10

Yuuk yang mau memeluk mereka... Silahkan menghubungi yang terdekat. Untuk yang beli PT, ada giftnya yaaa.... TOTE BAG.

Order Penerbit Karos Publisher: 0818-0444-4465

Os Books Partner:
-Asih cinta buku bookshop (+62 877-0087-2164)
-Rani sale novel (+62 821-3540-7000)
-Angelvin (+62 813-9852-0888)
-Monika Angelina (+62 857-1108-0885)
-Lavanya (+62 899-0651-597)
-Rumah Buku Bundarasya (0815 7262 8557)
-Lisa Halim (+62 855-1411-360)
-Wasurjaya (+62 822-2111-9747)

Reseller Area Karos Publisher:
JAWA BARAT

1. Luluk Vadilah (jawa barat)
Wa : wa.me/6282213859743
Fb : https://www.facebook.com/lulu.vadilah
Shopee : http://shopee.co.id/luluk_book_store

2. Nani ( Bandung dan sekitarnya)
Wa: wa.me/6289531777330
Fb : https://www.facebook.com/namari.ari

3. Phepy Ginanjar (Karawang dan sekitarnya)
WA : wa.me/628987289652
Fb : https://www.facebook.com/phepy.ginandjar

JABODETABEK

4. Nur Bahiyah
Wa: wa.me/6281322982910
Fb: https://www.facebook.com/ubay.bahiyah
Shopee : http://shopee.co.id/nurbahiyah681

5. Firstin
Wa : wa.me/6281224180525
Fb : https://www.facebook.com/firstin.ednalisa

6. Senja Purwaning Tyas
Wa : wa.me/6281285657904
Fb : https://www.facebook.com/senja.tyas
Shopee : http://shopee.co.id/kyoona

JAWA TIMUR

SURABAYA

7. Deenee
Wa : wa.me/6281909079028 http://bit.ly/Dee-Store
Fb : https://www.facebook.com/dee.setiadi.1
Shopee : https://shopee.co.id/dee_soehartoko

8. Bunga
Wa : bit.ly/fnfbookshop1
wa.me/62895335511316
Fb: https://www.facebook.com/bunga.favian
Shopee : http://shopee.co.id/bungafnf

9. Annie
Wa: wa.me/6281332341026
Fb: www.facebook.com/anni.shofie
Shoppe : http://shopee.co.id/mpbookstore dan http://shopee.co.id/annishof2311

LUMAJANG, JEMBER, BANYUWANGI
10. Elok
Wa : http://wa.me/6285233572006
Fb : https://www.facebook.com/miminya.filo
Shopee : http://shopee.co.id/eloxmamanyafilo

NGANJUK, KEDIRI dan sekitarnya
11. Mega
wa.me/6285236502164
https://www.facebook.com/annhyzhac

12. Salima Saif
Wa: http://wa.me/6282141092759
Fb : https://www.facebook.com/salima.saif

SEMARANG, SALATIGA, AMBARAWA, BAWEN, DEMAK, KUDUS, JEPARA, GROBOGAN DAN SEKITARYA

13. Adisty Restu Poetri
WA: wa.me/6289630515531
Fb : https://www.facebook.com/poepoet.imoet
Shopee : http://shopee.co.id/poebeestore

14. Galuh
Wa : wa.me/6285641404011
Fb : https://www.facebook.com/gecedepe
Shopee :

15. Arien Maylina
Wa : wa.me/6287834556186
SMS : 0838-3888-3713
FB : https://www.facebook.com/riendillz

PURWOKERTO, PURBALINGGA, BANJARNEGARA, PEMALANG, CILACAP, TEGAL, BREBES (INDONESIA BAGIAN NGAPAK)
16. Uchie
wa.me/6289685824273
fb. https://www.facebook.com/uchie.vanmollen
Shopee : http://shopee.co.id/uchie0407

SOLO, SRAGEN, DIY, DAN SEKITARNYA

17. Zulfa eN Haa
wa.me/6283844633723
Fb : https://www.facebook.com/niken.syahida

18.Faith Adhila
wa.me/6285728502169
FB : https://www.facebook.com/faith.adhila

KALIMANTAN

KALIMANTAN TIMUR, KALIMANTAN UTARA
19. Dewi Pitalokasari
Wa : wa.me/6281336028013
Fb : https://www.facebook.com/pitalokasari

SULAWESI, MALUKU, PAPUA
20. Fato'
Wa : wa.me/6285241234682
Fb : https://www.facebook.com/fato.mustari
Shopee : http://shopee.co.id/mamahaidar

SUMATERA BARAT & RIAU
21. Melati
Wa : 085270090755 (wa.me/6285270090755)
Fb : https://www.facebook.com/melati.rebecca

