The Brother of Queen of Hell


Wajah lelaki itu terlihat kaku. Ia memandang ke bawah. Dari atas tebing ia melihat dua orang prajurit kerajaan melempar seorang anak kecil masuk ke dalam jurang. Senyumnya merekah, memamerkan giginya yang tajam bak gergaji. Ia tertawa dengan suara yang kian meledak. Sepasang prajurit yang bertugas untuk melempar sang pangeran putra mahkota kerajaan timur ke dunia manusia menatapnya takut. Mereka berdua langsung lari terbirit-birit saat matanya dan mata mereka bertemu.

"Sampai jumpa Osomatsu!" serunya lalu kembali melihat ke bawah. "Hmm?" Lalu ia menyadari sesuatu, lokasi dimana Osomatsu terdampar. "He~ Bukannya ini menarik?" gumamnya sendiri masih dengan senyuman mengerikannya.

"Danau suci huh?"

Pada saat itu tak sengaja Osomatsu di lempar ke wilayah suci sang peri penjaga. Keberadaan area tersebut sangatlah terpencil, jarang ada yang mengetahuinya. Dua prajurit barusan melempar Osomatsu secara acak dan sama sekali tidak memeriksa dimana lokasi sang pangeran mendarat.

Jiwa sang pangeran iblis pernah hidup sebagai seorang pria manusia bernama Matsuno Osomatsu, kakak tertua dari enam kembar identik. Salah satu dari kelima adiknya mendapatkan dosa yang di beri lebel "Cinta" oleh sang raja neraka.

Matsuno Choromatsu berdosa karena telah membuat kakak kandungnya jatuh cinta padanya dan dia sendiri mencintai kakak kandungnya tersebut. Selain itu ia juga membuat seseorang bertepuk sebelah tangan kepadanya, membuat orang itu patah hati, dan menyesali hidup setelah kematiannya. Kehidupan peri penjaga danau pada saat ia hanyalah pria manusia bernama Matsuno Choromatsu bagaikan tokoh utama perempuan di sebuah tayangan drama sore hari. Cinta segitiga yang merepotkan namun terkesan klise.

"Apa yang dipikirkan dewa takdir?" Lelaki bergigi tajam itu berpikir sejenak. "Apa dia mau membuat Osomatsu jatuh cinta kembali pada Choromatsu?" gumamnya lagi. "Hmm~" lalu ia tersenyum penuh arti. Dia tidak begitu peduli akan nasib Osomatsu, tapi mungkin saja ia bisa mengambil keuntungan dari situasi tersebut.

OXO

Pria itu bersurai hitam, wajahnya senantiasa tertutup setengah oleh topeng emas, ia mengenakan baju putih layaknya seorang pendeta dengan kalung salib besar mengantung di lehernya. Dia adalah Akumatsu, penasehat raja negeri ini sekaligus perdana menterinya. Rumor mengatakan ia lahir di sebuah negeri yang jauh dan karena adanya perang ia pindah ke negeri ini.

Dialah tokoh yang memomulerkan ilmu alkemis di ibukota, kalau tidak mana mungkin sang raja terobsesi untuk mendapatkan batu filosof dan air Panacea. Dia pria yang terpelajar dan berkharisma tinggi, sangat mudah baginya untuk memikat perhatian orang lain. Walau tak ada satupun yang pernah melihat wajah aslinya, dia adalah salah satu pria yang paling di gandrungi para kaum hawa yang terpesona oleh kemisteriusannya.

Benar. Akumatsu berhasil menyembunyikan jati dirinya selama bertahun-tahun. Dia adalah iblis, terlebih lagi dia adalah saudara kandung sang ratu iblis Totoko. Tidak hanya berhasil mengelabuhi kaum manusia, dia juga berhasil mengelabuhi kaumnya sendiri dan kaum surga. Kalaupun ada yang mengetahui keberadaannya, hanya Ichimatsu seoranglah yang mengetahuinya.

