Bagian: 7
Ichimatsu saling bertatapan dengan Totoko. Aura persaingan terasa amat kental diantara keduanya.
"Kau akan segera mati ditanganku, Ratu hitam. " Totoko berujar seraya menyeringai iblis.
"Bukannya itu kata-kataku? Kepalamu adalah milikku. " Ichimatsu menjilat bibirnya yang terasa kering.
Detik berikutnya, keduanya telah saling beradu pedang. Selendang Ichimatsu berubah menjadi katana, Ichimatsu sangat handal dalam menggunakan pedang tradisional itu. Sedangkan Totoko memakai pedang prajurit biasa.
Pedang mereka saling menggesek satu sama lain, adu kekuatan dan ketahanan itu berhasil seri. Ichimatsu terdorong ke belakang, begitu pula dengan Totoko. Mereka berdua kembali melesat maju, gesekan antar pedang menimbulkan percikan api. Beberapa prajurit bahkan mengalihkan perhatiannya kepada kedua ratu itu. Mereka ingin membantu, akan tetapi perbedaan kekuatan amatlah kentara, dan mereka takut akan menjadi beban bagi ratu mereka.
Setelah beberapa kali mengelak dan menyerang, Ichimatsu berhasil membuat Totoko kembali ke teritori kerajaan putih. Totoko yang terdesak langsung melayangkan granat ke udara. Membuat Ichimatsu menghindarinya dan ia melarikan diri mencari mangsa lain.
Ichimatsu mendecakkan lidahnya kesal. Ia berpikir untuk terus menerjang maju selagi ia berada di teritori kerajaan putih. Ia ingin segera mengakhiri peperangan ini.
"Da-Dayon! Musuh menyerang-yon! Pertahankan Yang mulia-yon! Dekapan! " Seorang prajurit berkuda lusuh menghadang Ichimatsu. Dengan sekali serang, Ichimatsu mampu melumpuhkan prajurit itu dan kembali menghabisi musuh-musuhnya yang lain.
Dari sebrang pertempuran, Karamatsu diam-diam memperhatikan Ichimatsu. Ia khawatir Ichimatsu akan terluka. Ia takkan sanggup melihat ratunya kesakitan.
'Ichi... Bukankah kau terlalu jauh?! Dan kau tidak bersama Osomatsu maupun Choromatsu?! ' Kekhawatiran Karamatsu semakin menjadi ketika ia melihat Ichimatsu menerobos tanpa kedua orang kepercayaannya.
"ICHI, SUDAH CUKUP! MENYERANGLAH BERSAMA OSOMATSU DAN CHOROMATSU! SEKARANG! " perintahnya kepada Ichimatsu. Ichimatsu langsung mengangguk tanda mengerti. Ia melesat menuju Osomatsu dan Choromatsu yang berada di sayap kanan musuh.
Tapi--
Ichimatsu dapat melihatnya, dengan jelas. Totoko-Ratu putih, sedang mengincar seorang prajurit 'pion' kesayangannya. Adiknya sendiri-Jyushimatsu. Ichimatsu langsung berhenti berlari.
"TERIMA INI DAN MATILAH, PION-PION KECIL! " totoko melempar geranat menuju sekumpulan prajurit pion. Tak peduli dengan adanya prajurit miliknya atau musuh. Apapun akan ia lakukan.
Jyushimatsu hanya bisa menyadarinya disaat terakhir-ketika peledak itu sangat dekat dengannya. Ia bisa mati.
"JYUSHIMATSU!! "
DUAAAR!!!
Ichimatsu mendorong adiknya menuju ke tempat yang aman, sedangkan dirinya terpental karena efek ledakan. Ia tidak bisa mengelak dari rasa sakit saat mendarat ke bumi. Kepalanya terbentur keras, ia tak bergerak dari tempatnya.
