O T H E R S I D E - 3 - T H E D O V E C R A C K T H E C R O W N
PROMPT MEI 2023
TULISLAH CERPEN BERLATAR DI TAHUN 1800AN
minimal 500 kata
Sabtu, 27 Mei 2023
didedikasikan Blackpandora_Club
.
.
.
Kegelapan yang terkoyak di belakang Cassia masih belum tertutup. Itu menganga dengan tepi bergerigi yang membuat Cass bergidik. Dia tidak ingin kembali ke Antara, dia tidak ingin menggunakan sihir aneh yang sekarang mengalir kuat di pembuluh darahnya. Berdenyut dan menuntut untuk dikeluarkan. Dia pernah menginginkannya, masih menginginkannya, tapi bukan jenis sihir seperti ini. Apa gunanya? Itu hanya membantunya untuk lari, saat yang dia inginkan adalah menumpahkan banyak darah, sangat banyak darah. Tentu dia bisa membiarkan makhluk di dunia gelap keluar, tapi dia tidak yakin mampu mengendalikan mereka.
Dengan desahan berat Cass menarik bahunya lurus dan berbalik untuk menghadapi robekan antar dimensi yang telah dia koyak. Secara mental memerintahkan robekan itu merajut kembali. Itu membuatnya terengah-engah ketika selesai, dia ingin pingsan dan berakhir begitu saja sayangnya dia tidak bisa melakukan itu.
Sebagai gantinya Cass mulai bergerak ke arah tubuh yang terbaring lemas di kakinya. Darah masih menggelapkan kain himation cokelat lusuh yang membungkus tubuh Nero. Cass berlutut di sisinya, menekan luka tusuk yang dalam di perutnya, membuat Nero mengerang.
"Aku seharusnya membiarkan kamu mati," desah Cassia, matanya panik saat melihat lebih banyak darah tumpah. Itu tidak akan berhenti begitu saja, dan Cass jelas tidak bisa merajut luka Nero tertutup dengan sihirnya. Sihir yang tidak berguna.
"Mati?" ucap suara wanita dari balik punggungnya. Cassia segera berbalik, tekanannya pada luka Nero mereda saat dia melihat ke arah pengunjungnya.
Dia menatap gadis pirang dengan kukit pucat yang sekarang berdiri tidak jauh darinya. Pada gaun biru aneh yang ia kenakan. Itu terlihat seperti lonceng yang menggembung menutupi kakinya. Sangat berbeda dengan peplos yang Cassia kenakan. Gadis itu tidak terlihat lebih tua darinya, dan dari kulit pucatnya, Cass menebak dia juga tidak akan memiliki sihir yang berguna.
"Pria itu berdarah!" ucap gadis itu panik saat melihat darah yang menggelapkan himation Nero.
Cass menimbang pilihannya. Dia bisa mencoba dan meminta bantuan gadis itu, atau dia bisa membiarkan Nero mati kehabisan darah, yang kedua akan menjadi kesia-siaan belaka. Dia tidak berjuang sejauh ini hanya untuk gagal.
"Aku butuh bantuanmu," ucap Cassia berharap gadis itu mengerti.
"Dia butuh dokter!" balas gadis itu panik, dia baru saja akan berbalik saat Cass mencengkeram pergelangan tangannya.
"Aku butuh bantuanmu. Aku tidak tahu di dunia apa aku berakhir tapi jika kamu bisa membantuku dengan peralatan menjahit dan tempat aman baginya untuk pulih. Aku akan sangat berterima kasih," ucap Cass menyebabkan gadis itu menatapnya dengan tidak percaya. "Namaku Cassia, siapa milikmu? Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu."
Cass mungkin punya sihir yang tidak berguna, tapi dia selalu luar biasa dalam manipulasi. Jika dia sedikit lebih bersabar, dia mungkin benar-benar dapat membunuh Kaisar.
Gadis itu menatapnya dengan ragu tapi akhirnya mengangguk. "Alice, apakah kamu dokter? Kamu yakin bisa menjahitnya?"