Tidak ada makhluk di alam semesta ini yang bisa menipu sang dewa kematian yang pekerjaannya berhubungan dengan aliran waktu dan antar dimensi. Dan untungnya, sang dewa kematian bukan sosok yang suka mengadu. Rahasia apapun aman apabila di serahkan kepadanya.

Lantas apa tujuannya menetap di dunia manusia?

Hari ini malam natal. Tahun pertama Choromatsu hibernasi setelah ia bertemu dengan Osomatsu. Telah bertahun-tahun lamanya ia menunggu sang peri penjaga danau suci bertemu kembali dengan anak manusia yang tanpa sengaja tenggelam di danau suci yang tak berdasar, terlebih lagi anak itu sudah menjelaskan siapa identitas aslinya kepada sang peri.

Ini saat yang tepat untuknya mendatangi Akatsuka.

Danau suci bersinar kehijauan, sangat terang dan menyilaukan. Di dalam danau tersebut, tak ada yang lain selain Choromatsu yang tertidur lelap dengan posisi bayi di dalam rahim ibu.

Osomatsu berjanji akan menjaga tempat itu selama Choromatsu hibernasi. Menunggu satu atau dua bulan bukanlah apa-apa bagi makhluk imortal sepertinya. 10 jam 30 menit telah berlalu semenjak sang peri mengurung dirinya di dalam danau suci, Osomatsu masih melayang di udara, tepat di atas danau suci. Dari tempatnya ia bisa memperhatikan jalan setapak atau pintu masuk area tersebut.

Sang pangeran di kejutkan sosok familiar melintasi jalanan tersebut. Penampilannya asing namun auranya tak salah lagi, aura gelap iblis yang berasal dari keluarga kerajaan.

"Apa maunya?"

Osomatsu memasang wajah tak suka, tidak menyembunyikan kecurigaannya pada iblis itu. Langsung saja ia menghampirinya, menghadang jalan iblis bernama Akumatsu itu.

"Sudah lama tak bertemu Osomatsu," sapa iblis berpakaian manusia itu dengan senyuman ramah yang ditatap jijik oleh yang di sapa.

"Uh Hmm...." Hanya begitu saja reaksi Osomatsu. Mereka berdua jarang bertemu dan Akumatsu bukanlah tipe makhluk yang ingin ia jadikan teman.

"Jadi? Sejak kapan kau berpindah profesi?"

Osomatsu dengan tatapan menyelidiknya memperhatikan Akumatsu dari ujung kaki ke ujung kepalanya. Penampilannya seperti seorang pendeta yang memakai topeng emas yang mencurigakan. Akumatsu sama sekali tidak terlihat seperti iblis, terutama karena lelaki itu sedang memakai kalung salib yang tak jauh berbeda dengan apa yang dipakai Dekapan ataupun Karamatsu.

"kalau kau menyamar menjadi manusia. Apa kau bekerja sama dengan beberapa malaikat?"

Mungkin karena ia sedang menjaga wilayah suci sang peri penjaga danau. Osomatsu semakin menaikan kewaspadaannya. Dia tidak mau ada kekacauan selama Choromatsu hibernasi, hal itu bisa membahayakan hutan dan nyawa sang peri itu sendiri.

"Entahlah," jawab Akumatsu asal. Sama sekali tidak terlihat akan menjawab semua pertanyaan Osomatsu. "Tapi tenang saja. Aku datang kemari untuk menemuimu, calon adik ipar...." sambungnya yang terdengar menyebalkan di telinga iblis satunya.

"Hmph!" Osomatsu bersedekap dada sambil mendengus kasar. "Sayangnya aku tidak punya waktu," jawabnya lalu melambaikan tangannya seperti mengusir ayam.

"kau yakin?" Akumatsu memamerkan gigi runcingnya. "Karena ini ada hubungannya dengan Tougo. Jadi kupikir kau akan tertarik," ujarnya yang setelah itu berbalik badan.

