🥀 Chapter 21 | Finale
13 Januari 2017
Gwangju, Korea Selatan
Changbin tidak tahu kalau ternyata hidup sebegini singkat. Changbin tidak tahu kalau membawa Yoora jalan-jalan ke Seoul adalah sebuah keputusan salah dalam hidupnya. Changbin tidak akan bisa merubah semua itu karena semuanya telah terlanjur terjadi.
Changbin tidak bisa merasakan emosionalnya secara penuh. Dia tidak tahu lagi apapun tentang perasaannya. Dia hanya merasa dunianya runtuh ketika Yoora terkulai lemas di dekapannya dengan punggung belakang yang berdarah. Changbin masih ingat bagaimana darah tersebut mengalir di tangannya saat dia berusaha untuk menahan aliran cairan merah tersebut. Bagaimanapun dia melakukannya, dia tahu kalau darah tersebut tidak akan bisa berhenti mengalir.
Semua karenanya, kalau saja dia tidak menyetujui ajakan Yoora untuk jalan-jalan kemarin ke Seoul. Yoora tidak akan tertembak oleh musuh keluarga yang mengejar kematian dirinya.
Mata dibalas dengan mata, nyawa dibalas dengan nyawa.
Changbin paham dengan pepatah satu ini. Bukan sekali dua kali sang ayah mengingatkan dirinya untuk tetap berhati-hati jika sendirian di luar. Karena, bukan tidak mungkin tidak ada musuh yang ingin menyerang.
Tetapi, dia tidak tahu kalau Yoora menjadi korbannya.
Dan, disinilah sekarang dia berada, sambil mengenggam setangkai bunga baby breath di tangannya, Changbin berjalan di lorong rumah sakit yang telah didatanginya selama enam hari berturut-turut.
Pemuda Seo masuk ke sebuah ruangan dengan tatapan datar nan biasa seperti biasanya. Pakaian khusus berwarna hijau dengan perlengkapan lain yang seperti masker dan penutup kepala menghalau dingin yang akan menusuk ke kulit kuning langsatnya. Matanya tertuju pada seorang gadis yang memejamkan matanya di atas bangsal dengan tenang. Telinganya bisa mendengar bunyi dari alat pendeteksi pergerakan jantung, ia tidak tahu mengapa, hatinya terasa tenang namun, di satu sisi ia merasa takut mendengar bunyinya.
Tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang, dengan perlahan dia menarik bunga baby breath yang telah layu itu dan menggantikannya dengan yang baru di dalam vas.
Begitu hening, Seo Changbin mengambil tempat disamping bangsal tersebut, ia tidak tahu, ia tidak paham dengan perasaannya, begitu sesak sampai kelu untuk berbicara.
“Kita hanya bisa berdoa, Changbin. Semoga Yoora masih bisa diselamatkan. Walaupun, waktunya juga telah tinggal sedikit. Paman tidak akan berhenti menyerah untuk berharap.”
Changbin ingat perkataan Hyunwon dua hari yang lalu. Keluarga Yoora sangat membuka tangan padanya, Minho memperlakukannya dengan baik seperti kakak kandungnya sendiri.
Changbin tidak terbiasa dengan keheningan ini, hampir satu tahun hidupnya mulai berwarna, karena gadis yang hampir tidak lagi memiliki rambut di kepalanya sekarang. Mata Changbin terus melihat Kang Yoora yang masih bernapas sampai sekarang dengan banyak alat bantu terpasang di tubuhnya.
Changbin, ....
Pemuda tersebut memejamkan matanya, biarkan dia mengekspresikan dirinya dengan bebas, dengan waktu yang tak lagi tersisa banyak. Ia mendengar suara Yoora di dalam ruangan ICU yang terletak di Nira Hospital.
Binnie, ....
Bolehkah Changbin mengekspresikan dirinya yang sesak karena, kata orang-orang, ini mungkin adalah rindu?
Bagaimana kabarmu, Binnie?
Changbin terdiam, dia tidak bisa mengatakannya sekarang. Dia sedang menelisik perasaannya untuk hari ini, dadanya yang terasa sesak karena, gadis tersebut. Perasaan yang tertahan membuatnya bingung. Dia tidak tahu harus menjawab pertanyaan gadis tersebut.
“Seperti biasa, Yoora.” Bisik Changbin yang enggan membuka matanya. Pikirannya masih ingin bersama Yoora, dan dia akan menuangkan ekspresinya.
