💌 - Tujuh
Sepasang insan itu baru saja tiba di sebuah apartemen. Pria itu terus merangkul bahu kekasihnya, seolah takut gadis itu akan hilang jika rangkulannya terlepas.
"Terima kasih sudah mengantarku."
Pria itu tersenyum. Senyum yang begitu menenangkan. Tatapan matanya yang teduh, membuat gadis di depannya selalu merasa nyaman saat berada di dekatnya.
Pria itu mensejajarkan wajahnya di depan gadis itu, lalu tangannya terulur menepuk pelan puncak kepalanya. "Langsung istirahat. Kau pasti sangat lelah, bukan?"
Gadis itu menepis tangan kekasihnya. "Berhenti mengacak-acak rambutku, Heechul!"
Pria itu menaikkan sebelah alisnya. Tangannya ia turunkan ke kedua pipi gadis di depannya. "Kau sungguh menggemaskan, Kim Yeri."
"Kau baru menyadarinya?" Yeri menatap Heechul dengan tajam. "Sudahlah, sana pulang! Kau juga perlu istirahat. Bukankah seharian ini sudah menemaniku?"
"Aku tidak akan merasa lelah, saat melihat senyummu ini."
Yeri hanya berdecih mendengar ucapan kekasihnya. Seperti anak remaja yang baru saja jatuh cinta, pikir Yeri.
"Kalau begitu, aku pulang dulu."
Yeri mengangguk sambil mengulas senyum tipis. Meski baru dua minggu menjalin asmara, tetapi Heechul selalu mau menemani kemana pun Yeri pergi. Sebetulnya Heechul sudah menaruh hati pada Yeri dari jauh-jauh hari. Namun, Yeri masih belum bisa membuka hatinya. Setelah melewati hari-hari bersama di Seoul, Yeri perlahan mulai berusaha membuka hatinya untuk Heechul dan melupakan semua kenangan di masa lalunya.
Pria itu sudah mulai melajukan mobilnya. Sesekali dia melambaikan tangan ke arah Yeri, yang juga melakukan hal yang sama.
Setelah melihat mobil itu hilang ditengah jalan, Yeri mulai melangkahkan kakinya menyusuri lobi, menuju lift sampai ke lantai enam, di mana kamar apartemennya berada.
"Eonni!"
Suaranya sudah sangat familiar di telinga Yeri. Gadis itu menoleh, menatap seseorang yang sedang berlari menghampirinya.
"Yi Seo?"
"Aku punya berita untukmu."
Yeri hanya mengerutkan keningnya. Menunggu sepupunya itu melanjutkan perkataannya.
"Ayolah, biarkan aku masuk dulu. Kau tidak kasian padaku? Aku baru saja pulang sekolah, dan dengarlah suara cacing di perutku yang sejak tadi menuntut ingin diberi makanan."
Yeri menghela napas. "Baiklah, aku akan membiarkanmu ramen."
"Kau memang kakak sepupu terbaikku. Malam ini izinkan aku menginap di apartemenmu," rengek Yi Seo sembari bergelayut manja di lengan Yeri.
"Aku akan mengizinkan, kalau orang tuamu juga mengizinkan."
"Tentu saja. Mana mungkin Appa dan Eomma melarang anaknya untuk menginap di tempat kakak sepupu yang sangat baik sepertimu ini."
"Kau selalu memujiku kalau ada maunya."
"Kali ini tidak. Justru aku akan memberikanmu informasi yang sangat penting."
"Tentang apa?" tanya Yeri mulai penasaran.
Yeri melepas tasnya dan meletakkannya di atas sofa, sementara Yi Seo sudah bersandar di sofa sambil mulai memainkan jarinya di atas remot televisi.
"Buatkan aku ramen. Setelah itu, aku akan memberitahumu."
"Oh, sekarang kau sudah pandai memanfaatkan kesempatan, ya?"
Yi Seo membuat ekspresi tidak suka. Bibirnya dia kerucutkan, keningnya dibuat mengkerut. "Ayolah Eonni, aku sudah sangat lapar."
"Baiklah," pasrah Yeri.
Yeri berjalan menuju dapur minimalis di sudut kiri, tempat yang jarang sekali dia kunjungi. Karena Yeri lebih senang memakan makanan siap saji. Menurutnya itu lebih cepat dan tidak ribet.
Yeri mulai merebus mie dan meracik beberapa bumbu yang ada di kulkas. Hanya perlu lima belas menit, ramen yang dibuat Yeri sudah siap. Dia meletakkan semangkuk ramen di atas meja makan.
