Bab 23


Kemuning bukan pemberontak, ia tak mungkin melanggar larangan suaminya jika tidak karena rasa penasarannya yang amat tinggi. Dengan rencana yang matang ia membuat janji dengan Helga. Ia beralasan ingin makan siang di sebuah restoran mewah. Para pengawalnya tak curiga karena memang makan di restoran bukannya hal yang biasa, walau tanpa kehadiran Elang. Saat makan Kemuning ijin ke kamar mandi lalu dengan lihainya kabur menyelinap.

“Apa kau menunggu lama?”

“Tidak.”

Helga tersenyum ramah lalu membukakan pintu mobil untuk Kemuning. Sungguh mudah membawa Kemuning pergi dari penjagaan sang suami. Helga akan bersikap lembut, dan mendekati Kemuning dengan pelan sekalian dia mengukur kemampuan putrinya ini.

“Kita mau ke mana?”

“Ke suatu tempat supaya kita bisa bicara secara pribadi.”

Mobil yang mereka tumpangi melaju cepat lalu mengarah ke suatu tempat. Keduanya sampai di sebuah rumah sederhana yang terlihat indah dari luar, halamannya begitu rapi dan bersih. Kemuning yakin ini bukan hunian utama Helga.

“Rumahmu indah sekali.”

“Begitu? Mari masuk.”

Tapi begitu masuk, Kemuning terkejut. Bagian depan dan dalam begitu kontras. Bagian dalam dipenuhi ornamen aneh dan berbau kuno, catnya pun di dominasi coklat kayu dan juga hitam. Ada banyak bulu binantang di pajang. Yang membuat Kemuning menatap ngeri adalah banyak kepala hewan langka yang diletakkan di dinding. Benar yang dikatakan Elang. Helga mungkin seorang yang jahat, karena tega membunuh binatang.

“Terkejut?”

“Kau mengawetkan beberapa binatang yang seharusnya di biarkan hidup.”

Helga tersenyum penuh arti lalu ia melepas sarung tangan karetnya. Melemparkan benda itu ke meja.
“Mereka cantik kalau jadi hiasan.”

Kemuning lebih kaget lagi saat Helga menyalakan lilin di cawan berundak dengan menjentikkan jari. “kau menggunakan sihir?”

“Iya. Bukannya kau juga punya, itu warisan dari ibumu kan?”

“kau tahu banyak tentang ibuku. Apa kalian dekat?”

“Sangat dekat,” jawab Helga sembari mendesis.

“Apa ibuku memperdalam ilmunya untuk berbuat hal yang kurang baik. Ku dengar kau juga melakukannya, Kau termasuk penyihir jahat.”

Helga malah tertawa terbahak-bahak menganggap pertanyaan putrinya sangat lucu. Kemuning sendiri mengerutkan dahi sebab perempuan ini tak tersinggung sama sekali.

“Jahat seperti apa? Menghilangkan nyawa orang, aku sering melakukannya.”

Kemuning mundur beberapa langkah. Elang tidak berbohong, suaminya benar. “kenapa kau tega. Sihir yang kita miliki seharusnya digunakan untuk kebaikan bukan membunuh.”

“Naif sekali kau. Kita punya kekuatan yang menguntungkan mengapa harus melakukan hal yang sia-sia.”

Kemuning merasakan nada bicara Helga mulai berubah. Di sekitar tubuh wanita itu mengeluarkan aura gelap yang terlihat seperti asap yang membuat sesak. “Apa ibuku sama sepertimu? Dia tidak menemuiku karena terlibat kejahatan.”

Helga mulai berjalan, mengitari Kemuning sambil menatap putrinya itu penuh intimidasi. Kemuning sendiri mengikuti arah ke mana kaki Helga melangkah namun lama-kelamaan kepalanya diserang linglung dan pening. “Kau sangat penasaran dengan ibumu ya? Kau ingin bertemu dengannya kan? Lantas apa yang akan kau lakukan jika kalian bertemu.”

“Aku hanya ingin tahu wajahnya seperti apa dan kenapa dia pergi meninggalkanku tanpa sekali pun pernah mencoba menemuiku. Aku tidak akan menyalahkannya jika Ibuku mengambil jalan yang salah,”

Helga berhenti mengintimidasi, ia berdiri tepat di depan Kemuning lalu berjalan mendekatinya. “Wajah ini yang ingin kau lihat?” ucapnya sambil mencodongkan kepala.

“Apa maksudmu?”

“Aku ibumu Kemuning, Ibu kandungmu, ibu yang melahirkanmu.”

