XXXVIII. Pengendali Iblis
XXXVIII
Pengendali Iblis
*
Tidak bisa memilih antara adiknya atau sosok pertama yang membuatnya merasakan kehangatan keluarga, Ourin pun menatap Lucifer yang berdiri tak jauh dari mereka dan bersumpah akan membakarnya dengan Api Hitam Suci yang ia punya, itu adalah kekuatan yang didapat ketika berada di alam bawah sadarnya beberapa waktu lalu.
Namun, ketika Api Hitam keluar dari telapak tangannya, Lucifer langsung menghindari, kemudian yang tak disangka-sangka, sosok berbeda datang di tengah-tengah mereka. Dengan suara nyaris seperti ledakan dan memekakkan telinga, membuat tanah yang mereka pijak bergoyang tak tentu arah. Ketika abu dari ledakan itu mereda, yang pertama Ourin lihat adalah sosok cakar bersisik hitam dan berkuku tajam, menjulang dengan tubuh amat tinggi. Itu adalah Naga Hitam Agung, yang entah bagaimana berhasil dibawa oleh Pangeran Luis ke tempat ini.
Apa yang menyebabkan Naga Hitam Agung datang mengurusi masalah di tanah Kuntara?
Dua sosok berbeda membatin hal yang sama, mereka adalah Ourin dan Lucifer. Mengambil tindakan, Lucifer pun mengepakkan sayap dan membuat jarak dari sang Raksasa, tentu saja tak ingin binasa karena terbakal Api Hitam Suci yang skalanya jauh lebih besar daripada yang dimiliki Ourin. Dalam benak kembali membatin, bagaimana lelaki itu bisa memilikinya, inikah kekuatan yang didapat dari darah terlarang Elf dan Iblis? Bukan hanya bisa mengendalikan Serbuk Perak saja?
Mata sang Naga menatap Lucifer yang melayang tak jauh dari dirinya memijak tanah, dari arah punggung sosok Pangeran Luis melompat dan mendekati Ourin dan Ouran. Kedua saudara itu terlihat amat memprihatinkan, khususnya sang Raja Muda yang tak sadarkan diri. Itu berarti untuk sekarang ini Serbuk Perak tidak akan bisa digunakan para pasukan Elf?
Luis mendengar suara auman Naga Hitam Agung, entah berarti apa, tetapi kemudian Lucifer terlihat amat murka. Bahasa yang dipakai dua makhluk tertua itu tidak bisa mereka mengerti, sepertinya membahas tentang peperangan ini. Dan ia tahu bahwa Naga Hitam Agung sudah berjanji akan memperingati Lucifer agar tidak berbuat kerusakan di Tanah Kuntara.
"Jangan coba-coba memerintahku, Lucifer!" geraman suara sang Naga menggema di area pertarungan yang telah hancur.
Lucifer yang mendengarnya pun tak menerima begitu saja. Laki-laki yang adalah kakek Ourin membalas dengan berteriak kencang.
"Sang Gadis Jelita akan mati jika aku tiada, hahahahah aku tidak akan peduli, lakukan sesukamu maka Arran kesayangan sang Raja akan binasa bersama diriku!"
Auman kembali menggelengar, membuat iblis di penjuru negeri terdiam, di dalam kepala mereka bisa mendengarkan perintah dari Naga Hitam Agung untuk tak mengusik Tanah Kuntara. Dan dengan ketakutannya, pasukan iblis yang dipimpin untuk menyerang Ferifatyn pun gemetar, kemudian menghilangkan diri seperti tertiup angin, kembali ke Demonshire untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya hingga Naga Hitam Agung datang ke kerajaan ini.
Sang Raja Muda membuka matanya, energi Ourin telah menyembuhkan luka yang teramat parah, walau masih lemah, samar-samar dirinya bisa mendengar pembicaraan Lucifer dan sosok sang Naga. Berkedip beberapa kali, melihat hanya dengan sebelah mata, ia pun merasa lega. Pangeran Luis berhasil membawa Naga Hitam Agung untuk mengurusi permasalahan di Tanah Kuntara yang disebabkan iblis, kalau begitu apakah sekarang Arran sudah aman?
Kepalanya dengan kaku mencoba bergerak, menoleh dengan perlahan karena mencari sosok gadis berambut kemerahan, tetapi Arran tidak ada di sini.
