💌 - Sepuluh
"Kau dari mana saja?"
"Kau tidak akan percaya jika aku memberitahumu, eonni," sahut Yi Seo sambil beranjak ke dapur. Gadis itu menuangkan air ke dalam gelas, lalu meneguknya sampai tandas. Setelah itu, dia kembali menghampiri Yeri yang masih sibuk berkutat depan laptop di sofa ruang tengah.
"Eonni."
Yeri langsung memutar kepalanya, menghadap ke sebelah kiri, tepat Yi Seo sedang duduk. Dia masih menunggu sang adik sepupu melanjutkan ucapannya.
"Menurutmu Hong Seok oppa itu seperti apa?" tanya Yi Seo ragu-ragu. Melihat dari ekspresi Yeri yang begitu terkejut, membuat Yi Seo mengalihkan pandangannya.
Tentu saja sangat mengejutkan bagi Yeri, apalagi pertanyaan itu terdengar sangat tiba-tiba. Yeri mengerutkan alisnya. "Apa maksudmu?"
Yi Seo menggeleng. "Aku hanya bertanya." Gadis itu kembali menatap Yeri. "Hei, ada apa dengan wajahmu itu?"
Yeri mengerjap. Menyadari ada sesuatu yang tidak beres, Yeri memilih menundukkan pandangannya. "Sebaiknya kau tidur, ini sudah larut!"
"Kau bahkan belum menjawab pertanyaanku."
Yeri meraih minuman kaleng di atas meja, lalu meneguknya sedikit. "Pertanyaan yang mana?"
"Hong Seok oppa? Menurutmu dia bagaimana?" tanya Yi Seo ingin tahu.
"Sama seperti yang pernah kau temui di kereta tempo hari lalu. Mungkin."
"Lalu, sama seperti dengan yang tadi bertemu denganku?" Yi Seo menegakkan tubuhnya. Senyum tipis tercetak jelas di wajah cantik gadis itu.
"Kalau sikap Hong Seok oppa seperti itu, kenapa kau bisa meninggalkannya. Padahal dia begitu baik, sikapnya juga ramah, dan senyumnya manis sekali."
Yeri yang sejak tadi mendengarkan dalam hening, kini kembali menatap adik sepupunya.
"Hong Seok oppa itu---"
"Tunggu!"
Yeri memotong ucapan Yi Seo. Tatapannya penuh selidik. Dia tahu, kalau Yi Seo pasti sedang menyembunyikan sesuatu.
"Kau bilang apa tadi, 'seperti yang bertemu denganmu'?"
Yi Seo mengangguk cepat. Membenarkan perkataan Yeri.
"Kau bertemu dengan dia, Yi Seo?"
Gadis itu baru sadar kalau ucapannya yang tadi justru membuat Yeri semakin penasaran dan mungkin sedikit menyakiti hatinya.
"Tidak sengaja bertemu, tepatnya," tegasnya.
"Dimana?"
"Di tepi sungai Cheonggye," sahut Yi Seo tenang.
Pupil mata Yeri sudah membesar sekarang. Kebetulan apa lagi ini? Mengapa hidupnya selalu diliputi oleh keresahan?
"Itu artinya--"
"Sudah kubilang dia datang ke Seoul hanya untuk mencarimu, eonni."
Padahal bukan itu yang ingin Yeri perjelas. Dia memang sudah tahu bahwa Hong Seok berada di Seoul. Hanya saja, bukan untuk menemuinya.
"Tidak mungkin," elak Yeri.
"Tapi kenyataannya seperti itu!" Yi Seo mulai menaikkan nada bicaranya. Dia merasa kesal dengan kakak sepupunya yang tiba-tiba datang ke Seoul dan memutuskan hubungan sebelah pihak.
Yi Seo memang belum begitu banyak mengenal Hong Seok, tetapi mendengar kisah cintanya ketika masih berhubungan dengan Yeri, sudah berhasil membuat Yi Seo yakin kalau Hong Seok adalah sosok yang baik.
"Menyesal lah kau, eonni," sungut Yi Seo. Tangannya meraih remot televisi dan beberapa cemilan.
"Apa yang perlu kusesali?"
"Meninggalkan Hong Seok oppa, lalu berpacaran dengan manusia menyebalkan itu," desis Yi Seo.
"Siapa yang kau maksud dengan manusia menyebalkan?"
"Apa perlu kutegaskan?" Yi Seo mendelikkan matanya malas. "Heechul oppa, eonni!"
"Dasar anak tidak sopan." Yeri geram sendiri dengan adik sepupunya ini. Yi Seo memang sangat menyebalkan.
Gadis itu menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dan meletakkan kakinya ke atas meja.
Plak!
"Tidak sopan!"
"Maaf," kata Yi Seo dengan cengiran khas miliknya.
"Sudah larut, sebaiknya kau beristirahat." Yeri memperingati.
“Sebentar lagi, eonni. Lagi pula besok akhir pekan, sudah seharusnya aku diperbolehkan tidur larut malam ini.”
“Tidak baik untuk kesehatan, kau tahu itu kan?”
