Remember (Piko x fem!Reader)
Genre: songfic, romance
Rate: T
Song: Remember - Utatane Piko
Do you still remember that time when we stood in awe on the hill road?
At the sight of the cherry blossoms dancing in the night?
I won't ever forget that day
When you smiled for the first time
Sepasang remaja berambut seputih salju dan (Hair colour) tengah mengendarai sepeda masing-masing di bukit pada sore hari. Mereka baru saja pulang dari bermain bersama. Tiba-tiba si gadis berhenti mengayuh sepedanya di tengah jalan.
"Ada apa, (Your name)-chan?", tanya si pemuda surai putih.
"Arigatou... Aku senang sekali hari ini, Piko-kun", tutur (Your name) lembut sambil tersenyum.
I held my breath the moment our eyes met
For some reason, I couldn't speak the way I wanted to
You said "I feel the same way"
But apparently, it was too soon for me
So I laughed to hide my embarrassment
Pelajaran hari itu telah selesai. Saat ini Piko sedang duduk di bangku halaman belakang sekolah bersama (Your name). Sebenarnya hari ini ia berniat menyatakan perasaannya kepada gadis berambut (Hair colour) itu. Namun setiap tatapan mereka bertemu tanpa sengaja, Piko selalu merasa gugup.
"A-Aku..."
"Aku merasakan hal yang sama", sela (Your name) memandang Piko sambil tersenyum. "Piko-kun akan menyatakan perasaan padaku bukan?", tanyanya memastikan.
Piko hanya tertawa untuk menutupi rasa malunya. Yah, rencananya sudah dibongkar lebih dulu oleh orang yang ia suka.
Do you still remember
The large fireworks painting a flame in the sky?
I won't ever forget
The dreams we shared with each other
"Nee, (Your name)-chan"
Piko tiba-tiba saja memanggil sang kekasih yang sedang duduk di sampingnya. Ini adalah kencan pertama mereka. Karena dipanggil, (Your name) pun menolehkan kepalanya menatap Piko, secara tak langsung menanyakan ada apa.
"Apa kau masih ingat kembang api yang dulu pernah kita lihat bersama sewaktu kecil?"
"Tentu saja", balas (Your name) tanpa basa-basi. "Piko-kun juga 'kan?"
"Mana mungkin aku lupa", jawab Piko sembari mendongakan kepalanya menatap langit malam itu. Ingatannya melayang pada waktu mereka melihat kembang api bersama dan keduanya saling membagi mimpi satu sama lain. Mimpi yang ingin mereka lakukan seusai lulus sekolah.
You were the most important to me
I believed that everything would continue to be the same
Forever without change, never doubting that for a second
"Aku juga ingat tentang mimpi kita, Piko-kun", lirih (Your name). "Tapi aku ragu apakah benar-benar akan mewujudkannya atau tidak. Aku tidak mau pergi dari Piko-kun", sambungnya dengan nada sendu.
Piko mengalihkan pandangannya ke sang kekasih. Ia tahu apa mimpi (Your name). Gadis itu ingin melanjutkan sekolahnya ke luar negeri. Hal itu berarti ia harus meninggalkan Piko yang berniat tetap tinggal di negara mereka.
"Kaulah yang paling penting bagiku, (Your name)-chan. Tak usah khawatir. Semua akan tetap berjalan semestinya. Aku tidak akan mengubah perasaanku hanya karena kau berada jauh dariku", tutur Piko panjang lebar lalu memeluk kekasihnya.
Do you still remember
The scenery dyed in the scattered crimson?
I won't ever forget that day
And the warmth from our joined hands
"Ah! Kau juga ingat 'kan, (Your name)-chan? Karena kembang api malam itu, langit tampak berwarna merah tua", tanya Piko sembari melepaskan pelukan dan mencoba mengalihkan topik supaya (Your name) tak lagi sedih.
"A-ah, ya. Langit tampak merah", balas (Your name) membenarkan.
"Aku juga ingat saat pertama kali kita bergandengan tangan", tambah Piko sambil tersenyum. Ia ingat betul saat dimana untuk pertama kalinya mereka bergandengan tangan sambil menikmati indahnya kembang api malam itu.