"Arran, mana?" bibirnya berbisik, suaranya teramat lirih, kemudian sebelum sang Kakak menjawab pertanyaannya. Terdengarlah suara Lucifer kembali.
.
.
.
Melihat keanehan yang terjadi, pasukan Demonshire tak melawan ketika musuh mengacungkan pedang dan busur, setelah mendengar suara auman mengerikan, tidak ada lagi iblis yang berani menampakkan diri. Istana teramat kosong, dan mereka yang sempat terdesak karena kehilangan kekuatan dari Serbuk Perak pun terselamatkan karena kejadian ini.
Putri Gisella tetap merasa waspada, menatap iblis cilik yang memeluk gadis bernama Arran, walau hawa keberadaaan iblis telah amat berkurang di dalam istana ini. Para iblis sepertinya menuju ke arah barat, dan berkumpul ke suatu tempat yang tidak mereka tahu entah apa.
"Jika kau mendekat, gadis ini akan binasa, Mermaid." Suaranya tajam, sorot matanya terlihat serius, walau tubuhnya lebih kecil daripada gadis yang ia peluk, Mariposa tetaplah seorang iblis kuat yang bisa merasuki dan menyandra jiwa.
Mereka baru bisa lebih mendekati Mariposa ketika pasukan tiba-tiba pergi, tetapi menaklukkan makhluk ini sepertinya cukup sulit, sangat telihat bahwa Mariposa tidak akan melepaskan Arran. Lalu, bagaimana dengan sandra yang satunya lagi? Daveus Hades yang juga tertidur bak mati di ranjang di sebelah Arran.
Pedang Serbuk Perak tiba-tiba saja berdetak, Leonard tahu jika itu adalah pertanda dari Raja Meraka, setelah tidak adanya kekuatan dari anugrah Raja Sahraverta yang memandakan bahwa pemudia itu kemungkinan tak sadarkan diri, sekarang Serbuk Perak bisa dikendalikan lagi dan di sisi yang pipih terlihat ukiran sesuatu, itu adalah bahasa para Elf. Yang tertulis 'Naga Hitam Agung telah datang, untuk mengendalikan iblis'.
Kalau begini, maka kemenangan akan berada di pihak mereka. Sudah tersebar ke seluruh Tanah Kuntara, jika yang bisa membinasakan iblis selain Serbuk Perak adalah Api Hitam Suci yang dimiliki Naga Hitam Agung.
"Sebaiknya kau segera menyerah karena Naga Hitam Agung sudah tiba untuk memberi kalian peringatan. Bebasakan mereka sekarang juga, Mariposa!" teriak Jendral Leonard, tetapi Mariposa tak berkutik, kemudian tertawa kecil.
"Aku hanya mematuhi perintah tuanku, tidak peduli apa yang terjadi, aku hanya akan mematuhi Raja Lucifer."
Pengakuan itu membuat Putri Gisella dan Jendral Leonar terdiam, mereka tidak tahu harus mengatakan apa. Dan sekarang giliran Putri Gisella untuk memberikan ancaman atau yang lebih pantas dikatakan mengulur waktu.
.
.
.
"Kau! Beraninya! Ukh." Ouran mendudukkan tubuh, tetapi kemudian terjatuh kembali karena merasa pusing teramat sangat yang menderanya. Napasnya terengah-engah karena berteriak di saat tubuhnya masih jauh dari kata pulih.
Sementara itu suara tawa Lucifer tidak terhenti juga, Arvid yang menyaksikan mengerutkan alis, dan pergi mencoba mencari tempat di mana Arran dan Daveus di sandra. Ketika tiba di lorong istana, dirinya dihadang oleh seorang iblis berambut kelabu panjang, yang tadi menemani sang Raja Demon di samping dan terlihat bosan dengan pertarungan dua Sahraverta.
"Apa kau berniat menemukan Mariposa untuk mengancamnya agar melepaskan sandranya itu?"
Arvid terhenti, kemudian menoleh kepada sosok iblis di belakang punggungnya.
"Kau mengetahui dengan jelas apa yang kumau dari tempat ini, Tuan." Mendengar hal itu, kepala Issic menggeleng dramatis.
"Jangan bodoh, Mariposa tidak akan melakukan apa pun, bahkan jika detik ini dia terbunuh, dia tidak akan menghianati Lucifer. Harus kuakui, Mariposa sangat setia kepada Kakakku. Jadi, cara untuk melepaskan Daveus dan gadis manusia itu adalah dengan menekan Lucifer."
