🥀 Chapter 16 | A Day Trip With Changbin

5 Juni 2016
Gwangju, Korea Selatan

Changbin menuruni tangga dan mendapati sang ibu melihatnya dengan lengkungan kurva ke atas, “Morning, Changbin. Siap untuk menjemput Yoora?” tanya Kyla yang melihat pakaian yang dikenakan anaknya hari ini. Sebuah kaus berlengan pendek berwarna hitam dengan celana jeans, sepatu warna putih dengan topi hitam yang dikenakannya.

Anaknya ini tidak mengerti tentang fashion, tetapi baju apapun yang dipakai tetap terlihat tampan di pandangannya.

Morning, Ma. Jam delapan nanti aku akan menjemputnya.” Ucap Changbin dan melangkah ke arah meja makan, mengambil dua helai potongan roti dan mengolesnya dengan selai yang disediakan oleh pekerja rumah mereka.

“Dia yang memintanya?” tanya Kyla yang dibalas dengan sebuah anggukan oleh Changbin.

“Papa dimana?”

Kyla mengikuti jejak anaknya, duduk di seberang sang anak dan mengambil sehelai potongan roti dan mengoles selai stroberi, berbeda dengan anaknya yang mengambil selai coklat untuk hari ini, “Papa baru saja ke markas, katanya ada yang mau diurus.”

“Mama tidak ikut?”

Kyla menggeleng, “Papa bisa mengurusnya sendiri. Lagipula, Mama hari ini berniat untuk shopping, sudah lama tidak membeli baju.”

Changbin mengangguk paham, ibu-anak itu menghabiskan sarapan mereka dalam diam, selesai dengan sarapan, Changbin segera berceletuk, “Aku berangkat sekarang.”

“Hati-hati di jalan. Selamat bersenang-senang, sayang.”

▪︎▪︎▪︎

Yoora tersenyum sambil mendengar podcast buatan Minho yang diputar oleh Hellena. Jieun di sebelahnya sibuk memainkan ponsel.

“Kak, dia masih lama datang?” tanya Jieun memecahkan kediaman.

“Sudah jam berapa?”

“Jam tujuh lewat empat puluh lima menit.”

Yoora mengangguk, “Mungkin sebentar lagi. Kakak memintanya untuk ke sini di jam delapan.”

“Nanti cepat pulang, ya, Kak. Jiji kebosanan kalau seharian di rumah.” Kata Jieun tiba-tiba.

Yoora tersenyum, “Kak Yoora usahakan, ya.”

“Papa pergi bekerja padahal hari Minggu, Mama ada jadwal pemotretan sampai siang nanti, Kak Yoora jalan-jalan dengan teman Kakak, Kak Minho pasti tidak bisa diganggu sekarang.” Keluh Jieun saat membayangkan jadwal anggota keluarga yang lain.

“Ajak temanmu untuk ke rumah, nonton film bersama atau melakukan sesuatu yang kalian inginkan bersama.” Kata Yoora memberi saran. Minho pasti tidak bisa diganggu, dia sibuk belajar dan ponselnya pasti dimatikan untuk beberapa hari kedepan.

“Benar juga. Aku akan meminta Hana ke sini.” Jieun langsung mengirim pesan kepada temannya. Pas di detik itu juga bel rumah berbunyi, Jieun langsung berseru, “Mungkin itu dia. Sebentar, ya, Kak.” Jieun berlari ke depan rumah dan tidak berapa lama Jieun kembali masuk ke dalam bersama Changbin di belakangnya.

“Kak Yoora, teman Kakak sudah datang.” Ucap Jieun yang langsung bertindak membantu sang Kakak untuk berdiri dan menghampiri Changbin.

“Hai, Binnie. Bagaimana kabarmu?” tanya Yoora memulai percakapan.

“Sangat baik. Bagaimana denganmu, Yoora?”

“Sangat senang. Aku tidak sabar, Binnie. Sudah siap untuk hari ini?”

Changbin mengangguk, “Siap, Yoora. Mau jalan sekarang?”

Yoora mengangguk, “Tentu. Ayo.” Jieun setia membantu Kakaknya berjalan di belakang Changbin.

“Namanya Seo Changbin, kan? Kak Changbin tampan.” Celetuk Jieun bisik-bisik kepada Yoora agar tidak ketahuan oleh Changbin.

“Lebih tampan mana dengan Kak Minho?” tanya Yoora basa-basi.

“Kak Minho banyak jeleknya. Kak Changbin kalau lagi diam tidak bicara begitu, sungguh idaman semua murid cewek, Kak. Apalagi pakaian yang dikenakan Kak Changbin hari ini sangat keren dan pas di tubuhnya.” Kata Jieun yang cekikikan saat melihat punggung belakang Changbin.

Yoora menggeleng pelan, Jieun hanya bercanda, tentu saja kakak mereka itu tampan. Ketampanan Minho diluar akal sehat menurut kaum hawa. Yoora pernah dijadikan kurir oleh banyak perempuan yang naksir dengan Kakaknya. Banyak bungkusan coklat, surat, dan makanan lainnya dititipkan olehnya kepada Minho. Walaupun, hadiah kecil itu berakhir di tangan Yoora ataupun Jieun. Karena, Minho tidak pernah sekalipun menaruh perhatian apalagi perasaan pada mereka.

“Kak Changbin kenapa gentle sekali? Pintu mobilnya dibuka oleh dia, Kak.”