"Wah, aromanya harum sekali." Yi Seo langsung duduk dan menarik mangkuk yang berisi ramen itu ke depannya. "Kau hanya membuat satu?"
"Aku sudah makan bersama Heechul tadi."
"Kau ini, semakin menempel saja dengan Heechul oppa. Apa kau sudah benar-benar melupakan Hong Seok oppa?"
Yeri yang sedang menuang air pun menoleh. "Apa maksudmu?"
"Hmm, bagaimana kalau seandainya Hong Seok oppa datang ke Seoul?"
"Itu bukan urusanku."
"Kau yakin?" Yi Seo semakin bersemangat untuk menggoda kakak sepupunya. "Kalau dia datang ke Seoul untuk mencarimu bagaimana?"
Yeri terdiam dalam pandangannya yang kosong. Mungkin, semua ini memang salahnya. Karena meninggalkan Hong Seok tanpa berpamitan. Namun, dia juga merasa tersakiti atas sikap Hong Seok saat itu. Menurutnya ini semua sudah seri. Lagipula untuk apa Yeri memikirkan hal itu. Sekarang dia sudah memiliki Heechul. Yeri harus ingat hubungannya dengan pria itu.
Menyadari Yeri hanya diam, tanpa menanggapi hal itu. Yi Seo kembali bersuara. "Eonni!"
"Ya?" Yeri tersentak dan lamunannya pun buyar begitu saja. "Kau bilang ada informasi, tentang apa?"
Yeri berjalan menghampiri Yi Seo seraya membawa segelas air.
Yi Seo bergeming sejenak. Apakah dia harus memberitahu hal ini atau tidak? Yi Seo benar-benar bingung sekarang.
"Hong Seok oppa sudah kembali."
Kali kesekian Yeri terperangah. "Sebenarnya apa yang mau kau sampaikan? Kalau itu menyangkut masa laluku, lebih baik kau jangan berbicara lagi. Habiskan makananmu!"
Yi Seo tertegun. Bisa-bisanya dia malah disuruh jangan berbicara. Yi Seo mengembuskan napas pelan.
"Aku melihat Hong Seok oppa kemarin di dalam kereta. Aku yakin dia sedang mencarimu. Maaf aku baru memberitahumu."
Yeri terpaku di tempatnya. Bingung. Dia harus berkata apa jika memang hal itu benar terjadi. Haruskah dia merasa senang atau sedih?
"Eonni, kau baik-baik saja?"
Yeri menoleh. "Ya, memangnya aku kenapa? Kau ini."
"Kau tidak senang mendengar kabar ini?"
Yeri bangkit dari duduknya. "Kau habiskan makanmu. Jangan lupa cuci mangkuknya. Aku mau mandi dulu. Tubuhku sudah terasa sangat pegal."
Yeri segera bergegas menuju kamarnya. Apartemen milik Yeri memang tidak begitu besar. Hanya ada dua satu kamar, ruang tamu, dan dapur mini di pojokan.
Yeri duduk di pinggir kasurnya. Apakah keputusannya kembali ke Seoul adalah sebuah kesalahan? Kalau memang ini sebuah kesalahan. Lantas Hong Seok? Apakah dia juga sebuah kesalahan atas ketidaksengajaan semesta yang sudah menitipkan hatinya pada pria itu.
Yeri mengembuskan napasnya gusar. Dia beranjak menuju meja, yang di atasnya sudah ada laptop dan beberapa buku. Meja kerja yang menghadap langsung ke balkon. Angin malam mulai menerpa tirai penutup jendelanya. Membuat tirai itu tersibak beberapa kali.
Yeri menyalakan laptopnya. Di sana sudah ada beberapa notifikasi sebuah komentar di halaman web.
Kim Yi Seo > sepupu Yeri
****
Komentar :
Maaf, aku tiba-tiba ada janji untuk tanda tangan kontrak film yang akan mengangkat kisah dari novel yang aku tulis. Semoga lain kali kita bisa bertemu.
Hong Seok membanting ponselnya di atas kasur. Beberapa menit yang lalu dia sudah tiba di 'Best Western New Seoul apartemen', apartemen yang dijanjikan oleh Ji-Hoon jika dia menerima tawaran untuk mencari berita tentang agensi Kim entertainment.
Hong Seok mengurut pangkal hidungnya. Kepalanya benar-benar pusing sekarang. Apalagi saat membaca balasan komentar dari Yooriko.
Hong Seok sesekali meratapi nasibnya yang selalu gagal untuk bertemu dengan penulis idolanya, Yooriko.