Terdiam, sekarang mata Arvid terlihat menajam, mengerutkan alis dan berpikir kenapa iblis seperti Issic memberitahunya tentang informasi ini?
Kadang, aku hanya cukup muak dengan kebodohan yang diciptakan Lucifer. Sebaiknya aku pergi, drama akan berlajut kembali. Di dalam kepalanya, Arvid bisa mendengar suara Issic dan laki-laki itu lantas terdiam.
Issic melambaikan tangan dan mendengus.
"Naga Hitam Agung kali ini akan serius kurasa, sebaiknya aku pergi sebelum ketinggalan."
Dengan menghilangnya sosok Issic, Arvid pun kembali melangkahkan kaki menuju ruangan yang di dalamnya terdapat sosok Arran dan Daveus, juga Mariposa.
Di tempat yang berbeda, Mariposa terbelalak ketika mendengar sesuatu di dalam kepalanya, itu adalah suara sang Naga, makhluk tertua itu berbicara kepadanya. Tentang tuannya, juga para sandra, tetapi ia telah berjanji tidak akan terkecoh dengan yang dibicarakan sang Naga ataupun ancaman lain dari musuh. Ia hanya akan mematuhi Raja Lucifer. Namun, kemudian dirinya mendengar suara teriakan Lucifer, sosok iblis yang adalah tuannya itu terus-terusan memaki dan terdengar tengah kesakitan. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa Naga Hitam Agung membakarnya dengan Api Hitam Suci?
"Tidak, Mariposa. Dia tidak akan mati, dia akan menderita. Api ini tidak akan menyakiti fisiknya, tetapi Lucifer akan mendapatkan rasa sakitnya."
Semakin lama, teriakan tuannya semakin kuat hingga tubuhnya bergetar. Dan sedetik kemudian, Mariposa menghilang dan menuju aula yang menjadi tempat bagi Naga dan musuh mereka. menyaksikan yang tersaji di depan mata, seketika tubuh Mariposa seperti terpaku, ia melihat Lucifer sedang berguling-guling dan menendang-nendang, tubuhnya gemetara karena menyaksikan tuannya tengah dibakar dengan Api Hitam Suci yang sama sekali tak merusak tubuh.
"Mariposa, jikapun dia mati, maka sang Pencipta akan menyelamatkan nyawa Arran dan Daveus, jadi apakah kau ingin melepaskan jiwa Arran? Jika tidak, tiada waktu bagi Lucifer untuk merasakan apa pun selain siksaan ini, manakah yang akan kau pilih? Lucifer selamat, dan Arran terbebaskan atau Lucifer tersiksa selamanya tetapi Arran juga akan diselamatkan? Kau tahu bukan, tiada yang bisa melawan kuasa-Nya."
Dalam benak tidak bisa mengingkari jika Mariposa tak ingin tuannya tersiksa sedemikian, ia akan melakukan apa saja bahkan akan menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkan tuannya, tetapi tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang, jika pun bertukar dari dengan tubuh tuannya, Naga Hitam Agung pasti akan ikut campur dengan sang Pencipta yang berada di pihak mereka. namun, ia telah berjanji kepada Tuan Lucifer, tidak akan mengikuti perintah lainnya.
"Tiada yang bisa melawan kuasa-Nya, Mariposa." Naga Hitam Agung kembali berkata, bahasa yang tidak bisa dimengerti oleh mereka semua, bahkan iblis. Ini adalah bahasa pendahulu yang hanya dimengerti oleh beberapa iblis saja yang telah lama diciptakan dan termasuklah Mariposa di dalamnya.
Naga Hitam Agung terus berkata, jika sampai Lucifer dikembalikan ke Neraka, maka iblis itu akan mendapatkan siksaan yang lebih pedih, King Hades tidak akan mengampuninya karena telah membangkang dan membuat kesengsaraan secara langsung. Janji iblis adalah untuk menghasut ras ikut terjerumus ke neraka dan bukannya campur tangan secara langsung, iblis seharusnya melakukannya dengan hanya memberi tipu daya kepada mereka penghuni tanah ini.
"Jika kau tidak ada keputusan, aku akan mengembalikannya ke Neraka."
"Aku tidak akan melepaskan gadis itu!"
.
.
.
.
.
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top