The Power of Pandora Box

"Pangeran iblis?" 

Setelah sedari tadi mengabaikan kedatangan Ichimatsu, Todomatsu akhirnya menoleh ke arah sang dewa kematian yang berdiri di mulut pintu rumahnya. 

Todomatsu bukannya tidak menyukai Ichimatsu. Hanya saja, akhir-akhir ini ia curiga akan gelagat sang dewa kematian. 

Mereka berdua sering bertemu, entah kenapa Ichimatsu sering mendatangi rumahnya yang ada di atas gunung.

Terakhir kali Ichimatsu mendatanginya, sang dewa kematian banyak bertanya tentang Choromatsu.

Padahal kalau mau, Ichimatsu bisa mendatangi wilayah suci si peri danau dengan mudah.        

Dan kali ini, kedatangan Ichimatsu sangatlah aneh.

Tiba-tiba saja ia membahas ekspedisi yang dilakukan para manusia dari kerajaan, berita usang bagi Todomatsu yang rajin memonitor keadaan desa dengan bola kaca ajaibnya.

Mulanya Todomatsu berniat mengacuhkan ocehan Ichimatsu, sampai akhirnya sang dewa kematian memberitahunya sebuah informasi baru. 

Todomatsu sudah tahu ada seorang pria asing yang ikut rombongan ekspedisi, tapi siapa sangka identitas pria asing tersebut adalah sang pangeran iblis yang terkenal menakutkan itu?

"Ada keperluan apa pengeran iblis ingin mendatangiku?"tanya Todomatsu dengan lirikan tajam yang dingin.

"Aku tidak ada urusan dengannya ataupun makhluk lain dari neraka."

Mendapati penyihir yang semakin menaikan kewaspadaanya, Ichimatsu menghela nafas panjang.

Tentu saja Todomatsu kesal padanya setelah dirinya mengungkit-ungkit pangeran iblis.

Meski si penyihir dan pangeran tidak pernah bertatap muka, Todomatsu punya alasan solid untuk membenci keberadaan sang pangeran iblis.   

Sebagai penyihir, Todomatsu sangat mempercayai ramalan. 

Di dalam ramalan kuno dikatakan bahwa suatu hari nanti putra mahkota kerajaan neraka akan melakukan kudeta di tengah peperangan kerajaan neraka melawan kerajaan surga. Hanya dalam waktu sekejap kerajaan neraka akan menjadi puing lantaran sang raja yang tak tahan menghadapi serangan dua arah. 

Usaha sang pangeran tersebut tidak akan berhasil tanpa bantuan makhluk gaib yang di ajaknya bekerja sama. 

Lantas siapa identitas makhluk gaib yang di katakan dalam ramalan?

Tidak ada catatan apapun yang menguak identitas sang makhluk gaib. 

Selama ratusan tahun tidak ada satu penyihirpun yang mampu untuk meramalkan identitas sang makhluk gaib. 

Tidak ada seorangpun yang berhasil, sampai kekuatan sihir Todomatsu bangkit. 

Todomatsu adalah penyihir jenius, Ichimatsu yakin pemuda itu sudah lama mengetahui siapa identitas makhluk gaib yang diramalkan akan bekerja sama dengan sang pangeran iblis.   

 "Semenjak kematian penyihir Moegi. Saat ini hanya kau seorang yang menjadi pengikut Choromatsu. Tapi, tidak seperti si penyihir Moegi, kau bertingkah seperti pengawal peri penjaga danau."

"Hmm..." 

Todomatsu memasang wajah bosan. 

"Lalu? Mau apa dia dengan si peri yang keberadaannya terpisah dari dunia luar?"   

Ichimatsu menoleh ke sisi lain, tidak berani untuk menatap wajah Todomatsu.

"......Entahlah," jawabnya yang kelihatan jelas bohongnya. 

Mana mungkin dia berani bilang kalau Osomatsu telah jatuh cinta pada Choromatsu dan ingin ijin untuk menemuinya? Mau dikemanakan image pangeran iblis yang terkenal akan kekejaman dan keliarannya?

Todomatsu menaikan salah satu alisnya, tidak habis pikir dengan jawaban ambigu sang dewa kematian.

"Kau tidak tahu? Lalu apa gunanya kau datang?" tanyanya kembali menekan. 

Tatapan si penyihir muda membuat Ichimatsu bertambah gugup. 

"A-aku hanya tidak ingin kau melukainya...."

"Pfft....Melukainya?" 

Mendapati jawaban absurd tersebut, raut wajah Todomatsu melembut. Dia tidak bisa menahan tawanya.

Sang dewa kematian di kenal manusia sebagai makhluk yang mengerikan dan tanpa ampun, bukannya sosok komedian. 

Ichimatsu cemburut. Dia tahu jawabannya tidaklah masuk akal, tapi Todomatsu tidak perlu sampai menertawai nya kan?

"Siapa aku sampai mampu melukai makhluk seperti Osomatsu?"

"....Bukan kau, hewan peliharaanmu."

"Peliharaanku?"

Todomatsu menggosok dagunya, merenung untuk sesaat.

"Ooh..." Ia kembali bersuara setelah menyadari peliharaan yang di maksud Ichimatsu. 

"Aku ragu kalau Fey bisa melukainya," katanya sambil bersedekap dada.

