira langsung menuntun putrinya untuk menghampiri Farhan dan bapak penghulu untuk menandatangani buku nikah.
Setelah menandatangani buku nikah. Aira mencium tangan Farhan, karna kata Bundanya dia harus melakukan itu. Lalu Farhan mengecup kening Aira lembut. Jatung Aira berdegup kenceng, Aira merona malu. Farhan tersenyum manis sangat manis. Membuat Aira bertambah merona.
Terdengar suara tepuk tangan dan cie-cie yang sudah berhasil membuat Aira seperti kepiting rebus. Aira benar- benar malu.
"Cie yang udah dihalalin Pak dosen."
"Yang udah halal mah beda."
"Ai jangan lupa bikin ponakan yang lucu-lucu buat aku. Yang banyak!"
Farhan memanjatkan Do'a sambil memegang ubun-ubun kepala Aira.
"Allahumma inni as'aluka min khairiha wa khairi ma jabaltaha'alaihi. Wa audzubika min syarriha wa syarri ma jabaltaha'alaihi"
Artinya : " Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu kebaikan dirinya, dan kebaikan yang engkau tentukan atas dirinya. Dan aku berlindung kepadaMu dari kejelekannya, dan kejelekkan yang engkau tetapkan atas dirinya"
Setelah semuanya selesai kini Farhan, Aira dan semuanya pergi menuju ke tempat dimana acara resepsi di laksanakan yaitu di hotel bintang lima milik keluarga Farhan. Aira pun sekarang sudah mengantikan kebaya pengantinnya yang tadi menjadi gaun pengantin yang sangat indah dan sangat mewah di tubuh Aira.
Dan begitu juga Farhan. Pakaianya yang tadi di kenakan sudah di gantikan dengan setelan jas pengantin yang sangat cocok di tubuh tegapnya.
Dan acara resepsi pun sangat menakjubkan. Semuanya di sulap menjadi sangat mewah dan megah.
Kini Farhan dan Aira sedang berdiri di singgasana pengantin. Mereka menyalami satu persatu tamu yang sedang berdatangan memberi ucapan selamat pada mereka.
"Selamat Ai dan Pak Farhan. Gak jangka kamu Ai bakal dihalalin duluan." Ucap Intan histeris, lalu memeluk Aira
"Makanya kamu cepat nyusul!" Aira membalas pelukan sahabatnya.
"Di kira nikah gampang!" Intan mendegus.
"Selamat Ai gak nyangka suamimu gantengnya ngalahin Shaw mendes." Aira terkekeh. Sepertinya Sara mulai gila.
Sementara Farhan hanya melihat sekilas intraksi Istrinya dengan sahabatnya.
"Bro! Selamat! Gak nyangka gue kalau ternyata lo udah punya bini, cantik lagi." Takjub Rifki heboh.
"Lebay!" Ucap Farhan datar.
"Far sebelum gue pulang. Pokoknya kita harus foto bareng. Harus pokoknya!"
"Iya-iya!"
Dan dengan hebohnya Rifki menyuruh Fotografer untuk memotret mereka. Tak lupa juga Intan dan Sara ikutan. 10 menit di habiskan hanya untuk berfoto riya,dengan berbagai macam gaya andalan.
"Bapak masih lama gak? Aira capek!" Aira bertanya sambil mengeluh.
"Sabar, sebentar lagi."
Benar saja Aira sangat kelelahan berdiri di singgasana pengantin. Acara resepsinya memang sangat besar-besaran. Tamu undangan saja sudah hampir mendekati 3000 orang.
⭐⭐⭐
Aira mondar -mandir tidak jelas di kamar hotel yang memang di siapkan untuk mereka. Acara resepsinya sudah selesai sejam yang lalu. Semua keluarga sudah kembali pulang ke rumah masing-masing beberapa menit yang lalu.
Farhan?
Pria itu sedang keluar. Katanya mau beli sesuatu.
Aira masih mondar-mandir tidak jelas. Pikirannya was-was. Apakah malam ini harus melakukan itu? kata Bundanya itu wajib dilakukan antara suami dan istri. Dan jujur Aira belum siap, tapi di sisi lain dia tidak mau menjadi istri durhaka.
Aira mengambil ponsel yang terletak di atas nakas, yang Aira lakukan hanya memutar-mutarkan ponselnya.
Ceklek!!!
Suara pintu di buka. Aira dapat melihat Farhan yang berdiri tegap disana. Sangat tampan. Jantung Aira kembali memberi reaksi aneh. Aira tidak mengerti ada apa dengan jantungnya.
"Saya mau mandi dulu." Ucap Farhan datar. Aira mengangguk.
" Tuh kan sifat datarnya kembali lagi, apa jadinnya rumah tanggaku punya suami sedatar itu yang Allah!"
"Tapi kenapa tadi saat di acara Pak Farhan manis sekali?"
"Apa jangan-jangan itu cuma manipulasi agar para tamu memuji keromantisnya?"
"Awas saja kalau ia, Aira akan cakar tuh muka biar tau rasa!"
Setelah mandi kini Farhan sedang mengosok-ngosokan rambutnya dengan handuk kecil di depan kaca rias. Sementara Aira bebaring di atas kasur sambil memainkan ponselnya.
"Aira?"
"Eh- iya pak."
"Cepetan ambil wudhuk. Kita shalat insya berjamaah."
"Baik Pak."
Aira buru-buru ke kamar mandi, setelah itu dia segera mengambil perlengkapan untuk shalat.
Aira bahagia bukan main karna ini adalah shalat pertamanya dengan imamnya. Berada di belakang Shaf sang Pangeran.
Sesudah Shalat Aira mengamini setiap Do'a yang di ucapakan Farhan dan mencium tangan suaminya. begitu pun Farhan dia mencium kening Aira lembut.
Aira membereskan perlengkapan shalatnya dan perlengkapan Shalat Farhan untuk di simpan pada tempatnya.
Sekarang Aira kembali merasakan perasaan was-was lagi, dia masih takut. Aira berjalan pelan-pelan menghampiri Farhan yang sedang duduk di sofa dekat jendela.
"Bapak?" Panggil Aira.
"Tidur, saya tau kamu lelah."
Eh eh! Apa–apaan ini woy! Aira cuma mau manggil doang!!
Kenapa malah di suruh tidur dugong!
Dasar si Bapak! Makin aneh aja kelakuan!
⭐⭐⭐
Kkkyaaaa!! Akhirnya Aira dan Pak Dosen Halal 😍
Jangan lupa tinggalin jejaknya ya geas!
Biar diri ini semangat wkwk
Aceh,3-maret-2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top