Mata Kemuning yang besar itu kini melebar. Ia melihat Helga baik-baik. Apa benar yang perempuan ini katakan atau Helga sekarang mencoba untuk memanipulasinya. Perempuan ini pada dasarnya jahat, mampu melakukan segalanya agar Kemuning percaya.

“Kau bohong. Ibuku sudah mati kan makanya kau mengarang cerita dengan menggantikan sosok ibuku?”

“Kenanga memang sudah mati, yang berdiri di sini adalah Helga Zeldan. Seorang istri pria kaya dan berkuasa bukan gadis ingusan penjaga hutan.”
Kemuning menganga, ini sulit dipercaya. ia menggeleng keras siapa tahu ini semua Cuma ilusi, hilang saat dia sadar.

“Kau bukan ibuku.”

“Aku Ibumu, terima kenyataannya. Nenekmu sengaja mengarang cerita kalau aku mati karena tidak mau kau tahu.” Helga mundur sejenak, pinggulnya ia senderkan di meja, Tangannya ia silangkan di dada. “Dia menganggapku bukan anaknya lagi setelah aku mempelajari buku mantra kegelapan.”

“Kalau kau ibukku lalu siapa ayahku?”

“Apa itu penting, toh dia sudah mati ku bunuh waktu tidak mau bertanggung jawab padaku.”

Kemuning semakin syok. Matanya bukan Cuma melotot tapi mengeluarkan air. Ibu kandungnya yang membunuh ayahnya. Sekarang perasaannya begitu tertekan dan campur aduk. Masa lalunya penuh tragedi pantas nenek selalu bercerita kalau ia anak perempuan dari anak laki-lakinya. Nenek Yatri tak mau jika Kemuning sampai tahu kalau Ibunya sekejam ini.”Bagaimana kau begitu mudah mengungkapkan ini padaku?”

“Ck...ck... apa aku harus berbohong supaya hatimu senang. Soal ayahmu lupakan saja, yang terpenting ibumu ada di sini kan? Kau tidak mau memelukku?”

Tangis Kemuning semakin deras, ia sampai membekap mulut karena tak mau menjerit. “Kau mau aku memelukmu setelah apa yang kau lakukan?”

“Kau pendendam ternyata. Lupakan saja masa lalu kita lalu mulai hidup yang baru. Kau istri ketua klan Montana dan aku istri ketua Klan Zeldan, kita akan cocok. lagi pula aku tertarik pada kekuatanmu, kau menyimpan potensi yang cukup besar. Akan ku ajarkan mantra-mantra pemusnah. Kita akan dapat menggabungkan dua klan dan menjadi penguasa.”

Di mata Helga tak ada penyesalan malah wanita jahat ini dengan gampangnya menyusun rencana buruk dan meminta Kemuning bekerja sama. Apa wanita culas ini pikir Kemuning akan punya hati sekelam ibu kandungnya.

“Kau menemuiku dan mengakuiku  karena tertarik dengan kekutanku kan? Bahkan setelah dua puluh tahun tak ada penyesalan sedikit pun. Tak ada rasa rindu pada anakmu ini? Wanita macam apa kau! Kau bahkan tidak pantas mendapat sebutan Ibu. Hatimu kejam, di matamu hanya ada tujuan mencapai kekuasaan. Aku tidak akan bekerja sama dengamu!”

Helga mulai merasakan kemarahan Kemuning. Tiba-tiba pusaran angin yang besar datang menerbangkan benda-benda di sekitar Helga berdiri.  Helga tahu ini dampak kekuatan Kemuning yang tidak terkendali. Ia tetap tenang berdiri, karena amukan putrinya tak akan mampu menyentuhnya.

“Lihatlah dirimu, kekuatanmu ini menghancurkan benda-benda di sini. Bukannya kita mirip?”

Kemuning menangis semakin kencang. Sadar jika kekuatannya tidak bisa dikendalikan, Ia berbalik menuju ke pintu ke luar yang terbuka dan berlari untuk segera pergi dari sana. melihat Helga kesabarannya hilang, mungkin dengan menjauh dari wanita itu kekuatannya akan meredup. Ia tidak sama dengan sang ibu kandung, jalan mereka berbeda. Kemuning tak akan jadi jahat bagaimana pun pahit hidupnya.

☘️☘️☘️☘️🌿☘️☘️☘️☘️

Jangan lupa vote dan komentarnya.

Kemuning ada di karya karsa dan KBM. Di kedua aplikasi udah sampai jauh. Di sini akan slow update ya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top