2.
"....cih, menyebalkan" ucap Riku sambil mengerucutkan bibirnya.
Tenn hanya bisa terkekeh sambil mengaduk milkshake nya pelan.
"Tapi itu salah kita juga sih, kita seenaknya memakai ruang simulasi tanpa melihat jadwal"
Ucapan Kakaknya itu membuat Riku semakin kesal.
BRAK!
"Pokoknya! Aku akan membuat ruang simulasi lagi! Ngga modal banget nih ICO cuma punya 1 ruang simulasi, siapa sih direktur nya?! Biar kuberi dia pelajaran cara menjadi pemimpin yang baik!" Seru Riku sambil mengebrak meja kerjanya.
Sang Kakak hanya santai meminum milkshake dengan postur yang....uwau tampannya~
'Bagaimana caranya kau akan mengajari dirimu sendiri?' batin Tenn tersenyum miris.
"Ya ya....terserah dirimu, jangan lupa petang nanti kau ada rapat bersama Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dan Keamanan" Tenn menyimpan gelasnya.
"Aku tahu...." Riku menjawabnya tanpa menatap pada Tenn.
Riku mengusap poni rambutnya ke belakang.
"Ini akan menjadi rapat yang luar binasa...."
. . .
"Maksudmu, luar biasa?"
"Ah iya itu, sama saja"
"Itu berbeda, Riku"
"Itu sama saja, Tenn-nii"
".....sudahlah, aku sedang tidak ada tenaga untuk ribut denganmu"
"Begitu juga denganku..."
. . .
Petangnya....
4.07 PM
Riku berjalan ke sebuah gedung mewah, megah, panjang kali lebar kali tinggi bagi luas.
Dia memakai setelan seperti ini:
(Pinterest)
Tenn juga datang kesana sebagai asisten Riku, atau bisa juga babysitter.
"Anda pasti Nanase Riku-san dan Nanase Tenn-san, silahkan ikuti aku" ucap salah satu wanita cantik, sepertinya dia Sekretaris Perdana Menteri.
RikuTenn mengikuti sekretaris itu hingga ke ruang pertemuan.
"Aku akan pergi sebentar, lagipula hanya kau yang akan mengikuti rapat, bukan?" Tanya Tenn sambil menepuk pelan pundak Riku.
"Ya ya, pergilah. Ngga usah pulang sekalian" ketus Riku sambil merapihkan jas nya.
Tenn hanya tersenyum pada adiknya, dan kemudian berjalan keluar. Riku hanya menatap sebal punggung Kakaknya yang kini semakin jauh.
"Asisten apanya? Lebih baik ku bawa Naoki-san atau Elza-san bersamaku daripada Tenn-nii..." Gerutu si rambut merah itu, dan dia memasuki ruangan itu dengan tatapan dingin.
. . .
Semua orang yang ada di dalam sontak menatap Riku yang tengah berjalan masuk, semuanya tak ada yang berani menatap pemuda itu terkecuali Perdana Menteri itu sendiri.
"Akhirnya kau datang juga, Riku-kun! Ahh atau harusnya ku mengatakan–"
Riku menatap seorang pria yang duduk di bangku depan dengan bodyguard di sampingnya itu, tatapan dinginnya dan tajamnya tidak lepas dari kedua matanya.
"–Japan Secret Weapon"
Riku hanya bisa diam menatap Sang Perdana Menteri yang kini tersenyum padanya.
Sebelum rapat dimulai, bisa ku jelaskan dulu mengenai julukan yang ada di atas.
Japan Secret Weapon
Merupakan julukan untuk Riku seorang. Mengapa? Itu karena Riku sangat kuat dan jenius, sampai-sampai 1 negara besar pun bisa tunduk pada Riku dalam jangka waktu 1 bulan.
Maka dari itu, jika Riku jatuh ke tangan musuh dan membuatnya menjadi berada di sisi mereka, dunia akan dikuasai oleh musuh dalam jangka waktu kurang dari 2 tahun.
Dan itu sebabnya Riku benar-benar dilindungi pemerintah, sampai dijuluki 'Aset Negara' dan juga 'Japan Secret Weapon'
Meski Riku tidak mau, mau tidak mau dia harus menerimanya.