LAMPUNG dan sekitarnya
22. Rhara Lampung
Wa : wa.me/628976042201
Fb : https://www.facebook.com/profile.php?id=100011311530844

KUPANG DAN SEKITARNY
23. Yuliana
Wa : wa.me/6281339510348
Fb : https://www.facebook.com/yuliana.daengrela

24.  Nama : Lia Ramadhani
Daerah : Jambi
Wa : wa.me/6282279423465
FB : Lia Ramadhani

25. Nur Aziza
Daerah : medan sekitarnya
Wa: 081362612980
Line : hikarinoiza94
Telegram : 081362612980
Ig : nur_azizahrp
Shopee : vanillavia
FB : Nur Aziza Harahap

26. Trisna
Daerah : Kepulauan Riau
FB : Trisna Bintan
WA : wa.me/6281372326689

***

Setelah terjadi perdebatan kecil dengan Bang Bara, akhirnya kami berangkat. Pria itu memintaku membawa mobil jenis Van miliknya. Dengan alasan kenyamanan kakakku. Dengan malas aku membawa mobil yang lumayan besar itu.

Kami menyusuri lorong rumah sakit. Kemudian menghampiri Nurse Station. Sayang, informasi yang didapat membuat wajah Kak Lyo berubah kecewa. Eyang Puspito ternyata sudah pulang pagi tadi.

"Ke rumahnya aja deh, Ud. Nanggung juga soalnya udah sampai disini."

"Memang lo tahu rumahnya?"

"Sebentar gue telepon Tante Winar dulu, anaknya eyang."

Kubiarkan Kak Lyo melakukan apa yang diinginkannya. Kemudian ia mengajakku keluar karena sudah mendapatkan alamat.

"Nggak jauh kok dari sini, gue tahu tempatnya. Perumahan gitu jadi nggak bakal susah."

Kembali aku menurut, setelah keluar area rumah sakit. Kak Lyo menyebutkan sebuah kompleks perumahan. Bukankah itu daerah rumah Melly? Dan benar saja, kami memasuki kompleks tempat tinggal gadis itu. Kak Lyo kemudian bertanya pada satpam mengenai posisi rumah eyang. Kami segera menuju kesana.

Rumahnya ternyata tepat disebelah rumah Melly. Kami kemudian turun, dan memasuki pekarangan yang terlihat asri. Sekilas kulirik rumah disebelah yang tampak sepi. Mungkin karena hari minggu, pikirku. Setelah mengetuk beberapa kali, pintu dibukakan seorang asisten rumah tangga.

"Permisi, apakah disini tempat tinggal Eyang Puspito?" Tanya Kak Lyo.

"Iya benar, dengan siapa ya?"

"Katakan saja ada Lyo dan Daud. Anaknya Bapak Karel Hutama."

"Sebentar, saya beritahu eyang dulu." pamitnya.

Kami menunggu sebentar sampai akhirnya ia kembali dan langsung mempersilahkan masuk. Ternyata kami dibawa ke kamar eyang. Aku langsung menyalaminya. Perempuan tua itu tengah berbaring dengan tubuh lemah. Ia kemudian dibantu seorang perawat untuk duduk. Kami bertiga, saling bertukar kabar. Eyang Puspito memang tidak mirip dengan omaku. Tutur katanya juga sangat halus.

Belum lama mengobrol, Kak Lyo dihubungi oleh pengasuh si kembar. Katanya mereka ada janji menghadiri sebuah pesta ulang tahun teman anak-anak. Supir yang akan menjemput Kak Lyo karena kedua keponakanku sudah tidak sabar. Rumah mereka memang tidak terlalu jauh.

"Ud, gue dijemput sama anak-anak ya. Mobilnya bawa langsung aja nanti." Akhirnya aku hanya bisa mengangguk dan membiarkan Kak Lyo pulang duluan. Tidak enak kalau kami harus pergi bersamaan.

"Daud, hari ini libur?" Tanya eyang setelah Kak Lyo pergi. Kini kami pindah ke ruang tengah. Eyang ternyata harus menggunakan kursi roda.

"Iya eyang, makanya bisa kesini."

"Kita sudah lama sekali tidak bertemu ya. Sejak pernikahan Lyo."

Aku hanya tersenyum, sedikit bingung mau bicara apa pada orang yang berusia diatas 65 tahun yang sebenarnya hampir tidak kukenal. Tak lama pintu depan diketuk. Terdengar langkah kaki mendekat. Aku menoleh ke belakang, Melly!

"Ada apa, Mel?"

"Ini eyang, diminta mama mengantar bubur kacang hijau."

"Waduh, jadi merepotkan. Oh iya, kenalkan ini cucu kakak tertua eyang. Namanya Daud."

