🛳️ | Bagian 22

🛳️ Bagian 22 🛳️

“Ingat mbak, bagian terbawa itu cuma atas yang kebalik.” Bagas tersenyum lebar seraya meninggalkan ruangan Dayana.

Mengangguk pelan. Dayana tidak bisa menutupi rasa kaget dari ucapan Bagas yang memang tidak salah dengan cara pikir yang ... Harus Dayana adopsi untuk beberapa saat kedepannya.

Dayana baru saja menanyakan tentang, “Bagaimana pendapat kamu tentang berada di fase terbawah dalam hidupmu?”  Jawaban Bagas seperti tadi.

Dayana tercenung sembari
Meletakan dagunya di atas meja kerjanya. Memang ini bukanlah titik terendah dalam hidup Dayana, jika dibandingkan dengan masa lalunya. Namun Dayana tidak bisa menebak akan seperti apa jadinya nanti kisah yang tengah ia arungi bersama Hamza, mungkin saja titik terendah sedang menantinya di depan sana?

Ahhh! Menghela napas panjang. Dayana bangkit dari kursi. Jika seperti ini, maka ia harus keluar, membantu anak-anak bekerja. Daripada ia overthinking terus-menerus di dalam sini dan sama Sekali tidak membuahi hasil yang baik.

Sambil membuka pintu dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya tengah memegang rambut yang hendak ia ikat, Dayana keluar dari kantor. Setibanya di depan beberapa anak-anak magang, ia menarik baju lengan panjangnya hingga siku.

Di saat yang bersamaan sebuah mobil berwarna hitam masuk ke dalam Bengkel—ditarik oleh mobil derek—Dayana membiarkan saja anak-anak melakukan tugasnya layaknya dokter yang bertanya pada pasien (pemilik mobil) mengenai apa saja yang baru terjadi. Kira-kira sama seperti Dokter, tujuannya agar mengetahuilebih pasti penyebab utama masalah pada mobil.

Setelah itu pemilik mobil pergi, entah ke mana. Dayana mendekati Fatah, Kiki, dan Iqbal. 

Tidak jauh dari mereka, ada Lanang yang sibuk mengutak-atik motor dengan serius, bahkan Dayana tidak berani menegurnya. Lalu Mahmud tengah memasang ban mobil yang baru saja diganti ban dalamnya dengan yang baru, lalu Bagas yang entah ada di mana, yang jelas pria kemayu itu tengah melakukan sesuatu.

“Ini apa yang bermasalah?” tanya Dayana, mengamati mesin.

“Biasa mogok di tengah jalan. Katanya memang dipakai mobilnya dari Jakarta, Mbak. Mesinnya ini panas poll,” cerita Kiki

“Overheat?” tebak Dayana, jika dilihat dari keadaan mobil juga bau terbakar yang muncul dari mesin mobil.

“Iya, mbak.” Iqbal menyahut, mengangguk kepalanya.

“Periksa aki-nya juga bermasalah nggak. Lihat kabel terminal aki ada gangguan kayaknya itu.” Kembali Dayana berseru, sembari tangannya menunjuk ke arah aki berada.

Fungsi utama aki sendiri adalah memberikan daya listrik utama untuk memenuhi semua kebutuhan perangkat elektronik mobil. Tanpa keberadaan aki, maka mobil tidak bisa berfungsi secara optimal.

Mobil tidak bisa hidup saat distater bisa disebabkan oleh aki mobil yang bermasalah, untuk itu perlu pengecekan dan lakukan perawatan secara berkala. Jika diabaikan, performa mobil menurun, AC bisa tidak sejuk, hingga mesin susah menyala.

Fatah langsung melaksanakan perintah Dayana, mengecek Aki dengan hati-hati. Pertama ia sudah membuka kap mobil, lalu melepaskan kabel, klem, serta baut di bagian kutub negatif. Kemudian anak muda itu melanjutkan ke kutub positif. Alasan utama mengikuti cara ini—yang dilakukan Fatah—agar tidak terjadi hubungan listrik arus pendek yang bisa menyebabkan masalah seperti korsleting. Hal terpenting adalah, jangan lupa untuk matikan mesin mobil terlebih dahulu sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir selama proses pemasangannya.

“Wah, mbak. Ini Altenator juga udah terlalu tua, mbak. Sampai putus, ini.”

“Ya, sudah perbaiki.” Dayana menepuk pundak Kiki yang berada di sampingnya.

🛳️🛳️🛳️

Mendadak, Dayana mendapat panggilan dari Hamza yang mengatakan ia tidak bisa datang makan siang karena ada survei tempat kerjanya di luar Jakarta.

Alhasil, Dayana dan anak-anak bengkel makan bersama siang ini. Dayana tidak mempermasalahkan itu. Yang membuat wanita itu sedih adalah ia harus berpisah dengan Hamza selama beberapa hari ke depan.

Ck! Dayana, kamu bahkan meninggalkan dia selama bertahun-tahun! Dia hanya beberapa hari saja kamu udah uring-uringan gini! Dayana membatin kesal padanya.

