Epigraf
Nusantara terpecah. Manusia terkurung dalam kubah-kubah kuasa. Kekacauan tumpah ruah di segala penjuru. Rasakan, buah dari tindakan mereka yang gegabah! Lihatlah muka-muka sendu itu: pemandangan terbaik, bukan? Kepala mereka tertunduk lesu, tiada daya digerus pilu. Sampai suatu hari, kupergoki seorang laki-laki sedang tengadah. Dia bukan siapa-siapa. Bukan yang terpilih, bukan pemberani. Tak punya kuasa, hanya seonggok jelata.
Namun, semenjak itu, semuanya tidak lagi sama.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top