Mendengar ucapan kekasihnya, sontak pipi (Your name) merona. Ia hanya menunduk, namun perlahan bibirnya mengembangkan senyuman tipis.
With the time we are apart increasing
Can you see our answer
As they slowly surface?
I can't tell you, I just can't
Tanpa terasa kini sepasang kekasih itu telah lulus dari bangku SMA. Kini saatnya bagi mereka untuk menentukan dimana mereka akan melanjutkan pendidikan masing-masing.
"Apakah kau sudah menetapkan keputusanmu, (Your name)-chan?", tanya Piko ke kekasihnya.
(Your name) menunduk. "Ya. Aku akan melanjutkan sekolah ke Inggris", jawab gadis itu lirih. "Bagaimana dengan Piko-kun?"
Piko tersenyum. "Aku akan langsung bekerja. Aku tidak jadi melanjutkan ke universitas", ucap Piko tanpa menatap sang kekasih.
"Kenapa?"
"Aku tidak bisa memberitahumu. Maaf", jawab Piko sembari memberikan senyuman ramah ke sang kekasih, membuat kesan hangat di musim yang dingin saat itu.
Even now, I still remember
The holy night when the powder snow falls
But I'm sure you have realized, that day
That we only have a little time remain
"Bahkan sekarang aku masih ingat musim dingin kemarin. Saat itu kau tampak ragu tentang kelanjutan sekolahmu", ujar Piko tiba-tiba.
Kini sepasang kekasih itu tengah berada di bandara. Hari ini adalah hari keberangkatan (Your name) ke Inggris. Piko berniat mengantarnya sampai pesawat yang dinaiki gadis itu lepas landas.
"Saat itu aku sadar. Aku juga yakin (Your name)-chan juga telah menyadarinya. Bahwa kita tidak lagi memiliki banyak waktu untuk bersama", sambung Piko sambil menatap lurus ke manik (Eyes colour) sang kekasih. "Karena (Your name)-chan harus ke Inggris untuk melanjutkan sekolah"
Starting from now on, we will walk our separate ways
Heading toward our dreams, all on our own
But I won't ever forget this day
And the sight of you crying for the last time
Air mata mengalir keluar dari kedua pelupuk mata (Your name). Mendengar ucapan Piko membuat rasa sedihnya kembali muncul. Ia peluk erat pemuda berambut sewarna salju itu. Ia benamkan kepalanya di bahu sang kekasih.
"Tenanglah, (Your name)-chan. Kita masih bisa berhubungan lewat e-mail", ucap Piko berusaha menghibur. "Jangan menangis lagi. Semua ini demi mimpimu", tambah Piko sambil membelai pelan punggung kekasihnya.
Perlahan tangisan (Your name) mereda, tetapi gadis itu masih membenamkan wajahnya di bahu sang kekasih. Piko hanya diam, tak mau mengganggu kekasihnya. Tangis (Your name) telah sepenuhnya berhenti. Namun Piko tak akan melupakan hal itu. Ia tak akan melupakan pemandangan dimana kekasihnya menangis.
Goodbye
Goodbye
I hope we can both smile on the part we're taking
Goodbye
Goodbye
I hope our memories will give a push to our backs someday
Dengan berat hati (Your name) melepas pelukannya dari Piko. Baru saja pemberitahuan tentang keberangkatan pesawatnya telah diumumkan. Ia hapus jejak air mata di pipinya lalu menatap manik heterochrome sang kekasih sendu.
"Selamat tinggal", lirih (Your name).
"Ya. Selamat tinggal", balas Piko sambil membelai lembut pipi kekasihnya, bermaksud menyuruhnya untuk tersenyum.
Senyuman tipis berhasil terkembang di bibir (Your name). Lalu perlahan ia membalikan badan kemudian berjalan pergi, setelah sebelumnya melambaikan tangan untuk yang terakhir kali kepada sang kekasih.
.
A/N:
Uhuy~ Saya bawa shota lagi~ *digantung Piko*
Hehehe... Maapkeun daku jika alur atau mungkin latar di fic ini kurang jelas, sekurang jelas yang buat.
Saa, jaa mata, readertachi~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top