.•° Chapter 10
Diposisi Yaya, Airla dan Luppi, mereka akhirnya sampai di ujung trowongan yang sudah lumayan dekat dengan daratan, ujung trowongan itu sudah terlepas dari kawasan Lautan Utara. Saat itu mereka berenang menuju kumpulan terumbu karang yang menjadi tempat ikan-ikan kecil.
Yaya dan Airla mengira bahwa Luppi ingin mencari makanan, ternyata Luppi menemui dua temannya yang sedang berburu. Mereka berenang dengan kecepatan yang sangat cepat hingga tak sengaja akan menabrak wajah Luppi.
Luppi yang hampir jantungan langsung memukul kepala temannya itu. Dia adalah Mario, ikan marlin berbadan besar yang panjangnya dua kali lipat tubuh Airla dan Yaya. Lalu temannya menyusul, namanya Diego. Berbeda dengan Mario, Diego adalah ikan todak yang fisiknya hampir mirip dengan ikan marlin namun tubuhnya lebih kecil dari ikan marlin.
"Untung moncongmu tidak menabrakku! Kalau tertabrak tadi aku langsung jadi sate!" seru Luppi.
"Iya maaf!"
"Tumben kamu ke atas, apa ada bahaya dibawah?" tanya Diego, Luppi menggeleng. "Tidak, aku hanya membawa gadis-gadis ini. Mereka ingin kembali ke Kerajaan Periyoq, kalian bisa mengantarnya? Mereka harus cepat sampai kesana." ucap Luppi lalu memperlihatkan Airla dan Yaya.
"Airla, Yaya, perkenalkan ini Mario dan Diego, sahabat-sahabatku."
Kedua ikan itu terpesona melihat paras Airla yang cantik, aura bangsawannya terpancar pada kali pertama orang melihatnya. Namun ketika melihat Yaya, kedua ikan itu malah langsung ketakutan, pasalnya perubahan Yaya semakin terlihat ketika keluar dari trowongan itu. cacar dan sisik-sisik kecil ditubuhnya yang tadi berwarna merah muda, sekarang berubah menjadi hitam kemerahan dan sisik itu semakin banyak, pertanda bahwa waktu Yaya semakin singkat dan akan segera berubabah menjadi siren dalam waktu dekat. Karena sebenarnya Gun'hara berbohong dan tidak mempunyai penawarnya.
"Bagaimana ini Luppi? Aku tidak ingin berubah menjadi siren." ucap Yaya memelas, apakah sampai sini saja perjuangannya melindungi galaksi?
Luppi malah tersenyum, "Kalau begitu, makanlah antenaku. Itu penawar dari racunku." ucap Luppi, semua menatapnya terkejut.
"Tapi kamu akan mati!" seru Mario.
"Iya aku tau. Aku sangat menikmati hidup ini, aku sudah hidup selama ratusan tahun. Dan sekarang ada gadis cantik berusia remaja yang harus berumur panjang. Mungkin ini sudah waktunya aku pergi." ucap Luppi tanpa sedikitpun kesedihan di wajahnya.
Yaya, Airla, Mario dan Diego langsung memeluk tubuh gemuk Luppi. Mereka juga sedih jika Luppi mengorbankan nyawanya untuk Yaya, tapi Luppi dengan senang hati mau menolong Yaya. Pertemuan antara Yaya, Airla dan Luppi memang singkat, tapi itu akan selalu dikenang oleh Yaya dan Airla.
Luppi meninggal setelah setelah antena ikan itu dipotong oleh Airla dan langsung dimakan oleh Yaya. Beberapa kali Yaya ingin memuntahkannya, tapi setelah ia menelannya, badannya mulai merasa membaik. Setelah menguburkan Luppi, Mario dan Diego langsung mengantarkan Yaya dan Airla ke daratan dengan kecepatan mereka yang bisa melebihi 100 km/jam.
.•.•°•.•.
Pagi-pagi itu Airon dan pasukannya pergi menuju kerajaan bawah laut lewat jalur di istana, jalur yang pernah dilewati Yaya dan Airla. Awalnya semua baik-baik saja bahkan Mentri Kelautan dan Jendral yang bertugas di kerajaan bawah laut saja terkejut karena sejak tadi tidak ada pertanda apa-apa.
"Semua baik-baik saja, Pangeran." ucap Jendral.
Baru saja Airon membuka mulutnya, Noise tiba-tiba datang. "Pangeran! Gawat! Gawat!"
"Ada apa Noise?" Mentri Pertahanan kesal karena lumba-lumba itu datang dan berteriak-teriak tidak jelas.
