The Guardian Angel
"Jyushimatsu tolong antarkan anak ini kembali ke desa."
Makhluk gaib yang terlahir beberapa puluh tahun lebih dulu meminta sang malaikat muda untuk mengantarkan seorang anak laki-laki yang baru saja tenggelam di danaunya.
Osomatsu kecil sedang pingsan di atas dataran rumput dengan tubuh basah kuyup. Choromatsu tidak bisa meninggalkan danaunya dan seharusnya Jyushimatsu tidak membantu peri tersebut. Malaikat dan peri berada di satu tempat yang sama itu bukan hal biasa, karena di dalam moral mereka memang tidaklah benar. Itu semua karena perang Ideologi yang di ciptakan manusia.
Jyushimatsu mengenal Choromatsu karena malaikat tersebut pernah mengikuti seorang penyihir tua yang memuja peri tersebut. Pangkat Choromatsu berbeda dengan para peri kecil yang berkeliaran di sekitar hutan, seharusnya dia memiliki pangkat yang sama dengan dewa kematian dan raja iblis, tapi juga lebih rendah karena daerah kekuasaannya yang tidak Universal.
Mungkin jika Choromatsu bisa naik pangkat menjadi dewa bumi. Tapi tetap saja makhluk malang itu tetap berada di tingkat yang sedikit lebih rendah, karena keberadaannya di anggap sebagai Ideologi kuno. Dari makhluk gaib keberadaannya berubah menjadi makhluk legenda atau bahkan omong kosong belaka. Tempat suci yang di katakan orang-orang pun hanya menjadi dongeng, dan perbuatannya di anggap sebagai mitos dan kebetulan belaka.
"Kumohon Jyushimatsu, hanya sekali ini saja. Aku tidak tahu bagaimana bisa anak manusia ini sampai kemari dan tenggelam di danau, aku berani jamin dia bukan keterunan penyihir," kata Choromatsu berusaha meyakinkan.
Sang malaikat terlihat tidak yakin. Jyushimatsu bersedakap dada dengan pandangan yang berpindah-pindah dari wajah memelas Choromatsu dan tubuh anak yang pingsan. "Tapi Cuma mereka manusia yang bisa sampai kemari..."
"Ayolah," Choromatsu mulai frustasi, pupil matanya yang kecil berputar dengan malas "Manusia biasa juga bisa datang kemari, asalkan mereka mempercayaiku!"
"Tapi di jaman seperti ini...."
"Dan siapapun yang mempercayaiku adalah penyihir?" Choromatsu mulai marah, dia sudah mulai muak dengan pandangan sosial yang di lihat para malaikat. "Kau tahu tidak semua penyihir itu jahat. Kau mau bilang semua orang yang mengikutiku adalah orang jahat?"
"Kupikir kau berbeda Jyushimatsu," ada nada kekecewaan di kalimat yang terakhir. Choromatsu membalikan badannya, membelakangi Jyushimatsu yang masih kebingungan.
Mereka hening sejenak sampai Choromatsu mulai membuka mulutnya kembali. Pemuda yang tubuhnya di penuhi akar tumbuhan tersebut menghela nafas panjang "Lihat," katanya penuh tekanan "Aku tidak bisa keluar dari hutan. Bukannya aku tidak mau. Tapi aku memang tidak bisa, Jyushimatsu. Kau mau aku merawat anak ini? Bagaimana caranya? Dia bahkan tidak bisa melihatku!"
"Kau bisa meminta si penyihir tua," balas Jyushimatsu berusaha mencari jalan keluar, dia masih tidak yakin apakah pantas dia membantu sang penjaga hutan atau tidak. "Atau mungkin pengikutmu yang lain."
Jyushimatsu menunduk merasa bersalah, sekarang dia terdengar seperti menolak permintaan tolong Choromatsu. Sang penjaga hutan yang mulai sewot ingin melanjutkan argumennya namun diurungkannya setelah melihat sang malaikat yang terlihat seperti mau menangis.
Choromatsu merenung sesaat sebelum dia kembali berbicara dengan nada yang lebih lembut. "....Sudah lama aku tidak kedatangan tamu semenjak wanita tua itu meninggal," akunya dengan kepala tertunduk.