Jaga kesehatan, Binnie. Maaf, tidak bisa menemanimu lebih lama lagi. Maaf, tidak bisa mengajarimu tentang emosional lagi. Maaf, harus membuatmu berjalan sendiri.
Changbin tidak paham dengan perkataan Yoora, dia membuka matanya, dan penglihatannya terasa buram karena, kelenjar matanya menghasilkan bulir air mata saat ia terpejam. Changbin tidak paham dengan air matanya yang pelan-pelan berjalan turun ke pipinya, ia merasa sesak, sedih. Apa yang akan dilakukan Yoora?
Aku mencintaimu, Binnie. Aku pergi, ayo, bertemu lagi lain kali, Binnie.
Changbin diam, ia mengusap air matanya yang tidak berhenti mengalir di kedua pipi tirusnya. Lagi-lagi, dia tidak paham dengan bisikan angin Yoora di telinganya. Perasaan akan kehancuran melingkupi dirinya, ketika mendengar bunyi jantung Yoora dari alat tersebut terdengar melengking dan sama.
Changbin terus diam dengan aliran air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Bahkan, ketika dia didorong mundur oleh dokter dan suster yang cekatan untuk menolong nyawa Yoora, dia masih diam.
Hyunwon dan keluarganya tidak ketinggalan untuk masuk ketika melihat segerombolan tim medis mengelilingi bangsal anak mereka. Hani menangis meraung dengan keras di pelukan Hyunwon ketika tim medis berusaha menyelamatkan nyawa anak berharga itu, walaupun telah mustahil. Minho langsung memeluk Jieun dengan erat, menangis dalam diam untuk melepaskan saudara mereka tersayang.
Pemuda tersebut merasakan kehilangan yang dahsyat dan tidak bisa meluapkan perasaan itu. Dia tidak bisa meraung dengan keras, karena tidak ada alasan logis yang mendorongnya untuk melakukan tindakan tersebut. Changbin berbisik pelan saat dokter dan suster tersebut berlalu dari ruangan ICU, meninggalkan Yoora yang tertutup kain putih.
“Mari bertemu lagi, ... Kang Yoora.”
▪︎▪︎▪︎
Our Tomorrow | Chapter 21 | Finale
Done
▪︎▪︎▪︎
The End
︎▪︎▪︎▪︎
Omake / Epilogue
︎▪︎▪︎▪︎
7 Maret 2023
Gwangju, Korea Selatan
“Panti asuhan ini akan aku serahkan padamu, Kak.”
Seorang pria muda dengan balutan kaus hitam dan celana jeans menyerahkan dokumen penting kepada sosok yang duduk di depannya. Mereka tengah bertemu di ruangan dalam panti asuhan tersebut.
“Tapi, ini punyamu, Bin. Aku tidak bisa menerimanya.”
Pria muda itu tersenyum, senyum yang dulunya begitu kaku untuk dibentuk sekarang sangat mudah untuk diberikan kepada dunia. Bibirnya menyesap cairan hitam pekat sejenak. Changbin –pria muda- berucap dengan tenang, “Waktuku tidak lagi banyak, Kak Minho. Aku akan bertemu dengan Yoora sebentar.”
Sang lawan bicara merasa tercekat, matanya melihat jam tangan Changbin yang sebentar lagi akan menuju ke angka dua belas, “Kamu tidak apa-apa, Bin. Kak Minho disini.”
“Kak Minho,” panggil Changbin dengan nada serius, namun menyiratkan sebuah ketulusan yang sangat banyak.
Minho hanya menatap Changbin dengan tatapan sendu, dia akan kehilangan seorang adik lagi.
“Terima kasih banyak untuk delapan tahun ini. Sejak Papa dan Mamaku meninggal dunia delapan tahun yang lalu, Paman dan Tante mengadopsiku sebagai anak mereka, Kak Minho dan Jieun juga sangat baik. Kalian semua memperhatikanku, Paman dan Tante tidak menganggapku aneh dengan penyakit Alexityhmia-ku, mereka mengkhawatirkanku dan membawakan seorang psikolog dan psikiater untukku. Aku tidak akan bisa sembuh jika bukan berkat mereka dan Yoora.”
Changbin berucap dengan penuh ketulusan didalam setiap perkataannya. Delapan tahun setelah Yoora meninggal dunia, banyak hal dia alami seorang diri.