"NII-SAN! "
"AHAHAHA!! AKU TAK PERCAYA INI, SEMUDAH INIKAH, AKU MENGALAHKAN RATU HITAM?! AHAHAHA! " Tawa Totoko menggelegar. Awan mendadak berubah menjadi hitam, hujan akan segera turun. Tapi itu bukan tanpa sebab-
"Kau, beraninya menyakiti Nii-san! Kau akan mati hari ini juga! Heeeaaah! " Jyushimatsu dengan kekesalan mendalam mengayunkan tongkat bisbol spesialnya. Tongkat itu bisa mengumpulkan sebuah medan listrik ke dalam bola khusus dan memukulnya ke arah musuh.
Bang!
Buak!
"KYAAA!!! " Totoko terkena serangan dengan telak. Ia langsung pingsan begitu ia merasakan sengatan yang luar biasa.
Bruk!
Seketika itu, arena pertempuran menjadi sedikit hening. Kekalahan ratu putih untuk kedua kalinya teramat mengejutkan bagi mereka-dan lagi yang mengalahkannya kali ini adalah prajurit 'pion' biasa!
Tougo bergerak gelisah di tempatnya. Karena terlalu fokus pada pertarungan di depannya-ia tak sadar orang-orang miliknya telah tumbang satu persatu.
"Skakmat! "
Suara tegas Choromatsu membuat bulu kuduk Tougo berdiri. Ia dengan gemetar mengangkat tangannya tanda menyerah.
"HITAM MENAAAANGG!! "
"UWOOOOOOHHH!!! "
kemenangan itu disambut meriah oleh para prajurit. Tapi-
Tapi-
TAPI!
BUAK! BUAK! BRAK!
"OHOK! GAH! UGH! " Suara itu langsung membuat orang-orang begidik ngeri. Ratu Totoko masih dihajar oleh Jyushimatsu yang beraura kelam.
"Beraninya. Kau. Menyakiti. Nii-san! " Gumamnya seraya terus menerus memukuli Totoko. Ia sedang gelap mata. Beberapa orang langsung menghentikannya.
"Berhenti, Jyushimatsu-kun! Kita sudah menang! " Sousuke menjepit kedua tangan Jyushimatsu dari belakang. Prajurit musuh takut-takut hendak menyelamatkan ratu mereka yang sudah terkapar sejak awal.
"Nii-san. Nii-san kesakitan. Karenamu!" Air mata meleleh di pipinya. Seolah-olah ia merasakan apa yang Ichimatsu rasakan. Sousuke merasa iba kepada Jyushimatsu, ia begitu menyayangi kakaknya dan tak ingin ia terluka atau bersedih.
Choromatsu berlari mendekati Ichimatsu sedangkan Osomatsu ikut membantu menenangkan Jyushimatsu yang makin menggila.
"Ichimatsu-sama! Ichimatsu-sama! Bertahanlah! " Teriak Choromatsu pada Ichimatsu. Ia dapat melihat pergerakan kecil dari Ichimatsu. "Ichimatsu-sama, anda baik--"
Srat!
Pluk!
"Jyushi... Matsu... Aku baik. Sudah cukup. "
"Nii-san... "
Choromatsu sangat terkejut. Tiba-tiba saja, begitu mendapat kesadarannya kembali, Ichimatsu langsung melesat menuju adiknya. Menepuk pelan puncak kepala adiknya lembut seraya berujar lirih.
Begitu ada kesempatan, beberapa prajurit kerajaan putih langsung menyelamatkan ratunya dan lari tunggang langgang dari hadapan Jyushimatsu. Orang-orang mulai menghela nafas lega. Jyushimatsu akhirnya tenang.
"Yang mulia ratu! Anda baik-baik saja?! " Choromatsu berujar khawatir. Ia sangat panik saat melihat darah segar mengalir dari kepala Ichimatsu.