Yi Seo hanya mengangguk. Pikirannya sudah terfokus pada film yang sedang dia tonton, mulutnya tidak tinggal diam, terus saja mengunyah kripik kentang .
Keduanya hanya saling terdiam. Yi Seo fokus pada televisi, sementara Yeri masih mengingat ucapan Yi Seo beberapa menit yang lalu.
“Yi Seo,” panggil Yeri ragu-ragu.
“Hmm?”
“Bagaimana keadaan Hong Seok?”
Yi Seo sontak menoleh saat mendengar pertanyaan itu. “Eonni serius bertanya padaku soal hal ini?”
“Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh menanyakan keadaan pria itu?” Yeri mendelikkan matanya malas. “Lagi pula, aku hanya sekedar ingin tahu. Apa salahnya?”
Yi Seo menarik sudut bibirnya. “Kau tahu?”
“Apa?”
“Dia menjadi lebih kurus, dan yang paling parahnya lagi ....” Yi Seo menjeda ucapannya. “Dia sangat merasa sedih dan kesepian setelah kepergianmu.”
“Dia bicara begitu?”
Yi Seo menghela napas. Dia menegakkan tubuhnya, lalu kedua bahunya terangkat. Tanpa mengucapkan apa pun Yi Seo bangkit dari duduknya dan mulai melangkah menuju kamarnya. Sampai di depan pintu dia tidak buru-buru masuk kamar, melainkan kembali melirik Yeri.
“Aku dengar, dia nekat datang ke Seoul hanya untuk bertemu dengan Yooriko,” sambung Yi Seo sebelum akhirnya menutup pintu kamarnya.
Yeri menghela napasnya. Dia bahkan tidak tahu kalau pria itu sangat suka dengan tulisan Yooriko.
***
Hong Seok baru saja tiba di apartemen. Kakinya melangkah menuju lift. Namun, bukan berniat ingin ke kamar. Melainkan dia menuju lantai paling atas apartemen itu, di mana terdapat sebuah bar kecil yang menjual beraneka macam minuman. Hong Seok menuju meja bar, dia memesan dua botol soju.
Pria itu duduk di sebuah kursi yang langsung menghadap meja bar itu. Tangannya kembali melihat-lihat hasil gambar yang beberapa jam lalu dia ambil. Hong Seok kembali menekan tombol untuk menggeser gambar pada kameranya. Namun, tiba-tiba saja tangan pria itu berhenti saat melihat pose seorang gadis di dalam kameranya. Yi Seo.
Seulas senyuman tergambar jelas di wajah pria itu. “Gadis ini lucu juga.”
Tanpa sadar dua botol soju sudah berada di depannya. Pria dengan rambut yang disisir menutupi seluruh kening itu meraihnya. Setelah membayar, Hong Seok kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Selama derapan langkah kakinya, Hong Seok benar-benar mulai memikirkan bagaimana hari esok. Dia harus mulai mencari berita-barita terkait agensi KIM entertainment. Juga pencariannya terhadap Yooriko, tidak mungkin dia hentikan begitu saja. Rasa penasarannya terhadap Yooriko sudah sangat mengganggunya sejak beberapa bulan belakangan ini. Membuatnya seketika menjadi senang membaca blog dan novel di situs online.
Setelah meletakkan satu botol soju di dalam lemari pendingin, pria itu beranjak ke arah balkon kamarnya. Meneguk satu botol soju dalam genggamannya.
“Hari ini aku sampai lupa membaca blog Yooriko,” guamamnya.
Pria itu segera membuka ponselnya. Kembali berselancar di dunia maya, dengan nama akun Yongdam-sae. Hong Seok memang jarang sekali membuka sosial media. Selain malas, dia juga memang tidak terlalu suka menunjukkan dirinya di sosial media.
Jarinya terus bergerak di atas gawai berwarna hitam miliknya. Setiap paragraf berhasil dia baca. Ekspresi wajahnya berubah ketika dia melihat blog milik Yooriko, di sana tertulis bahwa besok dirinya akan pergi ke Yongsan.
Blog selanjutnya, aku akan mengeksplor beberapa tempat makan enak yang berada di Yongsan.
Untukmu Yooroko-ko—sebutan untuk pembaca setia Yooriko—jangan lupa untuk membaca novelku
Hong Seok tersenum tipis. Meski hanya sebuah tulisan, entah kenapa Hong Seok merasa sesenang itu. Tulisannya bisa membuat pria itu tenang. Apalagi tokoh perempuan yang karakternya sangat mirip dengan Yeri, membuat pria itu selalu merasa bahwa kisahnya akan selalu terkenang melalui tulisan Yooriko.
“Aku harus bertemu dengannya besok. Kalau tidak, bisa-bisa aku mati karena rasa penasaran ini.”
***
Author note:
Halo, Siska kembali hihi🤭
Masih setia dengan Hong Seok dan Yeri?
Jangan beranjak dulu, ya.
Ikuti kisah mereka sampai selesai, yuk🤗
Salam manis dari planet Venus🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top