"Saat aku menemui Hula Huila, dia berkata bahwa ada ramalan yang mengatakan akan terjadi perang saudara di Kerajaan Periyoq dan perang atara bangsa duyung dan bangsa siren!" seru Noise, dia baru saja pulang dari perjalanan jauhnya menemui Hula Huila, si peramal tua berbentuk ikan pari.
"Itu memang akan terjadi." ucap Airon, Jendrak dan Mentri Kelautan terlihat terkejut.
"Ya! Dan pasukan siren sudah mengepung kerajaan ini!" seru Noise setelah suara terompet kerang berbunyi untuk yang ke sekian kalinya, sebelum memasuki kerajaan saja ia sudah melihat para siren yang bersembunyi.
Saat ini para siren sudah menguasai kerajaan bawah tanah, meski jumlah mereka lebih sedikit dari para prajurit disini, tapi itu tidak akan membuat para siren kalah. Kekuatan mereka lebih besar dari para duyung, kekuatan satu siren setara dengan kekuatan sepuluh duyung.
Untuk pertama kalinya Airon bertemu dengan Gun'hara, bibinya. "Putri Gun'hara?" Jendral dan Mentri Kelautan benar-benar terkejut dengan kehadiran putri sulung Raja Gun.
"Lama tidak bertemu..." sapanya menatap Jendral dan Mentri Kelautan.
"Apa ini pewaris tahta kerajaan?" tanya Gun'hara mengitari Airon yang menatapnya tajam. Gun'hara menatap Airon dari atas sampai bawah lalu tersenyum miring, "Menurutku kamu tidak pantas." ucapnya yang membuat Airon geram, "Kamu tidak berhak menilai pantas tidaknya aku!" seru Airon.
"Oh ya? Tapi aku pewaris tahta yang sebenarnya, bukan ibumu." balas wanita itu lalu tertawa dan menyerang Airon dengan sihir yang tiba-tiba mendorong Airon hingga tersungkur di depan kursi singgasana. Airon mencoba bangkit, ia menatap kursi singgasana yang terlihat agung dan mewah.
Airon bangkit dan hendak menyerang Gun'hara dengan pedangnya, naas dengan mudah dia dikalahkan. Rasanya seperti ada tombak air yang memukul mundur dirinya.
Airon, Noise, Jendral dan Mentri Kelautan di sandra di kerajaan bawah laut. Gun'hara langsung memasuki trowongan yang menghubungkan istana bawah laut dan istana di daratan.
Sementara di balai istana, Ying mulai khawatir karena ia sudah berkali-kali memanggil TAPOPS namun tidak ada koneksi. Dia bahkan sudah berkali-kali pindah tempat, tapi hasilnya sama saja. Ying sempat ragu memberi tau teman-temannya, dan karena ia sudah putus asa, Ying memberi tau teman-temannya.
"TAPOPS tidak bisa dihubungi, tidak ada sinyal untuk mengirim pesan ke luar kerajaan." ujar Ying. Gopal adalah satu-satunya orang yang paling heboh, karena nyawanya dalam bahaya.
"Mungkin ada pemutus sinyal di sekeliling kerajaan, seperti saat kita melawan Kapten Vargoba dulu." ucap Fang.
"Tapi para siren tidak mungkin mempunyai alat secanggih itu." sahut Ratu Gun'gami tiba-tiba.
"Aku sudah mengirimkan sinyal SOS melalui jalur bawah laut yang langsung terhubung pada seluruh kerajaan di Planet Otlantosa. Sekutu akan datang sebentar lagi. Jika pemutusan sinyal itu memang ulah para siren, kemungkinan ada kerajaan yang berhianat dan memberikan bantuan pada para siren." ujar Gun'gami.
Ying mengeluarkan jam tangan berwarna merah muda milik Yaya, "Aku akan terbang ke udara untuk mencari sinyal." ucap Ying yang diangguki Ratu, ia menggunakan jam tangsn itu dan bergegas terbang keluar.
"Ying! jangan tinggalkan aku!" seru Gopal, Fang hanya bisa menepuk dahinya melihat tingkah Gopal.
Di lain posisi, saat Boboiboy dan Gabriel keluar dari perpustakaan yang menjadi tempat persembunyian Gabriel selama bertahun-tahun dan menjadi buruan kerajaan, para pengawal yang melihat Gabriel langsung bersikeras menangkapnya. Saat Boboiboy ingin melakukan perlawanan, Gabriel melarangnya dan menyerahkan diri begitu saja. Karena itu cara agar ia bisa bertemu Gun'gami.
Gun'gami tak terkejut saat melihat kedatangan Gabriel, dia memang sudah tau bahwa Gabriel bersembunyi ke sudut istana ini.
