XXXI. Menginginkan Ourin

XXXI

Menginginkan Ourin

.

.

.

Daveus yang dirasuki Mariposa keluar dari perbatasan Ferifatyn dan langsung menuju ke Kerajaan Demonshire, laki-laki itu terbang menggunakan sayapnya secepat yang ia bisa, dengan membawa sandra-Arran Cobelt yang terlah berhasil didapatkan. Dalam hal ini, adik dari sang Raja iblis memang sudah tidak menyadari tindakannya, laki-laki itu sama tak sadarkan diri seperti Arran dan tidak diketahui selanjutnya masih hidup atau binasa.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di Demonshire, ketika memasuki istana dan menemui Lucifer, laki-laki itu langsung berdiri dan tersenyum karena berhasil mendapatkan yang paling berharga bagi dua orang pemuda, Ourin dan Ouran.

Mungkin perasaan Ourin dan Ouran berbeda, yang satu menyayangi sepenuh hati kepada si gadis dan yang satu lagi telah jatu hati sepenuh hati dengan si gadis. Oleh karena itu, tepatlah bagi dirinya menjalankan rencana ini, menuggu sampai benar-benar bisa menebak bahwa kelemahan dua orang kakak beradik itu adalah si gadis berambut ikal kemerahan.

Lucifer berdiri, kemudian menyerukan agar Arran diberikan kepada dirinya. Laki-laki yang adalah kakek dari sang Half Blood pun menggendongnya dengan menyelipkan kedua tangan di punggung dan sela lutut. Membawa gadis yang tidak diketahui namanya itu ke sebuah kamar yang adalah miliknya. Dengan begini ia akan secara langsung menjaga si gadis sebagai tawanan negeri iblis. Hingga menunggu kedatangan Ourin dengan suka rela, kemudian ia bisa memerintahkan cucunya itu untuk berlatih dan memakan jiwa yang murni agar bisa lebih kuat lagi. Sampai nanti tiba waktunya untuk bertarung dengan Raja Ferifatyn.

"Gadis ini, memiliki jiwa yang murni dan indah. Tak pernah kutemukan yang seperti ini sebelumnya, Mariposa. Seharusnya seseorang jika telah memasuki usia seperti gadis ini maka perlahan jiwanya pun akan ikut keruh karena kehidupan yang dijalani." Lucifer menyentuh wajah Arran, gadis itu telah berada di atas ranjang, selimut maroon menutupi seluruh tubuhnya hingga sebatas dada.

"Itu benar, Yang Mulia. Apakah kita akan menghadiahkannya untuk Pangeran Lucas? Pasti tiada penolakan baginya jika sudah menyicipi rasa dari jiwa gadis ini." Mariposa telah melepaskan tubuh Daveus, tetapi sama seperti Arran, lelaki itu pun tengah tertidur bagai mati.

Tersenyum, lantas sang Raja pun menggelengkan kepala.

"Tidak, Mariposa. Gadis ini adalah jaminan agar Lucas bergabung dan berduel nantinya dengan Raja Ferifatyn. Dan tentu saja, Lucas tidak akan menerima hal itu karena dia bisa menahan keinginan iblisnya dengan baik berkat darah Elf yang mengalir di tubuh." Mata Lucifer menyipit, kilaunya indah saat tertimpa cahaya lampu.

.

.

.

Kerjasamanya antara Ferifatyn, Surtaherus dan Revmarmedian sudah sampai ke telinga para pemimpin di masing-masing kerajaan di Tanah Kuntara, termasuk sang Naga Hitam Agung. Makhluk yang dahulu berasal dari Neraka tersebut pun menghela napasnya, dirinya tidak salah memilih seseorang untuk mengurus hal ini. Raja Muda dari Ferifatyn memang bisa diandalkan, tetapi masalah baru akhirnya muncul. Peperangan yang akan diciptakan Lucifer, mengadu dua orang pemuda tangguh untuk mengambil keuntungan pribadi dengan menyandra sosok yang mereka sayangi.

Dari waktu ke waktu, iblis yang diusir dari Neraka dan sekarang menjadi Raja di Demonshire itu semakin licik saja. Untuk saat ini, rasanya ia masih belum harus bergerak, tentu saja ia ingin menunggu dan menyaksikan bagaimana perjuangan dua pemuda dari Ayah yang sama itu.

"Raja Ouran Lima Sahraverta dan Pangeran Ourin Carlos Sahraverta, hm, mereka pasti akan berusaha untuk melewati ini, sampai waktunya tiba nanti."