Okay, back to the rapat
"Sudah kubilang untuk tidak memanggilku itu, bukan begitu Perdana Menteri?" Ucap Riku sambil duduk di sebelah Menteri Pertahanan dan Keamanan Jepang.
Perdana Menteri hanya tertawa,"Maaf Riku-kun, aku hanya ingin melihat ekspresimu ketika ku panggil seperti itu lagi"
Pemuda berambut merah itu hanya mendengus pelan.
"Kalau begitu, bagaimana jika kita memulai rapat hari ini?" Tanya Menteri Pertahanan dan Keamanan yang mulai membuka sesi rapat ini.
"Apa tema rapat hari ini, Pak?"
"Tentu saja tentang Organisasi Death Coffin, ku dengar mereka sudah bergerak memulai rencana mereka" ucap Perdana Menteri serius.
Disitu, kedua mata Riku membulat seketika. Tangannya mengepal dengan kuat diatas meja.
'Jadi dia belum mati huh? Itu tandanya....'
Riku mengingat-ingat Anggota Tim yang pernah ikut ketika membereskan seseorang kala itu.
'.....di ICO terdapat seorang penghianat, ah bukan seorang—melainkan beberapa orang...'
. . .
Suasana di ruang meeting begitu berat, semua orang yang ada disana memasang ekspresi cemas yang berlebihan.
Lagipula, siapa yang tidak mengenal Organisasi Death Coffin?
Organisasi kriminal yang telah melakukan ratusan–ribuan kali kasus pembunuhan terhadap orang penting, dan tujuan mereka adalah menguasai dunia.
Mereka dicirikan dengan kerja mereka yang bersifat meninggalkan begitu saja korban yang mereka bunuh tanpa jejak.
Tapi ada satu kasus dimana identitas mereka terlihat oleh ICO...
Benar!
Saat Nanase Itsuki di tembak di New Orleans.
Dengan ini saja, kita sudah tau bahwa Kujo Takamasa adalah anggota dari Death Coffin.
Dan dia masih hidup diluar sana.
. . .
"Jadi kita harus bagaimana, Perdana Menteri?"
Baru saja Riku ingin memberitahukan teori miliknya, tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Maaf, ini penting"
Lalu ia mengangkatnya.
"Tenn-nii, aku sedang di tengah rap–"
"Tidak ada waktu lagi, Riku! Seseorang berhasil masuk ke lantai 6 dan mengambil dokumen penting disana!"
"....Apa?!"
"Sebaiknya kau kembali ke ICO segera, aku dalam perjalanan untuk menjemputmu"
"Baiklah, arahkan Divisi 1 dan Divisi 2 untuk menjaga lantai 6! Kerahkan Divisi lainnya untuk berjaga di sekitar gedung, jika ada orang yang mencurigakan.....tahan dia!"
Riku menutup telepon itu, dan menghela napas kasar.
"Maaf, Pak. Sepertinya saya harus kembali ke ICO" ucap Riku.
"Ada apa?"
"Kami kecurian sebuah dokumen penting, sepertinya memang ada tikus-tikus yang menyelinap ke dalam ICO"
"Dokumen penting?"
"Benar...."
Riku menatap semua orang di ruang meeting itu dengan tajam.
".....Dokumen rahasia dan juga...."
Perdana Menteri, Menteri Pertahanan dan Keamanan, Jenderal Tentara Jepang, dan sebagainya membulatkan kedua mata mereka.
".....dokumen tentangku sendiri"
Dan Riku pergi ke luar ruangan begitu saja.
. . .
ICO
7.52 PM
"Apa kalian sudah melihat pada CCTV?" Tanya Riku pada Tim Alpha.
"Sudah! Tapi, CCTV dinonaktifkan secara manual dari sistem keamanan" Jawab Elza.
"Bagaimana dengan bukti dan saksi?"
"Tidak ada bukti, namun beberapa Agen melihat 3 orang menaiki lift dan menuju lantai 6. Mereka pikir ketiga orang itu adalah Agen yang ditugaskan di ruang administrasi" Jawab Shiki.
"Apa saksi tahu bagaimana ciri ketiga orang tersebut?"
"Tidak, saksi tidak sempat melihat wajah mereka" Jawab Arisu.
Mereka pun sampai di lantai 6, ruang arsip ICO.