"Tougo?" Osomatsu menaikan satu alisnya. "Tunggu," ucapnya berubah pikiran. "Kubilang tunggu oi!" serunya marah karena yang diminta tidak melakukan apa yang diinginkannya. Akumatsu malah mulai berjalan menjauhinya.

"Hei! Jangan bilang selama ini yang harus di curigai Totoko-chan itu kau bukan aku?" Osomatsu mencegahnya dengan menarik lengan Akumatsu yang seketika itu berhenti melangkah.

"kenapa kau malah menyalahkan semuanya kepadaku?"

Akhirnya Akumatsu menoleh kembali kepadanya. Iblis itu menyeringai penuh kemenangan lantaran berhasil menarik perhatian Osomatsu.

"Aku tahu reputasiku buruk. Tapi aku tidak akan melakukan hal bodoh yang akan mengacaukan seisi neraka. Kau sendiri pasti tahu kalau saat ini bagaimana hubungan kerajaan neraka dan surga."

"Nah. Katakan itu pada dirimu yang dulu berani-beraninya menggoda para malaikat," balas Akumatsu kembali tersenyum meremehkan.

"Kukira kau disini karena ingin mengambil hati para makhluk gaib yang menjadi kepercayaan ideologi kuno untuk menjadi aliansi mu," sambungnya membuat wajah Osomatsu memerah marah.

"Kau kira aku mendekati Choromatsu karena aku ingin menarik perhatian dewa bumi atau semacamnya?"

Osomatsu geram, ia mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Ingat, dia tidak ingin membuat kekacauan. Sebaiknya dia berusaha untuk menahan dirinya.

"Kau orang yang beruntung," tiba-tiba Akumatsu menarik kerah baju Osomatsu. "Waktu Tougo membuangmu kedunia manusia, kebetulan saja kau jatuh ke danau milik sang peri penjaga yang sangat kau cintai. Setelah mendapatkan kembali tubuh iblismu kau berhasil bertemu kembali dengannya. Kau pasti sangat di sayang oleh dewa takdir hmm?"

"Kau pasti tahu kan apa yang dilakukan Matsuno Osomatsu kepada Matsuno Choromatsu. Ini kesempatan bagus untukmu menebus dosa dan mungkin kau bisa rujuk dengannya."

Osomatsu semakin mengencangkan kepalan tangannya. Iblis di depannya ini tahu betul bagaimana memancing emosinya. "Kelihatannya kau tahu betul sejarah kehidupanku. Kenapa? Apa kau fansku?" tantangnya sambil melotot.

"Bisa di bilang seperti itu," jawab Akumatsu santai. Dia sangat suka melihat Osomatsu kesal. Pangeran yang biasanya terlihat lusuh dan tak punya semangat hidup selain bermain-main. Rupanya bisa membuat wajah kaku seperti itu.

"Dewa takdir ini dewa takdir itu. Aku jadi ingin tahu makhluk macam apa dia..." gerutu Osomatsu lalu mendorong Akumatsu untuk segera menjauh darinya. "Apa aku harus melenyapkannya agar aku tak menjadi bahan lelucon kalian lagi?"

Akumatsu memutar bola matanya dengan malas. "kau tidak perlu sampai sejauh itu," komennya. "Saat ini yang harus kau lakukan adalah membatalkan pertunanganmu dengan Totoko kan?"

Osomatsu membelalakan matanya. Selama ini ia memang merencakannya. Namun tak disangka Akumatsu, kakak kandung Totoko mengatakan hal seperti itu tentang adiknya sendiri. Membatalkan pertunangan yang sudah direncakan karena urusan politik bukanlah perkara sepele.

"Baiklah," Osomatsu mengalah. "Aku akan mendengarkan ocehanmu."

OXO

Surga, neraka, makhluk dari ideologi kuno. Mereka semua di ciptakan dan di bagi berdasarkan pemahaman umat manusia. Sejak kapan surga di sebut surga, dan neraka di sebut neraka? Sebenarnya apa itu malaikat, apa itu iblis?

Jawabannya tidaklah pasti.