Yoora terkekeh pelan, mengasyikkan mendengar beragam celotehan adiknya tentang Changbin. “Dia selalu berbuat seperti itu, Jiji. Katanya, dia tidak mau Kakak salah langkah.” Ucap Yoora yang disambut pekikan tertahan dari adiknya.
Yoora masuk ke dalam mobil, “Hati-hati di rumah, Jiji. Jangan memasak sendiri, minta bantuan Bibi yang memasakkannya untukmu.”

Jiji terkekeh pelan, “Iya, Kak Yoora. Kak Yoora juga, selama bersenang-senang. Kak Changbin, aku titip Kakakku, ya. Tolong dijaga, atau Kakak kami akan pulang dari Australia kalau tahu adiknya terluka.”

“Iya, Jieun.”

Mobil Changbin yang dikemudikan oleh supir pribadi pemuda tersebut melaju meninggalkan rumah Yoora di belakang.

“Ada tempat yang ingin kamu kunjungi, Binnie?” tanya Yoora dan memperbaiki cara duduknya. “mungkin ada tempat yang ingin kamu kunjungi sejak dulu, Binnie. Kita selalu pulang sore setiap hari, dan ada tugas diberikan, kita tidak punya banyak waktu. Kamu juga memilih beristirahat. Kita bisa ke sana terlebih dahulu.” Sambung Yoora lagi.

“Tidak ada, Yoora. Bagaimana denganmu?”

Yoora tersenyum menjawab, “Ada. Kuharap kamu mau ke sana juga.”

“Tempat apakah itu, Yoora?”

▪︎▪︎▪︎

Changbin turun dan melihat sekitar, lalu segera membantu Yoora turun dan mobil, tidak butuh waktu lama untuk ke tempat yang Yoora mau.

“Hah ... sudah lama tidak ke sini.” Ucap Yoora sambil menghirup udara sejuk. Changbin melihat sekitar, Yoora mengajaknya bermain di alam untuk pagi hari ini.

Gwangju Lake Ecology Park.

Yoora segera berjalan sesuai firasatnya, Changbin membantunya untuk berjalan, setelah meminta sang supir untuk menunggu, “Dulu kamu sering ke sini, Yoora?”

“Ya, aku dulu sering ke sini sendirian hanya sekedar duduk membaca ataupun melihat pemandangan. Beberapa kali, Jiji, Jieun, dan Kak Minho juga ikut bersamaku. Bagaimana indah, kan?” tanya Yoora yang tetap tersenyum sambil berjalan.

“Iya. Sangat cantik.” Ucap Changbin sambil melihat pemandangan sekitar. Pemandangan alam masih terasa asri di sini, ada beberapa bukit di ujung sana yang mempercantik pemandangan, danau ditengah dengan jembatan diantara pepohonan.

Changbin menuntun Yoora untuk berjalan di atas jembatan.

“Ini tempat yang sangat menenangkan, Binnie.” Kata Yoora lagi. “dulu, jika aku merasa pusing. Aku ke sini.”

Changbin melihat sekitar dan duduk di sebuah gazebo yang disediakan.

“Sangat cantik.” Desis Changbin saat melihat danau yang tenang tersebut. Yoora tersenyum, “Datanglah ke sini untuk kedepannya. Nanti siang kita akan ke Penguin Village. Malamnya, kita akan ke 1913 Songjeong Station Market.”

“Aku akan datang denganmu lagi, Yoora.”

“Dengan senang hati, Binnie.” Jawab Yoora dengan senyum, lalu menikmati indahnya pemandangan sebelum ke tempat selanjutnya.

“Cewek itu buta?”

“Sepertinya, iya. Lihat tongkat putih yang dia bawa.”

“Cantik cantik buta. Kasihan, ya. Pasti banyak kesalahan yang dia buat sebelumnya.”

“Jaga bicaramu!” bentak Changbin, matanya menyalang marah melihat tiga anak sekitar berusia dua tahun dibawah mereka yang berdiri tidak jauh dari mereka.

“Sudah, Binnie. Jangan hiraukan mereka. Aku tidak apa-apa.” Ucap Yoora yang segera menenangkan Changbin.

Changbin menggeram rendah, “Sekali lagi aku mendengarmu berkata seperti itu, aku tidak segan terhadap kalian.”

Tiga anak itu segera menjauh sambil mengancam Changbin.

“Sudah, Binnie. Tidak apa-apa. Ayo, kita kembali ke mobil, kita ke tempat selanjutnya.”

▪︎▪︎▪︎

Yoora membuka mulutnya saat sebuah potongan kecil cumi-cumi goreng disodorkan untuknya. Hari sudah menjelang sore, banyak kenangan manis tercipta dengan Changbin sepanjang hari ini. Mereka mengunjungi banyak restoran kecil untuk dicicipi, banyak area pariwisata untuk dikunjungi mereka.

Pemberhentian terakhir mereka, 1913 Songjeong Station Market.

“Maaf, tidak bisa membawamu ke banyak tempat, Changbin. Keadaanku tidak memungkinkan untuk ke tempat ekstrem seperti Family Land.” Kata Yoora setelah menelan potongan cumi-cumi tersebut.

“Aku senang dengan hari ini, Yoora. Terima kasih.”

Yoora tersenyum sendu, mereka tidak bisa pergi lebih jauh karena kedua matanya. Bahkan saat ini mereka ada di sebuah kedai yang cukup sepi pengunjung agar Yoora merasa nyaman.

“Andaikan aku bisa melihat, pasti aku bisa membawamu melihat lebih banyak lagi, Changbin.”

“Maaf ....”

▪︎▪︎▪︎

Our Tomorrow | Chapter 16
Done

︎▪︎▪︎▪︎

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top