Sang Naga Hitam Agung mengepakkan sayapnya, kembali ke pulau dan mengistirahatkan diri.

.
.
.

Tanah para Penyihir sedang murka bukan main, sang Ratu tidak habis pikir akhirnya Ferifatyn membentuk aliansi untuk melindungi Surtaherus. Padahal kerajaan itulah yang paling dekat dengan Delaverna, keputusan untuk mengalahkan Pemimpin tanah para Orc terhalangi sudah, dirinya pun tidak akan bisa menguasai tanah suci tempat para kaum Antt tertidur dan menjadi bagian dari hutan keramat. Ras pohon suci itu memiliki kekuatan yang menakjubkan, raksasa berbentuk pohon yang sebenarnya adalah kaum peri, belum lagi jantung dari Antt jika dijadikan ramuan akan membuat awet muda dan berumur panjang.

Bagaimanapun, Laverna harus mendapatkan jantung Antt. Yang akan membuatnya menjadi lebih kuat dan tetap muda.

Deretan hutan keramat di tanah Surtaherus sekarang kembali aman dari tangan para penyihir yang berusaha merebut lahan itu. Guenestin pun tidak bisa berbuat banyak untuk melebarkan wilayahnya dan merebut tanah para Orc. Berkat bantuan dari Ferifatyn, mereka yang menyerang menarik mundur pasukan.

Penglihatan Carren tentang masa depan kembali tampak di benaknya, di sana ia melihat perang antara dua saudara terjadi, melibatkan Demonshire dan Ferifatyn. Jantungnya berdetak kencang, saat kilasan itu menampakkan sang Raja Muda tengah tak berdaya, hingga membuat Lucifer tertawa sekuat yang dibisa.

Tubuh sang Ratu dari tanah Orc melemas, pandangannya menjadi kabur dan perlahan menghitam. Dalam benak meringis ngerih karena manyaksikan peristiwa masa depan yang teramalkan oleh penglihatan istimewanya. Tidak mungkin, keponakan yang adalah seorang Raja dari Ferifatyn dapat dikalahkan musuh dan terlihat sudah tak berdaya.

.

.

.

Mondar-mandir, tak tenang dan kalut. Itulah yang sedang dirasakan ketika memikirkan orang yang sama. Tak bisa menyangka kalau Daveus membawa petaka bagi gadis yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan peperangan ini. Sang Raja menggeram, akan menghabisi mereka yang telah memanfaatkan situasi dan telah menculik Arran darinya.

Pandangan matanya mengarah kepada laki-laki setengah iblis yang terlihat panik bukan main sama seperti dirinya, kemudian ia mendatangi lelaki itu dan menarik kerah bajunya.

"Sebaiknya kita ke Demonshire dan menyelamatkan Arran dengan segera!"

Ourin menatap mata seindah purnama itu, tetapi ia tak yakin jika sang Raja juga ikut bersamanya maka kondisi Arran akan baik-baik saja, bagaimanapun mereka benar-benar tidak bisa melawan karena kehidupan si gadis hanya bisa dikembalikan oleh iblis berwujud anak perempuan yang bernama Mariposa.

"Kita tidak bisa gegabah, Paduka Raja." Laki-laki itu lalu menatap Luis dan menghela napasnya. "Bagaimanapun, Arran bergantung kepada Mariposa, iblis yang merasuki Daveus."

Alis dari lelaki bermata perak itu mengerut dalam, kemudian ia melepaskan cengkeramannya dari kerah Ourin dan mendecak.

"Neil! Di mana dia?" Ouran menatap para petinggi yang berkumpul, memanggil nama salah satu penyusun strategi perang di Kerajaan Ferifatyn.

Suasana yang sedang tegang ini, pun semakin memanas ketika melihat sang Penguasa yang terlihat amat kalut. Menyadari dirinya tidak bisa gegabah, sebab yang dilakukan Lucifer adalah pancingan untuk membuatnya datang ke Demonshire secara langsung. Meski Serbuk Perak bisa menjaganya dari serangan iblis, tentu saja dengan keberadaan Arran di tangan Lucifer, pastinya akan membuat Ouran lebih cepat emosi dan akan melakukan apa pun untuk melepaskan gadis itu.

Kemungkinan, mereka mencari celah agar bisa membunuh Ouran. Oleh sebab itu, Raja Muda itu tidak bisa langsung menuju ke Demonshir. Walau bersama sang Half Blood karena dari perkataan Mariposa sendiri, penculikan Arran bukanlah untuk diganti dengan pertukaran dengan Ourin, sebab mereka telah memberikan ancaman yang harus dilakukan jika tak ingin gadis itu disakiti.