"Woaah! Ichimacchan! Kepalamu berdarah banyak sekali! Ambulans! Paramedis! Dokter! Pesawat! " Osomatsu yang panik malah mengatakan hal tidak jelas. Karamatsu berlari menuju Ichimatsu dengan beberapa paramedis.
"Tentu saja... Tidak baik bukan?!... " Ichimatsu oleng ke belakang. Ia ditangkap dengan mulus oleh Karamatsu.
"ICHI?! "
Paramedis langsung memberi pertolongan pertama pada Ichimatsu. Prajurit yang terluka juga segera ditangani dengan telaten oleh paramedis.
"Khh-sakit... Kepalaku berdenyut-denyut. Oi, Karamatsu... Apa kau tidak bisa mengambilnya setengah saja?! Aku akan sangat tertolong! " Erangnya kesakitan. Karamatsu juga tidak bisa berbuat apa-apa.
"Seandainya bisa, akan kulakukan sekarang juga! " Katanya putus asa.
"Yang mulia. Ichimatsu-sama akan mendapat perawatan lebih baik di rumah sakit. Kita akan kembali sekarang. " Kata dokter yang mengobati Ichimatsu.
"Baiklah! " Karamatsu mengangkan Ichimatsu bridal style. Ichimatsu memerah.
"Jangan angkat aku, bodoh! " Teriaknya antara malu dan kesal.
"Kau sedang terluka! Aku tidak akan membiarkanmu berjalan sendiri! " Teriak Karamatsu marah. Ia sangat khawatir pada Ichimatsu, sampai-sampai tidak sadar sudah membentaknya. Ichimatsu merenggut di gendongan Karamatsu. "Ma-Maaf, Ichi! Aku tidak-"
"Berhentilah berbicara dan jalan saja! Kepalaku pusing mendengar ocehanmu... Dan juga... Berjalanlah pelan, guncangannya membuatku pusing... Itu jika kau masih bersikeras mengangkatku..." Kata Ichimatsu pelan. Merasa telah disetujui untuk menggendongnya, Karamatsu tersenyum lebar.
"Baiklah, pelan dan tenang! " Katanya semangat.
"Sudah kubilang diam bukan?... " Gumam Ichi sebelum tertidur.
Osomatsu yang selesai diobati, ia memandangi luka dirinya dan luka Choromatsu. Hidungnya hanya berdarah karena tersandung saat berlari, sedangkan kaki Choromatsu sedikit terkilir--karena ikut tertarik tangan Osomatsu yang hendak terjatuh tadi--sebuah ide terlintas di kepala bodohnya. Ia menyengir.
"Choromatsu! Ku gendong yuk! " Katanya seraya mengulurkan kedua tangannya.
"Huh?! Aku bisa jalan sendiri! Dokter telah mengobati kakiku! Ini luka kecil dan aku bisa mengatasinya! " Ucap Choromatsu tegas.
Tanpa banyak kata, Osomatsu langsung mengangkat Choromatsu dengan gaya yang sama seperti Karamatsu.
"Hehehe! Tidak usah malu-malu! Kau harusnya senang, may purinsasu! " Katanya sok inggris. Choromatsu memukul kepala Osomatsu dengan kepalan tangan.
"Kalau enggak bisa bahasa inggris, jangan sok inggris! " Omelnya pada Osomatsu. Setelah itu, keduanya berjalan menuju kerajaan Matsu dengan Choromatsu dipapah oleh Osomatsu.
Bersambung...
Aww! Mulailah ke UwU an KaraIchi!
Jyushimatsu juga sayang banget sama kakaknya UwU)9
Tapi... Ini kan fanfic drama, romance, hurt, angst... ( '-') tentu saja mereka tidak akan selamanya bersenang-senang bukan? //evil smile
Pokoknya nantikan chapter berikutnya! Jangan lupa vote dan komen yak!
Jangan sinder muluk :))
Saya ini buat cerita selain buat asupan blmatsu juga mikir lho! :))
Arigatou! (╯3╰)/
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top