💌 - Delapan
灬ºOur Storyº灬
灬º‿º灬
Kadang apa yang terlihat, bukanlah kenyataan yang sebenarnya. Dan itulah yang sedang kita alami sekarang. Kesalahpahaman yang membuat kita terpaksa saling melepaskan.
💌
Pria itu merasa lebih segar setelah berendam hampir dua puluh menit, menikmati air hangat dengan aroma sakura yang begitu menenangkan.
Hong Seok membuka pintu kaca balkon kamarnya. Pandangannya langsung tertuju ke bawah, tepat di mana terdapat aliran sungai kecil, sungai Cheonggyecheon.
Sungai Cheonggye atau Cheonggyecheon (청계천) adalah sebuah aliran kecil yang terletak di pusat kota Seoul. Sungai Cheonggye merupakan sungai buatan. Sungai ini merupakan bagian penting dari sejarah kota Seoul. Saat ini sungai Cheonggye merupakan salah satu lokasi wisata populer di Seoul, dengan 22 buah jembatan yang melintasinya.
Cukup ramai di bawah sana. Sepertinya akan menyenangkan jika berjalan-jalan sebentar di tepi sungai. Hong Seok meneguk Baekseju yang masih tersisa setengah, kini menjadi tandas. Pria itu beranjak masuk, tetapi langkahnya terhenti saat melihat apartemen yang berada di samping kanan tempatnya. Lampunya mati, tetapi beberapa menit yang lalu Hong Seok sempat mendengar suara bising dari dalam sana.
Hong Seok mengibaskan tangannya di udara. "Sudahlah, itu bukan urusanku!"
Hong Seok meraih kamera di atas meja kerjanya. Tidak lupa untuk mengganti sepatu untuk keluar rumah.
Hong Seok kembali melangkah, menyusuri lobi hingga sampai di tepi sungai. Suasananya cukup menenangkan, meski sesekali terdengar beberapa orang berbicara dengan teman di sampingnya.
Hong Seok mengarahkan lensa kameranya ke arah aliran sungai yang masih terlihat begitu tenang.
Tangannya bergerak ke arah selatan. Seperti ada bendungan kecil, sehingga membuat aliran air seperti air terjun. Gemericik air terdengar begitu mendominasi kawasan ini.
Hong Seok menurunkan lensa kameranya. Dia menatap lekat ke arah depan.
"Bukankah ini tempat yang pernah didatangi oleh Yooriko?" Hong Seok bertanya, pada dirinya sendiri. Bola matanya memutar, memastikan apakah di tempat itu ada Yooriko atau tidak.
"Oppa!"
Hong Seok tersentak dan langsung membalikkan tubuhnya. Matanya memicing, jari telunjuknya terangkat ke arah gadis yang sedang berdiri di depannya.
"Kau-"
"Kau mengingatku? Iya benar, kita pernah bertemu dalam kereta," ungkapnya dengan senyum yang tak henti-hentinya tercetak di wajahnya.
Hong Seok mengangguk paham. Pria itu membalas senyuman gadis cantik di depannya.
"Yi Seo," katanya seraya mengulurkan tangan.
"Ah, maaf. Tapi-"
"Hong Seok oppa tidak perlu takut. Aku tidak ada niat sama sekali untuk menggodamu."
Hong Seok membulatkan matanya, saat mengetahui kalau gadis yang sedang berdiri di depannya bisa mengetahui namanya.
"Dari mana kau tahu namaku?"
Yi Seo bergeming, entah apa yang harus dia katakan pada Hong Seok. Gadis itu langsung menjadi gugup.
"Hmm ... aku harus pergi oppa," pamit Yi Seo dengan terburu-buru.
Baru saja dua langkah ke depan.
"Tunggu!" Suara Hong Seok menginterupsinya untuk tidak melangkah lagi. Yi Seo dengan ragu menoleh, pandangannya menunduk.
"Aku tidak akan marah, jika kau mengetahui namaku. Tapi bisakah kau memberiku sedikit penjelasan tentang tempat ini. Barangkali mungkin kau bersedia?"
Yi Seo terdiam beberapa detik. Masalahnya adalah dia agak sungkan saat mengobrol seperti ini dengan Hong Seok.
"Bagaimana?" tanya Hong Seok memastikan.
"Baiklah, aku rasa itu bukan ide yang buruk. Lagi pula eonni-ku sedang pergi membeli minuman sebentar, jadi masih ada waktu untuk kita mengobrol."
Hong Seok hanya mengangguk pelan. Tatapannya mengarah ke arah aliran sungai. "Terima kasih."
Yi Seo mengangguk, langkahnya semakin cepat, mengusul pergerakan Hong Seok yang sudah berada di depannya beberapa menit yang lalu.
"Kau tinggal di sini?" tanya Hong Seok. Tidak, bukan bermaksud menanyakan hal pribadi. Namun, dia hanya sedikit penasaran. Ini sudah malam hari, tetapi Yi Seo masih berkeliaran di luar ruangan.