Para petinggi awalnya tidak setuju dengan keresahan Raja mereka, bagaimanapun gadis berambut kemerahan itu hanyalah rakyat sipil yang jati dirinya adalah seorang penyihir, dan tak pantas untuk diselamatkan meski cukup dekat dengan pemimpin muda yang mereka hormati. Petinggi berpendapat, terutama Ronald bahwa Raja Ouran harus lebih mementingkan rakyat dan kerajaan daripada gadis yang seharusnya telah dibunuh bersama orang tuanya.

Mendengar hal itu, lantas membuat pemuda berusia sembilan belas tahun menunjukkan amarahnya. Jika ia mau, saat penobatan menjadi raja, ia tak akan menginginkan hal itu sehingga kerajaan ini akan tidak seimbang dan Serbuk Perak tak akan bisa digunakan untuk melindungi perbatasan dari iblis.

"Jangan coba-coba mendikteku, Ronald. Kau tak akan tahu apa yang akan terjadi jika anak yang dahulu berusia sepuluh tahun ini lebih memilih mati daripada dinobatkan menjadi Raja? Apa kau suka menjadi santapan para iblis, Ronald?" ketika mengatakan hal sedemikian, Ouran berbekspresi teramat dingin, orang-orang yang berpangkat sebagai petinggi kerajaan ini, sepertinya mencoba menggali jati dirinya yang sempat tertidur ketika hadirnya sosok Arran yang mengisi kesunyian dan mengubahkan menjadi lebih baik hati.

Pertemuan menjadi sunyi seketika, terkaku karena mendengar perkataan Raja mereka yang memang dikenal dingin dan kejam. Seharusnya mereka mengingat, laki-laki itu pernah membinasakan pasukan iblis seorang diri, betapa kuat anugrah yang dimilikinya, jika dibandingkan dengan Serbuk Perak yang mereka miliki dan adalah pemberian Raja Ouran.

Duduk di samping sang Raja, Arvid mengernyitkan alisnya. Tidak mudah untuk mengubah pemikiran Ouran, ia tahu bagaimana kerasnya si keponakan. Namun, yang dikatakan para Petinggi dan Tetua ada benarnya juga, meski ini semua adalah keputusan langsung sang Raja dan tak akan bisa digagu-gugat.

"Kalau itu adalah keputusan Yang Mulia, tidak ada pilihan lain untuk mengikuti keinginan Lucifer. Yaitu dengan mengirim Ourin karena Lucifer mengingkannya, mengikuti apa yang mereka mau hingga menemukan celah untuk bisa menyelamatkan Nona Arran." Arvid mengatakan isi kepalanya, melihat orang-orang dipertemua ini sudah tak berani berbicara lagi.

Seperti yang ia kita, sang Half Blood pun menganggukkan kepala, pemuda itu sepertinya menyetujui apa yang dikatakannya.

"Baiklah kalau begitu, seperti yang dikatakan iblis, Pangeran Ourin akan dikirim ke Demonshire seorang diri, dan pastikan setelahnya kau mengecek keadaan Arran."

"Saya mengerti, Paduka Raja."

Mereka pun melakukan persiapan, salah satu yang diperlukan adalah mengajarkan Ourin mantra-mantra para Elf. Meski lelaki itu masih berwujud iblis, setelah lewat bulan purnama maka darah Elfnya telah kembali lebih dominan, walau sisa-sisa bulan purnama masih terlihat pada fisik sang Darah Campuran. Untuk itu, dirinya bisa memakai mantra para Elf dan berlatih untuk bisa menguasainya lebih cepat.

Beberapa hari setelahnya, Ouran pun memberikan anugrah Serbuk Perak kepada kakaknya itu, dalam sebuah sabuk berisi pedang-pedang yang terbuat dari benda berkilau itu dan bisa mengendalikannya.

Tatapan pemuda berusia dua puluh satu tahun tersebut melebar, ketika ia mengangkat tangan dan memikirkan untuk mengendalikan Serbuk Perak, dari sarung pedangnya benda itu bergerak, membentuk butiran seharus pasir. Ketika ia memikirkannya untuk berubah menjadi pedang kembali dan akan digenggam di telapak tangan, benda itu pun berubah kembali dan sekarang berada di telapak tangannya.

Kali ini, Ourin dan Ouran telah siap untuk mengikuti rencana Lucifer, demi kebaikan Arran yang sedang disandra.

.

.

.

.

.

Bersambung

Kutunggu vote dan komen kalian.  :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top