Pada jaman ideologi kuno. Tuhan di sebut dewa atau dewi yang berkuasa atas tanggung jawab mereka sendiri. Seperti dewa takdir yang bertugas untuk mengawasi takdir para makhluk hidup, atau dewa bumi yang bertugas untuk menjaga keseimbangan alam.

Malaikat dan peri dulunya adalah satu kesatuan. Mereka adalah makhluk yang mendampingi para dewa dan dewi yang ada di jalan putih.

Surga adalah rumah bagi para makhluk yang berada di jalur putih.

Namun semenjak pemahaman gereja berubah total ada satu makhluk yang pamornya naik dan akhirnya menjadi 'Tuhan' yang manusia kenal.

Keberadaan makhluk yang di sebut malaikat mempunyai streotype bersayap putih, memiliki cincin suci emas di atas kepala mereka, dan berwajah polos dan kekanakan.

Sedangkan keberadaan makhluk suci lain yang menjadi ideologi kuno menjadi suatu kesalahan dan di jadikan sebagai legenda, mitos atau dongeng belaka. Dan para manusia yang masih mempercayai mereka akan di anggap penyihir atau pendosa.

Padahal pada jaman dulu. Memuja berbagai jenis dewa atau dewi, mau yang ada di jalan putih atau hitam dianggap wajar. Asalkan manusia tersebut tidak merugikan orang lain. Karena setiap orang mempunyai cara memuja yang berbeda-beda.

Seperti Todomatsu. Dia adalah pemuja yang berada di jalan putih dan jalan hitam.

Saat ia berdoa kepada sang ratu iblis dia akan memberikan sesajen berupa daging mentah hasil buruannya, atau mungkin kerajinan tangan yang berhubungan dengan legenda sang ratu iblis. Meskipun yang ia puja berada di jalan hitam, Todomatsu tidak perlu membunuh sesamanya atau membuat kutukan yang merugikan desanya.

Saat ia memuja sang peri penjaga danau suci, dia akan memberikan sesajen berupa buah segar, sayuran, atau kacang-kacangan, akan lebih baik kalau semua itu adalah hasil panennya sendiri.

Apabila ada yang melenceng dari kebenaran dan keadilan. Bukan para makhluk ajaib itu yang patut di salahkan, melainkan manusia itu sendiri yang mau melakukannya. Karena makhluk-makhluk tersebut tidak pernah meminta para umatnya untuk melakukan hal-hal di luar aturan.

Saat ini para makhluk dari surga berada di puncak kekuatan mereka. Tougo dan kedua orang tua Totoko dan Akumatsu sangat membenci kesombongan mereka. Kedua sisi dunia sedang masuk perang dingin, yang sewaktu-waktu bisa saja meletus.

Sementara para dewa dewi yang tak pernah mempermasalahkan kedudukan mereka sama sekali tidak melakukan pergerakan apapun selama 100 tahun terakhir ini.

Tougo yang ingin menyatukan dua kerajan neraka. Pasti merencanakan sesuatu yang berdampak buruk bagi ketiga dunia, khususnya kerajaan surga.

Sedangkan dewa takdir ataupun dewa bumi yang sampai saat ini tak pernah menunjukan diri hanya menjadi penonton di antara pertikaian surga dan neraka.

"Kalau kau ingin dua kerajaan tetap terpisah. Bukannya lebih baik kalau kau segara beraliansi dengan para makhluk ideologi kuno?" tanya Akumatsu sambil memasang wajah polos, pura-pura bodoh.

"Gampang saja kau berbicara," ketus Osomatsu. "Kita semua tahu betapa banyaknya mereka!"

Apabila mereka ingin memakai rute tersebut. Sama saja mereka ingin mengembalikan hak asasi para penyihir di kalangan masyarakat.

"Benarkah?" Akumatsu tersenyum sambil menyentuh pipinya sendiri dengan jari telunjuk. "Hmm...kalau begitu apa kau mau membantu rencanaku?" tawarnya tiba-tiba.

"Haa!?"

To be Continue       

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top