"Ijinkan aku untuk ikut mempertahankan kerajaan ini." ucap Gabriel di hadapan Gun'gami, wanita itu mengangguk mesti tujuan utams Gabriel adalah untuk menemui Gun'hara.
.•.•°•.•.
Seluruh pasukan sudah bersiap-siap mengambil posisi, bersamaan dengan itu terompet kerang dengan suara berat berbunyi dengan intonasi yang panjang, itu adalah pertanda bahwa Gun'hara berhasil masuk ke wilayah istana dengan para siren. Pasukan siren yang berada di tepi wilayah langsung mengepung masyarakat. Pada saat itu masyarakat sangat shok dengan adanya siren, tubuh mereka seperti campuran duyung dan monster, dan siapa sangka siren tidak bisa berubah menjadi manusia? Bedanya bentuk mereka tidak sempurna karena siren setengah monster.
Gun'hara memerintahkan mereka untuk jangan menyerang, sedangkan Ellos menaiki menara lonceng dan membunyikan lonceng itu sehingga seluruh masyarakat berkumpul disana dengan digiring oleh para siren.
Fang paham dituasi ini, dia yang mengomandoi pasukan kerajaan dengan Boboiboy dan Gabriel. Mereka terpaksa menuruti para siren yang mengancam keselamatan masyarakat jika mereka menyerang. Sementara Ying baru saja turun dari udara setelah berhasil mengirim sinyak SOS, ia mengatakan pada Fang bahwa TAPOPS akan segera datang.
"Masyarakat semua! Aku Gun'hara, pewaris tahta yang dijadikan siren oleh Ratu kalian!"
"Hari ini aku kembali untuk mengungkap kebenaran yang disembunyikan selama dua puluh lima tahun. Aku tidak pernah membunuh Ibu Ratu! Aku tidak pernah menuduh Ibu Ratu membunuh Raja Gun! Justru Ibu Ratu yang membunuh Raja Gun! Dan Ratu kalian, Gun'gami sendiri yang membunuh ibunya dan mengubahku menjadi siren, agar tahta kerajaan jatuh di tangannya!" pengungkapan itu membuat semua orang dibuat kaget.
"Tanyakan saja pada ratu kalian jika dia datang, jika dia melarikan diri berarti semua yang aku katakan itu benar!" seru Gun'hara.
Gun'gami bersama para pengawalnya benar-benar melarikan diri dari istana melalui terowongan rahasia yang menghubungkan ruang singgasana dengan Lautan Barat, ia berencana kabur menuju Kerajaan Belleworn yang merupakan sekutu terdekatnya. Rencana itu tidak diketahui siapapun kecuali para pengawal pilihannya.
Sedangkan Yaya dan Airla bingung setelah melihat Ibunya beserta seratus pengawalnya pergi meninggalkan kerajaan. Airla meminta Mario dan Diego untuk menghampiri ibunya.
"Ibu!" seru Airla, mereka masih di dalam air. Memeluk ibunya dengan erat, Airla bersyukur Gun'hara tak membunuh ibunya. Gun'gami tersenyum melihat putrinya kembali dengan selamat, namun senyumnya itu pudar setelah melihat Yaya.
Gun'gami tau kebenaran akan terungkap, oleh sebab itu ia tidak ingin siapapun mengetahui bahwa dirinya akan melarikan diri dan bersembunyi di Kerajaan Belleworn.
"Pengawal, bunuh dia." ucap Gun'gami sambil menunjuk Yaya, ia sudah tak memikirkan kerjasama antar TAPOPS. Lagi pula semua pejuang pasti akan berakhir dengan kematian.
Yaya membelalakan matanya, ia meminta Mario dan Diego untuk segera pergi dari sini, lima pengawal itu mengejar Yaya hingga Diego tewas terbunuh karena lima pengawal itu menembakkan panah kearah Yaya.
Mario berusaha sekuat tenaga berenang menjauhi para pengawal itu. Namun karena perairan yang dangkal membuatnya susah berenang dengan tubuh yang besar, Mario terpaksa melambatkan kelajuannya. Salah satu pengawal berhasil menembakkan panahnya mengenai ekor Mario.
"Mario!"
"Pergilah Yaya... Beritahu pada semua orang!" seru Mario, Yaya mengangguk dengan air mata yang tak bisa ia tahan. Yaya terpaksa meninggalkan Mario dan sebentar lagi ia akan sampai di daratan bagian barat.
Yaya langsung melepaskan insang di telinganya, ia berlari menuju halaman istana yang sedang ramai banyak orang. Tak ia sangka lima pengawal itu memanahkan anak panah mereka sehingga mengenai bahu dan lengan kanan Yaya.
Entah bagaimana Boboiboy merasakan keberadaan Yaya disekitarnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top