Seberapa sulit menjahit daging? pikir Cass muram saat dia mengangguk.
Alice masih menatapnya dengan ragu, matanya menilai penampilan Cass sama seperti saat dia menilai gadis itu pertama kali.
"Kita bisa membawanya ke dalam, harus ada kamar yang bisa dia gunakan selama kamu menjahit lukanya," ucap Alice pada akhirnya.
"Baik, bisakah kamu membantuku mengangkatnya?" tanya Cass sudah menyampirkan salah satu lengan Nerobke bahunya.
Gadis itu sepertinya jatuh ke dalam keraguan lain, tidak setiap hari kamu melihat seorang gadis dengan pria berdarah dan sekarat di taman, pikir Cass.
"Tolong, dia tidak akan bertahan jika kehilangan lebih banyak darah," ucap Cass menggerakkan gadis itu.
Alice segera mengambil lengannya yang lain, gaunnya yang besar dan mengembang sama sekali tidak praktis untuk mengangkat sesuatu yang lebih besar dan berat darinya.
"Aku tidak yakin bagaimana membawanya tanpa menarik perhatian melalui pesta," ucap Alice.
Cass mengikuti tatapan gadis itu dan dia melihat orang-orang dengan pakaian aneh yang serupa dengan Alice tengah menari berputar-putar di tengah halaman yang luas. Cass bahkan tidak menyadari itu lebih awal karena terlalu panik.
"Aku akan mengurusnya," ucap Cass dan dengan enggan membuat robekan antar dimensi yang lain. Membuat Alice terkesiap.
Gadis itu ragu-ragu saat membantu Cass mengangkat Nero, saat masuk melalui robekan ke Antara. Dunia berubah menjadi bayangan yang suram tapi Cass melewati tempat itu merobek ke sisi lain halaman dan langsung ke depan pintu rumah besar, mendorong pintu terbuka sehingga mereka bisa menyelinap ke dalam dengan cepat dan segera menutup kembali robekan antar dunia saat dia keluar. Itu membuatnya kehabisan energi tapi dia tidak tahu lagi bagaimana mereka bisa membawa Nero.
"Lewat sini," ucap Alice dan bersama mereka membawa Nero ke salah satu kamar kosong, dan membaringkannya di ranjang. "Aku akan segera kembali dengan kotak obat, jarum dan benang. Mungkin juga whiskey? Maksudku kamu butuh alkohol untuk mensterilkan jarumnya, benar?"
Gadis itu tidak menunggu cukup lama bagi Cass untuk menjawab, baru saja berlari melalui pintu. Saat dia kembali, Alice membawa apa yang dia janjikan, meletakkannya di meja samping tempat tidur.
Cass tidak membuang waktu, dia menuangkan alkohol ke gelas dan merendam jarum sebelum memasukkan benang ke dalamnya. Menyibak himation Nero untuk menilai seberapa parah lukanya sebelum menusuk.
Erangan kesakitan Nero membuat Alice meringis. Dia ingin menjauh, dia bahkan tidak tahu kenapa dia bahkan membantu dia orang asing yang sejujurnya sangat aneh dan mencurigakan. Belum lagi robekan di udara yang sepertinya diciptakan gadis itu. Apakah ini nyata? Atau ini sama seperti kelinci dengan jas? Ini hanya imajinasinya? Atau dia sedang bermimpi.
"Apakah kamu nyata?" ucap Alice sebelum dia menyelinap melalui pintu.
Cass menoleh melalui bahunya dan mengangguk. "Kamu harus percaya dengan apa yang kamu lihat. Jangan biarkan orang memberitahumu apa yang sebenarnya kamu tahu."
Jadi saat Alice berada di gazebo bersama dengan Hamish yang berlutut untuk menawar tangannya dalam pernikahan, saat dia melihat kelinci dengan jas, dia tidak ragu. Dia berlari untuk mengejarnya, karena dia sudah selesai membiarkan orang lain untuk memberitahunya apa yang nyata dan tidak.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top