"Dan dia bukan peliharaanku. Asal kau tahu, bukan aku yang menyuruhnya untuk menyerang para manusia itu," tambahnya menjelaskan.

Ichimatsu menggelengkan kepalanya.

"Dia bukan makhluk sembarangan. Aku tidak tahu darimana dan bagaimana kau mendapatkannya, kecuali........"

Ichimatsu membeku, sepertinya menyadari sesuatu dari kata-katanya sendiri.

Todomatsu tersenyum licik. "Baru menyadarinya?"  

Kelihatannya, prasangkanya benar.

Ichimatsu mememegangi kepalanya yang mulai pusing.

Dari semua orang, tidak disangka dialah yang telah lalai melakukan pekerjaannya. Seharusnya ia lebih serius untuk mengawasi si penyihir muda. 

"Saat ini akulah pemilik kotak Pandora. Sebagai dewa kematian harusnya kau sudah tahu latar belakangku hmm?...."

"Tidak perlu menabur garam di atas lukaku," ketus Ichimatsu yang terlihat sudah menyerah. 

Kotak Pandora adalah kotak yang tidak boleh dibuka siapapun. Sebagai salah satu dewa, Ichimatsu pernah mendengar gosip bahwa kotak legendaris tersebut berada di dalam pengawasan seorang penyihir sakti yang kekuatan spritualnya di kagumi oleh dewi matahari.

Rupanya Todomatsu punya hubungan dengan penyihir sakti tersebut.

"Kurasa, tidak mungkin kau akan menyerahkan kotak tersebut begitu saja dan aku juga tidak punya hak untuk merebutnya darimu."

Kotak itu terlalu berbahaya kalau di biarkan begitu saja di dunia manusia. Maka karna itu selama beberapa tahun ini Ichimatsu mencari keberadaan kotak tersebut.

Ada perasaan lega dan was-was yang bercampur aduk di dalam dirinya, setelah ia mengetahui bahwa kotak tersebut ada di dalam pengawasan Todomatsu.

"Bagus kalau kau paham situasimu. Ichimatsu-nii san cukup percaya padaku saja." 

Todomatsu terlihat percaya diri. Kelakuan itu meyakinkan Ichimatsu agar membiarkan Todomatsu menjaga kotak pandora untuk waktu yang lebih lama. 

      
   OXO

Apabila manusia sudah tidak mempercayai kekuatan sihir. Lantas apalagi yang bisa mereka kejar agar napsu mereka bisa terpuaskan?

Saat ini ilmu Alkemia yang menggabungkan Sains dan Agama sedang di gemari oleh masyarakat, khususnya di kalangan para orang serakah yang ingin mencari untung dengan ilmu tersebut. 

Orang-orang yang mempercayai Alkemia mendampakan sebuah batu ajaib yang dikatakan sebagai zat mitos yang memungkin transmutasi logam biasa menjadi emas, dan Panacea yang merupakan obat dari segala penyakit sekaligus ramuan penambah umur.  

Batu tersebut tak lain adalah batu filosof, sementara Panacea berasal dari nama seorang dewi penyembuh.  

"Kepopuleran Alkemia membuatku penasaran. Apakah para orang-orang bodoh yang membasmi penyihir tahu cara membaca buku resep penyihir?"

Kedua bahan legendaris tersebut adalah pengetahuan basik membuat ramuan. Meskipun tidak ada seorang pun penyihir yang di ketahui pernah mendapatkan atau menggunakan kedua bahan tersebut, namun mereka tahu alternatifnya.       

Namun,

Setiap resep selalu di tulis dengan bahasa latin kuno dan tidak sedikit yang menggunakan Rune.

Membuat hampir mustahil bagi manusia biasa membaca buku berpengetahuan sihir.

"Mungkin mereka mulai menyadari kalau pengetahuan sihir merupakan kunci untuk mewujudkan impian mereka. Makanya mereka sekarang mengejarmu?"

Todomatsu tidak perlu menjawab lagi.

Seperti biasa tebakan Ichimatsu selalu tepat sasaran, hal yang paling di sukainya saat berbicara dengan sang dewa kematian adalah Ichimatsu yang cepat tanggap. 

"Kepala desa pasti sangat menyesal karena telah mengusirku dari desa." 

Ichimatsu tersenyum meng-iyakan. 

Iyami, si kepala desa. Pasti saat ini sedang di landa kepanikan dan kegelisahan.

Sang raja yang sudah tidak sabar untuk mendapatkan Todomatsu pasti setiap hari memarahinya. Dan kalau mereka terus menerus gagal, Iyami akan di turunkan jabatannya.    

Dengan begitu Todomatsu bisa membalaskan dendam pada Iyami tanpa harus mengotori tangannya.   

"Kalau aku mau aku bisa memusnahkan semua penduduk desa tapi aku tidak ingin membuat Choromatsu nii-san sedih," tambah Todomatsu seraya mengembungkan pipinya.

"Sebagai peri dia terlalu baik..."

"Tidak ada untungnya kau menghancurkan desa. Bagaimana kalau gara-gara kelakuanmu ia jadi terluka?"

"Iya sih..." 

Begitu saja Todomatsu menurut. Dia yang paling tahu bagaimana cara kerja kekuatan Choromatsu, mana mungkin ia berbuat macam-macam.  


To be Continue....






Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top