✨[16] Pertunangan

"Pangeran hingga jannah"
.
.
.

Setelah insiden seminggu yang lalu dimana Aira menangis bombay akibat di tinggal tunangan. Kini Aira sudah kembali membaik. Tapi entah mengapa di hari acara Aira kembali galau ingin rasanya Aira tidak hadir di acara yang mampu membuat hatinya tercabik-cabik. Tapi dia tidak enak pada Adam jika tidak datang. Ah Aira Frustasi.

Datang ke acara pertunangan Doi? Aira tidak pernah membayangkan jika itu di alaminya sekarang.

Sepertinya Aira harus memiliki hati baja yang tidak pernah tergoyahkan sedikitpun. Biar tahan banting nanti pikirnya.

Aira tidak pernah menceritakan kejadian sebenarnya penyebab dia menangis kepada Raka. Dia tidak mau abangnya marah padanya karna sudah berani menyukai lawan jenis. Karna abangnya sudah menegaskan tidak boleh ada cinta-cintaan. Ketika Raka menanyakan apa yang terjadi maka Aira akan menjawab hari itu dia di kampus di marahi Dosen killer.

Baiklah untuk hari ini Aira harus menyiapkan mental sekuat mungkin.

Kau bahagia aku terluka ha..ha..ha..huaaaaa.

Dan sekarang Aira harus mengubah status Adam di hatinya dari Pangeran menjadi mantan Pangeran.

HARUS BISA!!!

"Abang cepetan,nanti kita telat!"Teriak Aira menggema. Abangnya ini sangat lelet. Ya dia akan datang dengan Raka karna Adam juga mengundang Abangnya.

"Iya-iya udah siap! yaelaah berisik aja kamu."Dumel Raka.

"Bunda Aira pergi ya."Aira menyilami Bunda tercintanya begitu juga Raka.

"Hati-hati sayang."

⭐⭐⭐

Sampainya di rumah tujuan. Raka buru-buru memparkirkan mobilnya. Aira melihat rumah mewah di hadapannya banyak orang yang datang.

Aira berhenti tepat di hadapan pintu utama membuat Raka yang berjalan di belakang ikut berhenti. Rasanya ingin pulang dia tidak mau berada di tempat ini.

Raka mengernyit dahi melihat Aira yang bengong.

"Kenapa dek? Ayo cepatan acara mau mulai."Raka menarik tangan Aira, mengenggamnya lembut. Membuat Aira langsung mengikuti langkah lebar abangnya.

Di dalam sana Aira terbuat terkesima dengan dekorasi yang sangat mewah. Dan Aira bisa melihat pasangan di depan sana yang sedang menukarkan cincin. Tak bisa di duga setetes cairan bening keluar dari mata lentik Aira.buru-buru Aira langsung menyeka air matanya, ia tidak Mau Raka melihatnya menangis di sini. Memalukan. Sendari tadi Aira hanya diam bibirnya kelu untuk mengeluarkan suara.

Dari tadi Raka memperhatikan adiknya yang sedikit aneh. Adiknya dari tadi diam dan bengong sendiri.

"Kenapa diam? tumben mulutnya tidak berkicau."Sindir Raka.

"Apaan sih bang! "Aira mendegus.

"Kamu menyukai Adam ya? Makanya kamu diam dari tadi karna melihat pangeranmu tunangan dengan perempuan lain?"Tebak Raka langsung membuat Aira gelapan. Aira memilih diam tidak mau menyahut.

"Bearti tebakan abang bener kalo penyebab kamu nangis minggu yang lalu karna lelaki dan lelaki itu adalah Adam."Lanjut Raka lagi membuat Aira bungkam seribu bahasa "Aira kamu bodoh dek!!"

"Hah! Kok bodoh!!" Aira melotot.

"Ya kamu memang bodoh. Masak cuma laki-laki aja nangis. Itu namanya bodoh dek!"Raka memerhatikan Aira yang terlihat mendegus padanya.

"Yaudah Ayo pulang. Lama-lama disini sepertinya akan membuat kamu jadi semakin bodoh."Raka langsung menarik tangan Aira untuk pergi dari tempat. Aira hanya mampu mengangguk. Bisa di pastikan abangnya sedang marah padanya.

"Bang Raka tunggu dulu..."Aira berhenti membuat Raka menoleh.

"Apa lagi?"Tanya Raka dingin.

"Pamit dulu bang,gak enak langsung pergi."Aira menjawab dengan suara pelan dan menunduk. Tidak berani melihat wajah abangnya yang terkesan marah dan dingin.