“Mbak, tumben mas Hamza nggak datang? Lagi marah-marahan, ya?” celetuk Bagas.

Dayana yang baru saja makan sesuap nasi, itu pun dengan terpaksa karena ditatap oleh anak-anak bengkel, menggeleng lemah kepalanya. “Lagi tugas dua hari tiga malam di Malang.”

“Mas Hamza kerja apa, toh, mbak?” tanya Lanang. Pria itu sudah selesai makan dan meletakkan kotak makan di tempat sampah, kemudian meneguk air es dari gelas Bagas.

“Kang Gambar, Lan," jawab Dayana. Ia tidak salah kan, orang Hamza memang tugasnya menggambar desain rumah orang.

Mengerutkan kening, Kiki pun berseru. “Lah, memangnya gambar bisa kaya banget kayak mas Hamza, mbak?”

Dayana berhenti mengunyah ayam gorengnya. Terpaksa ia meminum air putih untuk membantunya menelan makanan. “Kalau gambar, terus di foto lalu dijual di situs jual beli gambar kan banyak uangnya, apalagi kalau situs luar negeri yang pakai dollar.

Kamu tahu kan yang lagi panas dibahas sekarang. Orang yang jual fotonya dapat 1M di NFS? Mayan kan buat beli rumah baru di daerah pakuwon.”

“Oalah, iya tahu, mbak. Tapi NFS itu apa mbak? Nggak paham kami,” sahut Iqbal.

Berdehem sebentar, Dayana pun menjawab. “NFT itu aset digital yang menggunakan teknologi blockchain (buku besar digital) yang mendukung ethereum, bitcoin dan aset kripto lainnya (mata uang, atau uang) untuk merekam transaksi di dalamnya. NFT akan mewakilkan barang berharga yang unik dengan nilai tukar yang tidak bisa diganti.”

“Nggak mudeng, mbak. Susah kalau nggak lihat langsung.” Bagas menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Wajar saja, Dayana juga awalnya tidak paham, tapi baca-baca di internet karena penasaran, dan sepertinya ia tertarik untuk mencoba berinvestasi saham. Lumayan, setidaknya ia bisa membeli tanah di pinggiran Surabaya.

“Sesekali buka YouTube, cari informasinya biar makin paham,” saran Dayana.

Setelah itu Dayana bangkit dari tempat duduknya, lalu masuk ke dalam kantor dengan terburu-buru karena ia baru saja mendapatkan pesan dari seseorang di seberang sana.

Tarik, tahan, hembuskan! Sialan, kenapa Dayana gugup dan bersemangat sekali? Efek jatuh cinta memang menarik sekaligus aneh! Lihat, kini Dayana merasakan jantung berdegup, tangan berkeringat, kakinya jadi gelisah untuk terus bergerak namun ada hormon adrenalin yang terus memacu.

Dayana duduk di bangkunya, perlahan ia membuka isi pesan Hamza yang telah ia ganti namanya menjadi Mas Hamza pakai emot love. Biarlah Dayana lebay sedikit, namanya juga lagi kasmaran.

Mas Hamza ❤️:
| Siang Dear. Udah makan?”

Dayana dengan cepat membalas pesan Hamza. Kedua kurva di bibir wanita itu tidak pernah lepas.

Dayana:
Siang, Mas. Ini baru|
selesai makan
sama anak-anak.

Tadi anak-anak|
tanyain kamu, Mas.

Mas Hamza ❤️:
| Titip salam buat mereka

Dayana:
Hmmm, iya mas.|

Memajukan bibirnya beberapa sentimeter, Dayana menekuk alis. Masa cuma itu yang Hamza mau katakan? Lalu bagaimana dengannya? Mas Hamza tidak mau mengetik sesuatu gitu?

Mas Hamza ❤️:
| I Love you, Dear.

“Ck! Aissshhh!” Dayana meletakkan ponsel dengan kasar di atas meja. Kenapa jadi keju sekali hari-hari Dayana! Tapi karena keju itulah, Dayana jadi tahu indahnya kehidupan.

Balas atau tidak? Mengigit bibir, Dayana menyalakan ponselnya kembali, lalu mengetik balasan pesan singkat itu dengan tambahan ‘Too’.

Ya, salam! Dayana malu, mama! Tapi Dayana juga seneng dan mau, papa! Dayana bingung tapi bahagia!

Ribet ternyata kalau benar-benar jatuh cinta sama cinta pertama!

Dayana:
Mas Hamza jangan lupa |
makan, tidur juga,  sama ....

Mas Hamza ❤️:
| Ntar malam mas telpon kamu,
jangan tidur sebelum kita ngobrol,
okay?

Ah! Bahagia sekali punya kekasih yang peka sama pasangannya! Dayana harus banyak-banyak bersyukur ... Lalu berdoa supaya mereka benar-benar jodoh yang ditakdirkan untuk hidup bersama selamanya!

Dayana tertunduk lemah, bahunya ikut merosot tajam, dan pikiran-pikiran kembali memenuhi kepala wanita cantik itu.

To be Continued!


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top