Gegara jadwal tidur semalam terlewat, atau entah gegara apa, sakit ini begitu menusuk, menyebar ke seluruh tubuh, hingga melemahkan daya pikir dan emosi.

Kutahu, tubuh ini amat sangat rapuh. Mudah sekali sakit dan terluka. Namun kutetap tak bisa menerima rasa sakit yang luar biasa ini.

Seandainya aku tak bisa merasakan sakit, tentu kan bahagia. Namun Kutahu itu tak mungkin. Jika aku tak bisa merasakan sakit, pasti aku juga tak bisa merasakan halusnya kaca atau kasarnga jalan bebatu.

Mengapa sakit ini harus ada? Mengapa hidup itu penuh derita?

Aku kesal! Mau marah, tapi pada siapa? Aku bisa menggerakkan tanganku. Mengaturnya semauku. Tapi kutak bisa mengatur agar kutak pernah sakit.

Aku tak kuasa atas tubuhku sendiri.