"Yongsan."
"Bukankah alamat itu cukup jauh?"
"Ya, memang." Yi Seo mengangguk, pertanda apa yang diucapkan Hong Seok adalah sebuah kebenaran, dan gadis itu patut mengiyakannya.
Hong Seok menghentikan langkahnya. "Lalu?"
Yi Seo sedikit menoleh, melirik Hong Seok yang sudah menunggu jawabannya. "Aku sedang menemani kakak sepupuku."
Hong Seok mengerti. Lalu langkahnya kembali bersemangat. "Kau adik sepupu yang baik," puji Hong Seok seraya menganggukkan kepalanya.
"Oh iya, Hong Seok oppa tinggal di mana?"
Hong Seok kembali menghentikan langkahnya, memutar badannya sembilan puluh derajat. Tangannya terulung naik setinggi kepala. "Apartemen itu," tunjuknya.
Yi Seo memicingkan matanya, menatap apartemen yang bisa dilihat dari tempatnya berdiri. "Itu artinya-" Hong Seok oppa tinggal satu apartemen dengan Yeri Eonni, lanjutnya dalam hati.
"Artinya apa?"
Yi Seo mengerjapkan matanya beberapa kali. "A-artinya ... ki-kita bisa menjadi teman baik." Gadis remaja itu mengulurkan tangannya, dan Hong Seok meraih uluran tangan gadis remaja itu.
"Tentu saja," sahut Hong Seok antusias.
"Ngomong-ngomong, sepertinya kau penghuni baru di apartemen ini?" tanya Yi Seo penasaran. Gadis itu menghentikan langkahnya dan duduk di tepi sungai. Kakinya ia biarkan menjuntai ke bawah.
Hong Seok mengangguk, pria itu mengikuti apa yang baru saja Yi Seo lakukan, dengan duduk di sampingnya. "Aku baru saja tiba dua hari yang lalu."
"Jadi, saat kita bertemu di kereta--"
"Ya, saat itu aku baru saja tiba di Seoul." Hong Seok tersenyum ramah kala mengingat kejadian tempo hari lalu. Saat dirinya diceramahi oleh gadis berseragam sekolah. "Saat itu juga kali pertama aku diceramahi oleh gadis yang masih berstatus sebagai pelajar."
Terdengar suara tawa yang begitu renyah dari mulut Yi Seo. "Saat itu kau seperti ... orang yang sedang kebingungan. Maafkan aku oppa." Yi Seo benar-benar menyesal, tetapi saat itu dia memang sudah mengetahui tentang pria ini dari kakak sepupunya, Yeri.
Yi Seo juga tahu, kalau diantara mereka berdua ada kesalahpahaman yang begitu besar, sampai mengharuskan Yeri pindah ke Seoul. Namun, mau bagaimana pun juga Yi Seo tidak berhak mencampuri urusan kakak sepupunya itu.
"Kau tidak perlu minta maaf, karena semua yang kau bicarakan itu ada benarnya."
Yi Seo menatap Hong Seok. Tatapan pria itu begitu teduh, menatap kosong ke arah aliran air sungai Cheonggye. Hong Seok seperti begitu tersiksa dengan perasaannya sekarang.
Yi Seo menepuk bahu Hong Seok. "Hong Seok oppa ...," Yi Seo menjeda ucapannya.
Hong Seok menoleh, menatap gadis remaja di sampinya. Tiba-tiba nama Yeri melintas begitu saja dalam benaknya, bahkan tanpa diminta oleh Hong Seok.
"Kau boleh bercerita padaku, tentang apa pun itu, jika kau mau." Gadis itu tersenyum penuh rasa empati.
Hong Seok hanya tersenyum tipis mendengarnya. "Terima kasih."
Yi Seo hanya mengangguk pelan. Keduanya terdiam dalam pikirannya masing-masing.
Suara bidikan kamera berhasil membuat Yi Seo menoleh. Benar saja, Hong Seok tengah mengarahkan kameranya ke arah Yi Seo. Pria itu terkejut saat lensa kameranya menjadi gelap, dia melirik sekilas ke arah objek yang hendak dipotretnya. Ternyata Yi Seo menutupi kamera Hong Seok dengan tangannya.
"Hong Seok oppa jangan memotretku. Aku bahkan sedang tidak memakai make up sekarang." Yi Seo mengalihkan pandangannya ke arah depan.
"Baiklah, maafkan aku."
"Yi Seo!"
Yi Seo mendongak dengan tatapan bingung. Bahkan Hong Seok pun ikut memutar kepalanya. Penasaran dengan siapa orang yang berdiri di belakangnya
"Aku mencarimu kemana-mana, ternyata sedang duduk di sini."
💌
Hola, Siska kembali🤗
Gimana nih, masih stay dengan Hong Seok dan Kim Yeri?
Kira-kira siapa yang tadi manggil Yi Seo?
Bekasi, September 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top