Bab 15


Elang ingin sekali memukul kepala Derrick. ia terbelalak kaget saat melihat Kemuning yang begitu cantik turun dari tangga. Derrick tak bilang kalau Kemuning akan diajak ke pesta. Bukan hanya mereka yang terperangah namun Sabrina Lebih kaget lagi. Dalam hati ia mengakui kalau Kemuning nampak memukau malam ini dengan penampilannya yang memakai dress warna biru laut berlengan tali sepageti yang panjangnya smpai ke bawah serta terdapat belahan pada sisi paha kanannya. Membuat gadis yang biasanya polos tanpa make- up itu begtu seksi nan menawan.

"Kamu cantik malam ini." Kemuning tersipu mendengar pujian Derrick namun ia sedih karena Elang tak memujinya bahkan menatapnya saja tidak. Apa dandanan Kemuning terlihat norak atau menor? Apa yang Kemuning pikirkan, di luaran sana tentu banyak perempuan yang lebih cantik dari dirinya. "Ayo kita berangkat." Kemuning harus menelan pil kekecewaan saat Derrick menarik tangannya. Kenapa Elang bersikap cuek? Apa salahnya?

Sabrina yang merasa Eang tak merespon atas perubahan gadis ingusan itu tersenyum menang. Namun ia menggeram marah ketika Derrick menariknya agar duduk di depan. Sebenarnya apa yag terjadi dengan saudaranya itu? Apa Derrick salah minum obat? Ia begitu baik dan perhatian pada Kemuning. Sabrina curiga, kalau sebenarnya. Derrick yang me make over Kemuning hingga bisa berdandan layak.

Derrick tersenyum simpul saat melihat reaksi kedua orang yang duduk di belakangnya melalui kaca spion. Elang duduk dekat dengan jendela mobil. Mengambil jarak agar tak bersentuhan dengan Kemuning. Sedang sang gadis hanya diam sambil meremas tangannya. Sejak kapan keduanya sama-sama di serang panik seperti ini. Soal Sabrina, sebenarnya tadi Derrick tak berniat mengajak adiknya namun tahu sendiri bagaimana sikap gadis keras kepala itu. Sabrina memaksa ikut. Katanya dia harus tahu semua kolega Elang sebelum jadi nyonya Montana. MImpi saja sana!!

Pesta di adakan di sebuah hotel yang amat megah, mewah, berbintang lima, serta di dominasi warna putih, gold dan krem. Tentu dari luar, tempat ini layaknya pesta pernikahan namun kenyataanya. malam ini adalah tempat bersenang-senang atau berkumpulnya para gangster untuk membicarakan bisnis ilegal mereka.

Elang tak bisa membiarkan Kemuning berada di tengah-tengah orang-orang jahat yang bisa memanfaatkan kekuatannya. Ia selalu genggam tangan Kemuning agar tak jauh dari angkauannya. Inginnya menyuruh Derrick menjaga Kemuning namun orang kepercayaannya malah sibuk dengan si manja Sabrina.

Kemuning merasakan hangat sanubarinya tatkala Elang memegang tangannya namun ia juga bingung. Kenapa sikap Elang berubah-ubah padanya. Tadi cuek sekarang mendadak perhatian sekali.

"Apa kabar tuan Elang?" sapa seorang koleganya yang usianya sudah tak muda lagi namun tetap percaya diri menggandeng tangan seorang gadis belia. Kemuning bergidik ngeri harus bersikap mesra pada laki-laki yang lebih pantas jadi ayah atau malah kakek kita.

"Baik Tuan Billy. Bagaimana dengan anda sendiri. Nampaknya sangat sehat dan selalu bahagia." Billy tahu pembicaraan Elang mengarah kemana. Pasti masalah ia yang sering membawa seorang wanita muda yang tentu tak cuma satu atau dua orang yang berbeda.

"Tentu saja. Di saat usia kita yang semakin senja. tentunya kita harus banyak olahraga dan menyenangkan hati." Mata Kemuning yang sebulat kelereng itu membola ketika mendengar si tua Billy yang malah tertawa terbahak. Apanya yang lucu? "Lalu siapa kini yang kau bawa? Nampaknya aku belum pernah melihatnya?"
selain tua mata Billy lumayan jeli meihat perempuan yang menarik.

"Ini Kemuning, saudara saya dari jauh." Entah Kemuning merasa apa ketika Elang hanya berkata kalau mereka bersaudara. Demi Tuhan Kemuning tak akn mempermasalahkan jika di akui sebagai kekasih. Masalahnya Elang itu pasti yang malu. Ia kalah cantik dengan peempuan yang berada di pesta ini.

"Saudara ya? Saudara yang bisa kamu ajak kemana pun. Aku juga mau punya saudara seperti itu." Elang hanya tersenyum tipis. Tentu orang yang telah lama mengenalnya akan tahu kalau dirinya tak pernah main-main soal wanita. "Ya sudahlah. Apapun hubngan kalian, itu urusan kalian. Ayo kita segera menemui teman kita yang lain." Elang terdiam sejenak. Apa aman membawa Kemuning ke tengah-tengah para kriminal. Secara luar memang Kemuning ia bawa tapi mereka tak punya hubungan yang kuat sehingga kedudukan gadis itu di sana pastilah akan ada banyak yang melecehhkan. Kemana juga Derrick, di saat di butuhkan malah tidka ada.

Sadang Derrick malah sibuk memegangi Sabrina agar tak mengacau rencananya. Ia menghalangi Sabrina yang berniat mencari Elang. "Lo kenapa sih? Dari tadi kayaknya lo coba batasi gerak gue. Kenapa juga lo bolehin Elang sama si gadis kampung?"