Kami sama-sama saling mengulurkan tangan. Kalau dihitung sudah tiga kali ini kami diperkenalkan oleh orang berbeda. Kalau sampai sekali lagi masih ada yang memperkenalkan kami. Aku berjanji akan langsung melamarnya di depan orang tersebut. Sedikit aneh kalau kami bisa bertemu kembali kecuali jika ada pertemuan di rumah Iwan.

"Melly ini punya kebun bunga. Eyang sering dibawakan untuk dirangkai sendiri. Lumayanlah mengisi waktu luang. Eyang kan tinggal sendiri, anak-anak jauh semua. Beruntung ada keluarganya Melly. Kami sama-sama orang Solo. Jadi sudah seperti keluarga. Bahkan saat eyang sakit, dia yang membawa ke rumah sakit."

Aku hanya tersenyum, sementara Melly memilih bangkit menuju dapur. Tampaknya ia memang sudah sangat sering kemari. Tidak ada kecanggungan sedikit pun. Kemudian kembali dengan membawa dua mangkok bubur.

"Kamu tadi bawa banyak, Mel?"

"Cukup kok untuk eyang dan tamunya. Kan kemarin kata dokter eyang harus makan cemilan sehat, supaya cepat sembuh. Ayo dimakan Mas Daud" ia menyelipkan kata mas saat memanggilku, mungkin sebagai bentuk rasa sungkan karena ada eyang.

"Kamu, Mel?" tanyaku.

"Sudah tadi, mas. Di rumah. Mei pamit dulu ya, eyang." Ucapnya sambil berdiri.

"Kamu mau ke kebun?"

"Enggak sih."

"Disini saja dulu, mumpung ada Daud."

"Tadi janji bantuin mama buat masak makan malam, eyang."

"Ya sudah kalau begitu. Oh ya sampaikan terima kasih eyang buat mamamu."

Melly menganggu sambil tersenyum, kemudian meninggalkan kami berdua. Saat tak terlihat lagi sosoknya, eyang berkata.

"Dia gadis yang baik, sayang belum bertemu laki-laki yang baik. Kemarin malah pernah sampai masuk rumah sakit karena dipukuli."

Penjelasan terakhir membuatku terkejut, ada laki-laki seperti itu?

"Mereka masih pacaran?"

"Iya, padahal yang eyang lihat sebelumnya laki-laki itu baik dan sopan. Sayang kita tidak pernah tahu isi hati orang. Karena itu mungkin dia trauma. Apa kamu sudah punya kekasih?"

Aku menggeleng.

"Coba deh, kamu kenal dia lebih dekat. Nanti eyang kasih nomor teleponnya. Benar, anaknya baik sekali. Kalau ada anak eyang yang belum menikah, sudah pasti eyang jadikan dia menantu. Keluarganya juga yang memperhatikan eyang selama ini. Dia juga cantik kan, Daud?"

Aku kembali mengangguk sambil menyuapkan bubur kacang hijauku. Sudah tiga orang yang memperkenalkanku padanya. Satu kata yang sama diucapkan mereka tentang Mellisa adalah, baik! Apakah aku harus kembali mendekatinya? Tapi rasanya ia bukan tipeku, perempuan yang langsung ngambek sebelum menerima penjelasan. Kurasa terlalu kekanakan. Akhirnya aku pamit dari rumah eyang. Sayang aku masih mendapat tugas tambahan. Yang menurutku adalah hadil akal-akalan Eyang Puspito.

***

Terdengar ketukan dipintu. Mama dan Imah sedang mandi. Segera kubuka pintu depan. Cukup terkejut, Daud ada disana.

"Kamu?"

"Eyang memintaku mengantarkan ini, untuk keluarga kamu." Ucapnya sambil menyerahkan sekeranjang buah. Sepertinya buah tangan dari orang yang membesuk eyang saat di rumah sakit.

"Terima kasih." Jawabku singkat.

"Kamu tidak mengajakku mampir?"

"Untuk apa?"

"Sekedar ngobrol mungkin. Karena kalau tidak sekalian kemari, aku mungkin tidak bisa mampir."

"Aku tahu kamu sibuk."

Ia menatap mataku penuh tanya, kubalas tatapannya. Sampai akhirnya ia berkata,

"Papaku sedang keluar. Tidak ada laki-laki di rumah."

"Ok, kalau begitu, aku cuma mau minta maaf atas kejadian waktu itu, aku sebenarnya tidak ingin—"

"Ada tamu? Kenapa tidak diajak masuk?"

Aku memejamkan mata dan membuang nafas kesal. Ada mama, pasti kunjungan Daud akan lama.

"Iya tante, kebetulan tadi saya membesuk Eyang Puspito. Dan Eyang meminta saya mengantar buah-buahan."

"Terima kasih kalau begitu. Kalian saling kenal?"

Keramahan mama sore ini jelas sudah diatas ambang batas kebiasannya.

"Iya, tante, saya sudah pernah kemari. Mengantar Mellisa waktu pesta Iwan dan Ayana."