Ruangan rapih itu kini sangat berantakan, berkas dimana-mana, tergeletak begitu saja tidak dirapihkan kembali.
"Bukankah.....setiap berkas disini memiliki pelacak? Kita bisa melacaknya bukan?" Heran Tenn yang kini tengah memungut kertas-kertas yang berserakan.
Naoki mengangguk, "Itu benar—"
"Itu tidak akan mungkin"
Kelima orang yang ada disana langsung menoleh kepada Riku yang berdiri di ambang pintu.
"Pelakunya sudah dipastikan adalah Agen-Agen yang berkhianat pada ICO, dan mungkin memberikan kedua dokumen itu pada Ketua Death Coffin" jelas Riku sambil menunjukkan sebuah alat pelacak kecil di tangannya.
"Dan kini.....mereka telah bergerak sesuai rencana mereka" Wajah Riku menggelap langsung.
"Ketua Death Coffin?" Tanya Tim Alpha.
Riku mengangguk.
"Ketuanya, Kujo Takamasa. Tak lupa dengan kaki tangannya, Tsukumo Ryo. Mereka berdua berencana untuk menguasai dunia, namun kini mereka akan menguasai dunia entertainment terlebih dahulu"
"Si Takamashit itu masih hidup?!!"
"Tsukumo Ryo? Bukankah dia adalah pemimpin agensi Minami?"
"Sial! Kukira semua ini sudah selesai!"
Riku juga tidak menyangkanya, dulu dia sama sekali tidak menyadari hal ini tapi...
"Sepertinya penyamaran akan berlanjut lagi..." Ucap Riku sambil menghela napas.
"Kenapa lesu? Bukankah Riku senang bisa kembali menjadi idol?" Goda Naoki.
Riku menoleh sebal ke arah Naoki.
"Diam! Dan aku sama sekali tidak senang!" Seru Riku.
"Jadi....kau akan kembali ke IDOLiSH7 dan aku kembali ke Trigger?" Tanya Tenn.
"Yaa begitulah, kita akan menyamar hingga Tsukumo keluar dari sangkarnya" Jawab Riku mengangguk.
"Tapi nanti kalian berhadapan dengan Minami dong?" Ucap Elza.
"Minami-san memiliki rencana sendiri..."
. . .
Dorm ZOOL
Minami yang baru saja selesai mandi, terkejut kala ponselnya berbunyi.
Selagi menggosok rambutnya dengan handuk, tangan kanannya meraih ponsel miliknya.
"Riku?"
From: Riku
To: Minami-san
Subject: Penting!
Hati-hati dengan Tsukumo Ryo
Dia dan komplotannya berhasil membawa kabur Takamasa dan 2 dokumen penting
Aku percaya kalian bisa melakukannya
Minami terkejut kembali kala membaca jika Takamasa yang 'mati' itu berhasil dibawa kabur bersama 2 dokumen penting.
Dia pun menyimpan handuknya di pundak dan segera mengetik sesuatu di ponselnya.
Setelah itu, sebuah senyuman tercetak di wajahnya.
Para Babu ku
Minami
Screenshot_2603
Sepertinya dia mulai berulah
Kita harus memulai rencana kita
Torao
Nyuri dih, ngga modal
Haruka
Namanya juga penjahat
Wajar aja kan?
Torao
Iya sih...
Jadi, kapan rencananya dimulai?
Touma
Setelah Riku memberi kabar bukan?
Kita harus menunggu aba-aba darinya
Minami
Tidak, Inumaru-san
Riku berkata untuk menjalankan rencana yang ada langsung
Karena Death Coffin sudah selangkah di depan kita
Haruka
Secepat itu?!
Touma
Cih!
Mereka mulai bergerak, huh...?
Minami
Pokoknya!
Setelah Riku dan Tenn kembali dalam tugas penyamaran mereka, kita juga akan memulai rencana kita
Haruka
Okayy!
Torao
Ini akan menyenangkan!
Touma
Kita hancurkan mereka!
Minami menyimpan ponselnya di meja, dan pergi keluar dari kamarnya.
".....lagipula mereka ada bersamanya"
TBC
Another.... konflik^^
Ternyata Takamasa masih idup gaes:v
Dia punya berapa nyawa sih?:V
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top