Dua bulan setelah Yoora meninggal dunia, Papa dan Mamanya meninggal dunia tepat di rumah mereka karena, musuh terlalu kuat menyerang. Setelah itu, Hyunwon dan Hani mengangkat sebagai anak mereka sendiri dan membawakan seorang psikolog untuk menyembuhkan Changbin, serta kasih sayang yang mereka limpahi membuat Changbin lebih cepat untuk sembuh dari perkiraan. Tetapi, enam tahun kemudian, Hyunwon dan Hani meninggal dunia karena kehabisan waktu. Changbin bisa merelakan kepergian mereka.
“Aku tidak akan melupakan jasa kalian semua, Kak.”
Minho bangkit dari tempatnya, mendekap Changbin sebagai ucapan perpisahan yang terakhir kalinya, “Tolong sampaikan salam rindu kami semua pada Yoora di sana, Bin.”
Changbin membalas pelukan tersebut, lega melingkup hatinya ketika dia bisa mengutarakan perasaannya pada salah satu keluarga Kang, “Akan aku sampaikan, Kak Minho.”
▪︎▪︎▪︎
Changbin menuju ke sebuah bukit yang selalu ia kunjungi setiap hari, setangkai bunga baby breath digenggamannya diletakkan di depan sebuah makam seorang gadis yang ia rindukan delapan tahun terakhir.
“Hai, Yoora. Bagaimana kabarmu?” Changbin mengambil duduk di samping makam Yoora sambil menikmati sunset yang akan segera datang.
“Hari ini hari terakhirku di dunia, Yoora. Hari terakhir aku bisa menghirup oksigen, hari terakhir aku membebankan Kak Minho dan Jieun. Aku menyampikan salam terakhirku pada Kak Minho, panti asuhan telah kuserahkan kepadanya. Aku yakin Kak Minho tidak akan menelantarkan mereka semua.”
Changbin melihat sunset yang perlahan turun dan semakin tenggelam di ujung dunia. Changbin dengan perlahan merebahkan dirinya di atas rerumputan dan memejamkan matanya dengan tenang.
“Kurasa sudah waktunya, Yoora. Mari bertemu, Kang Yoora.”
Binnie, ....
Sudah lama tidak mendengar panggilan itu, Changbin memutar badannya dan melihat Yoora di ujung sana dengan pakaian serba putihnya. Changbin tidak bisa menahan kerinduannya, dengan berlari, dia menggapai Yoora dan memeluk gadis tersebut. Tatapan kerinduan dari kedua pasang mata mereka saling beradu, kemudian kembali memeluk satu sama lain.
Mari terus bersama, Binnie.
Aku akan tetap disampingmu, Yoora.
▪︎▪︎▪︎
Omake Session End
▪︎▪︎▪︎
Hai, gimana kabar kalian untuk hari pertama tahun 2021?
Hari baru, tahun baru, semangat yang baru.
Dengan ini, aku menyatakan kalau Our Tomorrow tamat dengan ending yang sad apa happy? Tergantung dari sisi mana kalian melihatnya.
Terima kasih banyak sudah mendukungku dari awal, hingga aku bisa menyelesaikan Our Tomorrow hari ini.
Aku sudah membuat perencanaanku. Tidak lama, paling hanya sebulan, karena mulai sekarang aku akan menabung chapter dulu sebelum dipublikasikan. Ada beberapa aspek yang menjadi pertimbanganku dalam melakukan ini.
Jadi, untuk bulan ini, aku tidak akan ada di sini. Aku akan lebih banyak menghabiskan waktuku di lapak cloudy_heart. Sepertinya lapak itu sudah berdebu. Karena, aku fokus dengan lapak yang satu ini. Aku akan segera membersihkan lapak sebelah sana.
Untuk kalian semua, stay healthy, stay cuddly, stay fuzzy, and stay ... stay!
Si bapak leader yang bilang, jangan sampai kita diintropeksi lagi, ya, stay ^^
Tidak mau panjang-panjang lagi, karena, aku juga tidak tahu harus berkata apa. Intinya, lewati hari dengan bahagia selalu, syukuri apapun yang terjadi dalam hidup, karena, selalu ada tujuan dari permasalahan yang diberikan.
Akhir kata,
See you again, stay ^^
︎▪︎▪︎▪︎
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top