"Yang menginap itu, ya. Ayo masuk dulu, Mei keterlaluan ada tamu kok tidak diajak masuk." Mama semakin semangat. Sementara aku masih menahan kesal. Urusannya bisa panjang kalau begini.

Akhirnya Daud masuk, lalu mama memintaku membuatkan minum. Kutatap Daud sekilas, ia tampak santai dan tidak merasa bersalah. Melanjutkan perbincangan dengan mama. Lalu apa maksudnya datang kemari? Kalau cuma mengantar buah, Eyang bisa menyuruh pembantunya. Akhirnya kutinggalkan mereka berdua.

Harapanku bahwa Daud akan lekas pulang jelas tidak akan pernah terjadi. Apalagi mama sudah melihat mobil yang terparkir di halaman rumah eyang. Aku sih tidak peduli pada merk mobilnya. Namun sebagai pemilik rumah aku harus bisa terlihat sopan.

Papa tiba di rumah tak lama kemudian. Wajah mama bertambah cerah, saat tahu bahwa Daud adalah seorang pembawa acara ternama favorit papa. Dan akhirnya mereka mengundang pria itu untuk makan malam. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Meski kekesalanku sudah mencapai ke ubun-ubun.

Dimeja makan, Daud duduk berdampingan denganku. Papa dan dia mendominasi pembicaraan. Aku sama sekali tidak menyela karena memang merasa tidak ingin. Selesai makan, kubantu Imah membereskan meja makan dan memberikan buah potong.

Mereka masih asyik berbincang saat aku memilih mencuci piring. Ulakukan karena tidak tahu harus berbuat apa. Meski jujur hati kecilku penasaran dan ingin bergabung. Tapi apa nanti kata Daud? Jangan-jangan aku dianggap sebagai salah seorang perempuan yang mengejarnya. Tidak, aku sudah memutuskan untuk berhenti. Meski kekaguman itu masih ada.

Seluruh tugas di dapur sudah selesai, sampai kudengar Daud pamit. Mama memanggilku. Aku harus menjaga nama baik keluarga, sehingga aku menyusul ke teras.

"Mau pulang, mas?"

"Iya, terima kasih atas makan malamnya."

"Tidak apa-apa. Sering main kemari ya." Balas papa.

Daud hanya mengangguk, kemudian berjalan menuju mobilnya. Mata mami tidak lepas dari kendaraan yang digunakan pria itu.

"Keren ya, anak muda seperti dia sudah punya mobil semewah itu."

Aku memilih diam, karena memang tidak tahu jawabannya. Seingatku Daud selalu datang dengan sebuh mobil SUV.

"Selain menjadi pembawa berita apa dia juga pengusaha, Mei? Kan banyak anak muda sekarang punya bisnis sendiri?"

"Nggak tahu, ma. Aku nggak kenal dekat." Jawabku.

"Mama suka sama dia, muda dan sukses."

Papa kemudian mendekati dan berbisik .

"Jangan dengarkan mamamu, teliti lebih dulu sebelum dijadikan kekasih. Supaya tidak salah lagi."

Aku hanya mengangguk, kemudian masuk ke kamar. Lagipula diluar gerimis, rasanya tidur adalah pilihan paling menyenangkan. Setelah lebih dari setengah hari merasa sedikit tidak nyaman.

Ucapan papa sedikit banyak menggangguku. Beliau benar, ada trauma yang masih tertinggal. Tapi sejauh ini bukan itu yang kutakutkan pada diri Daud. Pria itu bukan tipeku, akan sulit bagi kami untuk bisa berjalan beriringan. Meski kuakui, kalau pesonanya masih sanggup membuaiku.

Aku juga tidak suka dengan sikap mami. Terlihat jelas ia suka Daud karena kendaraan yang digunakan pria itu. Mungki dikepala mama sudah ada kalkulator yang menghitung berapa penghasilan Daud perbulan. Percayalah, besok mama akan mengerahkan segenap kemampuannya untuk mencari tahu siapa Daud sebenarnya.

Kembali kuraih ponsel yang sejak tadi terletak di sebelah. Tidak bisa tidur akhirnya kuputuskan membuka WA. Digrup dudah sangat berisik ternyata sejak tadi. Ayana memberi kabar bahwa ia telat satu minggu, dan besok akan memeriksakan diri ke dokter. Aku mengucapkan semoga semoga akan punya keponakan baru.

Selesai mengatakan itu, aku tidak semangat lagi melanjutkan obrolan. Tinggal aku yang belum menikah, dan itu menjadi beban yang sangat besar saat ini. Ada rasa sedih dan malu, tapi mau bilang apalagi? Kalau belum ketemu yang cocok. Akhirnya aku kembali tidak bisa tidur.

***

Happy reading

Maaf untuk typo

41120

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top