"Ma-maaf..."
Choromatsu menggelengkan kepalanya "Aku juga minta maaf, tidak seharusnya aku memaksamu. Aku akan cari cara lain, terima kasih Jyushimatsu."
"Tu-tunggu Choromatsu nii-san!" cegah Jyushimatsu "Aku mau membantumu!"
Dengan itu Jyushimatsu membawa tubuh Osomatsu terbang sampai ke desa. Karena Osomatsu kehilangan ingatannya Jyushimatsu tidak bisa membaca kenangan anak tersebut dan tidak tahu harus kemana dia mengembalikan anak tersebut. Setelah menimbang-nimbang akhirnya sang malaikat membawa anak itu ke gereja dimana manusia yang di bimbingnya mengabdi.
Jyushimatsu percaya jika Dekapan bisa membantu Osomatsu.
Setelah tahun demi tahu berlalu akhirnya Jyushimatsu mendapatkan jawabannya. Tidak akan ada seorangpun yang bisa membantu Osomatsu karena anak itu rupanya adalah sang pengeran iblis, makhluk yang pangkatnya jauh berada di atasnya.
Kecurigaannya mulai tumbuh ketika Ichimatsu datang dan mengajak anak itu berbicara. Dan semuanya terkuak ketika Homura, rekan kerjanya berseteru dengan anak itu, dan berakhir mendapatkan hukuman.
Sosok dewasa Osomatsu berubah kembali menjadi anak kecil. Itu karena ingatannya di kembalikan, sebagai iblis dia hanyalah anak kecil. Tubuh manusia Osomatsu di bakar habis oleh Tougo namun ingatannya masih melekat. Hanya butuh beberapa bulan sampai wujud Osomatsu kembali menjadi pria dewasa.
Jyushimatsu menceritakan kejadian Osomatsu tenggelam di danau suci pada Ichimatsu. Sang dewa kematian tidak kaget mendengarnya dan malah memberinya peringatan "Jangan memberitahu Osomatsu nii-san apapun tentang Choromatsu."
Tentu Jyushimatsu tidak akan pernah memiliki kesempatan berbicara dengan iblis. Namun pada akhirnya juga Osomatsu menjadi tahu tentang keberadaan Choromatsu.
Beberapa tahun kemudian seorang anak keturunan penyihir di usir dari desa. Todomatsu kecil tidak di eksekusi karena kebaikan hati dari Dekapan. Tentu Osomatsu yang pernah tinggal di desa tersebut juga mendapatkan kabar tersebut dan merasa penasaran dengan nasib Todomatsu.
Osomatsu diam-diam mengikutinya.
Anak tersebut melewati jalan setapak yang tidak pernah di temukan oleh siapapun bahkan Osomatsu sendiri. Kenapa? Padahal waktu itu manusia Osomatsu juga memiliki kemampuan yang sama dengan penyihir tapi kenapa sebelumnya dia tidak menemukan jalan tersebut?
Todomatsu menangis di dekat danau yang familiar lalu mendengar suara yang familiar pula. Osomatsu yang bersembunyi di balik semak-semak bisa melihat sosok bercahaya yang jelas memukul ingatannya.
Bagaimana dirinya bisa melupakannya? Dia pernah tenggelam di danau suci itu dan di selematkan oleh peri penjaganya.
Sosok Choromatsu sangat cantik di matanya. Jujur saja, detik itu juga Osomatsu jatuh cinta pada makhluk bercahaya tersebut. Tentunya Totoko, teman masa kecilnya sekaligus tunangannya saat ini akan sangat murka jika mengetahuinya.
Saat itu Jyushimatsu juga ada di sana, memperhatikan sang pangeran iblis.
Melihat Osomatsu yang terkesima oleh sosok Choromatsu membuatnya panik karena mengingat peringatan Ichimatsu.
Jyushimatsu yang polos tidak tahu harus berbuat apa dan akhirnya hanya bisa merahasiakan kedatangan Osomatsu di hari itu.
.
...
.....
..........
.............. To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top