"Abang sudah izin pamit."

"Hah! tapi bang..."ucapan Aira terpotong.

"Apa lagi dek, abang mau pulang gerah disini!"Ucap yang mulai tak sabaran.

"Aira haus."Aira takut-takut menyatakan keinginannya.

"Yaudah kita ambil minum dulu."Raka langsung mengajak adiknya ke meja di tengah-tengah karna memang disitu letak berbagai jenis minuman.

Setelah sampai Aira langsung mengambil minuman seger dan segera duduk untuk meminumnya. Belum sampai minuman itu masuk ke dalam tenggorokannya mata Aira melebar saat melihat siapa orang yang berada di sampingnya.

"Pak Farhan?" ucapan tersebut membuat Farhan menoleh dan menatap datar orang yang memanggilnya.

"Apa tidak ada tempat lain? Sehingga kamu duduk di samping saya. Bukan mahram!"Tanya Farhan datar.

Aira diam dan menatap kesel cowok songong di depannya ini.

"Bapak ngapain disini?" bukan menjawab pertanyaan Farhan, Aira malah balik nanya.

"Bukan urusan kamu!!" Farhan menatap kedepan padahal jelas-jelas lawan bicaranya berada di samping. Dasar.

"Isss dasar cowok songong!!"Aira bangkit dari duduknya ingin pergi secepatnya. Lama-lama duduk di samping Farhan bisa-bisa mebuat dia terkena darah tinggi. Aira menyusul abangnya yang lebih dulu pergi ke mobil.

⭐⭐⭐

Di dalam mobil hanya ada keheningan, tidak ada suara musik apalagi suara penguni mobil.

Aira tau abangnya marah bisa dilihat dari tatapan fokus Raka yang dingin. Sejak dulu keluarganya melarang pacaran dan Aira menurutinya karna ia tau Pacaran tidak boleh dalam agama islam. Dia tidak pacaran dengan siapapun bahkan Adam tapi kenapa abangnya marah?

"Bang Raka maaf Aira tidak akan mengulanginya." Ucap Aira pelan, Aira menggigit bibirnya saat tidak ada respon dari Raka.

"Percuma kamu sekolah tinggi-tinggi nilai kamu bagus-bagus, tapi urusan begini aja bodoh!!" ucap Raka yang terlihat marah.

Raka tau adiknya tidak pacaran,Raka juga tidak melarang Aira menyukai seseorang. Karna Raka tau perasaan itu datang tanpa bisa di tolak. Asal jangan kelewatan batas. Raka tidak mau adiknya menangis hanya karna laki-laki, itu sangat bodoh. Seminggu yang lalu Raka sangat khawatir pada adiknya yang menangis secara tiba-tiba. Raka khawatir.

"Maaf." Aira mulai menangis, deru nafasnya tidak beraturan. Dia takut melihat wajah marah Raka.

Melihat adiknya yang lagi-lagi menangis membuat Raka tidak tega. Raka menyeka Aira mata adiknya.

Kalau Aira sudah begini, Raka bisa apa?

"Jangan di ulangi lagi,lupakan semuanya."Raka tersenyum hangat, sekarang marahnya sudah reda. "Karna Allah tau mana yang baik buat hambanya." Lanjutnya lagi.

Aira mengannguk.

"Makasih abang Aira akan usahakan, Tapi jangan bilangin Ayah maupun Bunda ya." ucap Aira kembali lega,tangisnya pun sudah berhenti.

"Iya dek tapi Kiss dulu"ucap Raka menunjukan pipinya. tanpa penolakan Aira langsung mengecup pipi Raka. Memenuhi permintaan Abang tercintanya.

⭐⭐⭐

Aira kini sedang berbaring nyaman di Sofa empuk yang memiliki ukuran cukup lebar di dalam kamarnya sambil memainkan benda pipih dan canggih tersebut.

Cecan💃

Intan magfirah : Hai girls tunjukan pesonamu.

Aira khanza : 😑

Sara attatahirah : 😴

Intan magfirah : Besok main yuk,lama kita tak memanjakan diri.

Sara attatahirah : Ayok

Aira khanza : Ayoookkkkkk😎

Intan magfirah : Aaaaa ku tak sabar melihat para cogan disana,siapa tau ada yang terposana sama kecantikan akoh😂

Sara attatahirah : Bukan teman aku😒

Aira khanza : Bukan teman ku juga😒

❤❤

Jangan lupa tinggalin jejak hehe

Aceh, 11-Feb-2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top