Hong Seok mengeluarkan laptopnya dan kameranya. Dia lupa kalau dia harus menulis artikel tentang gadis tunarungu yang tempo hari dia temui di taman.
Beautiful in the midst of flaws.
Itulah judul yang sudah dipikirkan sejak beberapa jam yang lalu. Hong Seok mulai mengetik dan beberapa kali memindahkan foto dari kamera ke laptop.
Sekitar tiga jam lamanya, Hong Seok baru selesai menulis artikel itu. Selanjutnya Hong Seok mengirimkannya melalui email kepada Ji-Hoon, agar bisa segera diterbitkan, dipajang dalam koran, dan sebagainya.
Hampir sepuluh menit dia menunggu, tetapi emailnya belum juga terjawab. Tidak berselang lama ponsel Hong Seok bergetar.
"Apa maksudmu?"
Hong Seok mengerutkan keningnya. Pertanyaan tiba-tiba itu sungguh membuat Hong Seok tidak mengerti. "Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan, Hyung."
"Kau mengirim berita apa ini?"
"Hmm ... violinist cantik yang memiliki kekurangan. Dia tunarungu."
"Sungguh sangat norak. Sudah aku bilang, aku ingin kau mencari tahu tentang agensi KIM entertainment!"
Hong Seok menghela napas panjang. Kalau saja bukan karena apartemen yang sedang dihuninya, sudah dari awal dia menolak kesepakatan ini.
"Berita apa yang harus aku cari? Tentang si Dewi Korea, yang katanya ketahuan berselingkuh? Atau tentang konser yang baru saja diselenggarakan oleh penyanyi papan atas, Tae Yeon?" ungkap Hong Seok panjang lebar.
"Ayolah Hyung. Cerita violinist itu sungguh sangat menginspirasi. Aku yakin, kalau redaksi kita menerbitkan berita ini. Pasti akan booming dan nantinya banyak para remaja yang terinspirasi."
"Oke, oke, aku akan pelajari dulu. Setelah aku merasa cocok, aku akan menyuruh Jeni untuk menerbitkannya di koran dan mungkin di beberapa berita dalam acara stasiun televisi."
Hong Seok mengukir senyum kemenangannya. Meluluhkan hati Ji-Hoon memang bukan perkara sulit. Namun, Hong Seok hanya malas saja jika terlalu lama berbicara dengannya.
"Terima kasih, Hyung."
"Tapi kau masih harus terus menggali informasi tentang agensi KIM entertainment."
"Hmm, baiklah."
"Oh iya, aku lupa. Baru-baru ini ada chef yang begitu terkenal, karena ketampanannya. Bahkan dia baru saja membuka sebuah restoran. Apa kau mau aku meliput tentang ini?
"Sepertinya menarik. Cari tahu lebih banyak lagi tentang chef itu!"
"Siap, akan saya laksanakan bapak pemimpin redaksi."
Hong Seok mendramatisir kalimatnya. Membuat perkataannya itu sangat menggelikan di teling Ji-Hoon.
"Yasudah. Kau sudah tiba di apartemen bukan?"
"Sudah. Cukup nyaman apartemennya. Sepertinya aku akan betah untuk berlama-lama di Seoul."
"Baguslah kalau begitu. Kau jadi bisa lebih banyak memberiku informasi mengenal agensi itu."
"Kalau begitu. Aku tutup teleponnya."
Hong Seok dengan kecepatan kilatnya, langsung menutup telepon itu.
"Aku benar-benar bingung sekarang."
💌
Author note :
Baca juga cerita berjudul Kiss me deeply oleh kak LoVelly09 di sana, kamu akan bertemu dengan si Dewi Korea, alias Angela Suzy.
Pernah kepikiran nonton konser Tae Yeon? Nah, baca cerita berjudul Our Secrets oleh kak KiM__Latte di sana Tae Yeon menggelar konser besarnya, waww!
Mau tahu tentang kehidupan seorang violinist cantik? Tetapi punya kekurangan yang mungkin akan sangat berat untuk dilalui orang lain. Baca cerita berjudul Take my Hand oleh kak nuraiqlla ada Nam Gyuri di sana.
Cowok ganteng? Jago masak? Idaman kaum wanita. Sini mampir di restoran Lee Know, dalam cerita berjudul Because you're my first love oleh kak HalamanBaru
🌻
Nah, selamat berhalu dan berkeliling Seoul dalam cerita yang pastinya keren abis😍
Puspus pamit dulu, sampai ketemu di hari Rabu🌻
Bekasi, September 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top