"Lo diem aja deh kaau gak tahu apa-apa." Sabrina makin curiga ini. Kenapa sikap Derrick yang sengaja membiarkan Elang dan Kemuning sedang dirinya malah seperti terpasung di tempat.

"Apa yang sebenarnya yang lo mau rencanain? Gue tahu lo lagi atur strategi." Derrick terdiam lama. ia memilih tak menceritakan apapun pada Sabrina. kepatungan Derrick di manfaat gadis itu untuk kabur dari pengawasan sang kakak.

🌻🌻🐗🐗🌻🌻🐗🐗🌻🐗🐗🌻

Helga malas harus berada di kerumunan pesta namun baaimana lagi. Tugasnya sebagai istri memang menemani Issac di berbagai acara rsmi bersama para kolega serta rekan bisnisnya. Beberapa kali ia menguap ngantuk karena kebosanan. namun matanya yang sejernih kristal terjaga tatkala merasakan sebuah aura yang cukup pekat perlahan-lahan masuk dari arah pintu ballroom. Aura siap yang aomanya sangatlah wangi dan juga menarik hati.

Helga mengedarka pandangan namun ia tak mendapatkan hasil apapn malah tingkahnya yang tak terkontrol itu sedikit membuat Issac malu. "Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau bertingkah aneh dan tak bisa diam."

"Tidak apa-apa. Aku hanya merasakan hawa yang berbeda saja."

"Apa ada orang yang akan mencelakaiku?" Helga memutar bola matamya dengan malas. Tak semuanya berhubungan dengan Issac.

"Tidak ada. Jangan khawatir tubuhmu di lindungi oleh mantraku."

Namun Helga di paksa fokus pada satu titik. Dimana terdapat seorang gadis yang sangat rupawan dan penampilannya sangat elegan. Rupa gadis itu mengingatkannya pada seseorang serta aroma gadis itu begitu segar layaknya daun. Auranya bewarna kuning di hiasi semburat emas yang samar.

"Elang membawa siapa itu?"

"Bukan urusanku. Dia masih muda. wajar bila tak hanya menggandeng satu perempuan saja?"

Helga punya terkaan hubungan istimewa di antara mereka. "Ajaklah Elang bermain kartu."

"Aku tidak mau. Aku tidak mau berteman dengan seseoang yang pernah menodongkan pistol ke arahku."

"Bukannya didunia hitam sudah biasa saling menodongkan senjata. Jangan seperti anak kecil, semakin tua semakin ngambekan." sindirnya agar sang suami mau terbujuk. Bukan helga namanya jika tak bisa mengendalikan seorang Isaac.

"Apa seperti biasanya. Aku akan menang?" Helga menyentuh pundak Issac lembut.

"Jika aku ada di sampingmu. Kau tak akan pernah kalah." Itu yang selalu terjadi. Helga sedikit mengubah kartu dengan sihirnya namun mungkin saat ini nasib berkata lain. Helga akan menguji seberapa kuat ilmu sihir gadis yang bisa di katakan putrinya sendiri itu.

Mengajak Elang berada di lingkaran meja judi tentu mudah. Namun Sabrina membuat semuanya kacau ketika akan mendampingi Elang duduk, untunglah Derrick bertindak cepat menarik lengan adiknya yang sudah menatapnya galak dengan Kemuning. Elng sendiri tak mempermasalahkan. Mau Sabrina atau Kemuning sama saja asal mereka berdua tak sama-sama mengganggu konsentrasinya.

Helga tersenyum culas nyatanya gadis itu tu mengeluarkan kekuatannya. Sedang seperti biasa ia mengubah kartu milik Issac. Namun ada keanehan, kartu Issac memang berubah. Berubah menjadi tak seperti perkiraan Helga. Ada sesuatu yang membuat sihirnya kacau.

Sedang Kemuning merasakan hawa asing. Hawa pekat di sertai bau sesak. Apa di tempat ini ada kekuatan mantra juga namun ia sendiri tak bisa mencari sumbernya. Kekuatannya tak pernah ia asah. Selain tak mengerti, nenek sekaligus guru yang mrngajarinya sudah tiada.

"Wow, sepertinya ini hari keberuntunganmu." ucap Billy sambil mengeluarkan dua kartu AS. Elang menarik nafas karena kalah sedang Issac menatap tajam istrinya. Helga tak mendukungnya menang.

Mereka lalu main kartu lagi. Namun Helga semakin menggeram kesal. Sihirnya kacau, kartu Issac malah makin buruk. Kali ini Elang yang menang. Dengan tersenyum pongah ia meraup pundi uang di depannya.

Issac yang kalah lagi sampai memukul meja walau tak begitu keras. "Apa yang kamu kerjakan. Kenapa aku bisa kalah?" tanyanya pada sang istri yang duduk di sisinya.

"Nanti aku jelaskan di rumah." Helga terdiam lama. Ada bagian dari Kemuning yang mengacaukan sihirnya. Apa sang ibu telah memasang mantra pelindung untuk anak itu? Atau segel yang telah helga pasang ketika bayi telah di lepas? Tidak mungkin kan? Segelnya begitu kuat. Segel itu seperti sebuah kutukan seumur hidup tapi jika gadis itu menikah atau menyerahkan diri pada seorang laki-laki. Segel it otomatis hancur. Apakah Kemuning jika sama bodohnya seperti dia yang mau menyerahkan segalanya pada laki-laki dungu di luaran sana.

🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🙇🐤🙇🐤🐤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top