Bagian: 12
Karamatsu membuka matanya pelan, sinar mentari merayap masuk melalui jendela yang terbuka. Ichimatsu berada di pelukannya. Nafasnya teratur, dengkuran halus terdengar darinya.
"Tuan."
Karamatsu tertegun, ia menoleh kesumber suara. "Ini... Bisa kujelaskan. " Situasi awkward sedang terjadi.
***
Choromatsu memandang aneh kedua cahaya negerinya itu. Meja makan disini oleh keheningan seperti biasanya-namun ada hal yang berbeda. Hal itu hanya bisa diketahui oleh mereka sendiri dan butler pribadi raja-Yanagita.
"Ichi, apa kau baik-baik saja? Mungkin sebaiknya hari ini kau beristirahat di kamar saja. Aku akan memberitahu Osomatsu untuk-"
"Hiis!! Aku baik-baik saja bodoh! A-Aku tak selemah itu! Bo-Bodoh!" Choromatsu baru tahu kalau ratunya suka malu-malu kucing sampai tingkat berubah jadi kucing. Telinga dan ekor imajer dalam bayangan Choromatsu benar-benar terlihat nyata--atau itu memang benar?
"Uhum! Ichimatsu-sama, Osomatsu kini sedang ada urusan dengan pasukan berkudanya. Oleh karena itu sepertinya dia tidak bisa menemani anda berlatih hari ini. " Ujar Choromatsu menginterupsi.
"Kau dengar? Syukurlah kalau begitu, aku akan tenang jika kau beristirahat hari ini. " Ujar Karamatsu senang.
'Yah, kurasa aku bisa sesekali menyuruh si bodoh itu untuk liburan. Lagipula memaksakan diri itu tidak baik bagi tubuh. Kesehatan kedua cahaya negeri ini jugalah tanggung jawabku. ' Pikir Choromatsu dalam hati. Ia sebenarnya malas memberi libur pada si penggali emas (upil) itu. Tapi apa boleh buat.
"Karamatsu-sama, silahkan melanjutkan sarapannya. Saya akan menunggu anda di ruangan anda untuk memberikan beberapa dokumen yang harus ditanda tangani. Saya permisi. " Choromatsu dengan sopan meninggalkan ruang makan.
"Ah~baiklah. Ichi, aku tidak bisa menemanimu seharian ini. Apa kau akan baik-baik saja? " Karamatsu melontarkan pertanyaan yang membuat Ichi kesal. Kenapa ia merasa kesal?
"Tidak ada dirimu pun tidak ada bedanya. Ah! Kalau boleh, aku ingin Jyushimatsu datang kemari! Ah! Tapi aku juga ingin mengunjungi rumah. Apa aku boleh ke rumah? " Mata Ichimatsu berbinar memohon.
"Bukannya kau sebaiknya istirahat? "
Ichimatsu langsung menunduk seraya mengerucutkan bibirnya. Karamatsu jadi ingin cium. Ah! Tidak-tidak-tidak, ia harus menahan diri hari ini. Tidak baik memaksa Ichi terus-menerus...
"Kalau begitu akan kupanggil prajurit Jyushimatsu. "
Ichimatsu mendongak dan tersenyum lebar. Ia senang setidaknya bisa bertemu dengan adik tersayangnya itu.
"Kalau begitu aku harus pergi. " Karamatsu beranjak dari kursinya. Refleks Ichimatsu menarik kemeja Karamatsu.
"Eh? "
"Ah! "
Ichimatsu segera menarik tangannya kembali. Wajahnya merah merona. "Ti-Tidak ada. Sana pergi! " Katanya setengah berteriak.
"Sesuai perintahmu, my queen. " Karamatsu mengecup punggung tangan Ichimatsu dan melesat pergi.
***
"HOME RUN! OHAYOU, NII-SAN! " Jyushimatsu tersenyum melihat kakaknya tersayang menyambutnya.
"Ohayou! Bagaimana kabar kalian? " Tanya Ichi antusias. Mereka sedang duduk di atas karpet tebal di kamar Ichi dan Kara.
"Aku sehat! Fuyu-niisan juga sehat! Dan juga Yuki-nee! Semua sehat! Nii-san bagaimana? " Jyushimatsu memeluk kakaknya sayang.
"Aku juga baik-baik saja. Lalu bagaimana dengan gadis itu? Siapa namanya... Um... Homura? Ya! " Ichi berusaha mengingat-ingat nama gadis yang mampu menarik perhatian adik kesayangannya itu.
Jyushimatsu seketika memerah, namun senyum lebar masih terpasang apik di wajahnya. "Homura... Ba-Baik! Ahahaha! Nii-san mau main apa? Aku bawa kartu dan ular tangga! " Kelihatannya Choromatsu sudah memberitahu Jyushimatsu untuk bermain di ruangan saja. Anehnya adalah adiknya benar-benar menepatinya.
"Nii-san... Tadi malam nii-san digigit semut kah? " Jyushimatsu memperhatikan lekat-lekat leher Ichi yang berbintik merah.
Deg!
"I-Iya! Ada nyamuk besar sekali kemarin malam. Su-Sudahlah, jangan terlalu diperhatikan~sekarang giliranmu kan? " Ichimatsu sebaik mungkin mengalihkan perhatian adiknya ke arah papan permainan.
"Ahaha! Pasti nyamuk itu sangat besar ya! Nii-san akan kubelikan losion anti nyamuk agar tidak tergigit nyamuk lagi! Nanti kalau nii-san sakit aku bakal sedih! " Katanya seraya tersenyum lebar. Ichimatsu terenyuh terhadap sifat adiknya yang begitu perhatian terhadapnya ini. Mereka memang menyayangi satu sama lain sampai pada tahap akan mengorbankan diri jika salah satu dari mereka dalan bahaya.
"Aku akan menerimanya, terimakasih. " Kata Ichimatsu pelan. Yah, walaupun jenis nyamuk ini tak akan bisa diberantas dengan obat nyamuk sih...
'Si Kusomatsu itu benar-benar akan kubunuh nanti! Beraninya menandaiku! ' Pikir Ichimatsu memerah.
Ichimatsu benar-benar tidak sadar akan kejadian kemarin. Ia... Merasa terbuai oleh tatapan memangsa milik Karamatsu. Wajahnya memerah, tangannya terasa kaku, dan tubuhnya terasa sakit. Tapi ia menikmati perlakuan kasar Karamatsu. Tentu saja ia mencakar punggung Karamatsu sebagai pelampiasan, tapi tetap saja terasa sakit. Ichimatsu baru pertama kali merasa berdebar-debar, ia tak tahu perasaan apa ini.
Blush!
Tanpa sadar ia memikirkan kejadian semalam. Hal itu membuatnya salah tingkah di hadapan adiknya.
'Lupakan semua itu, Ichi! Itu adalah pertama dan terakhir kalinya! Ya! Tidak akan pernah terjadi lagi! ' Pikirnya meyakinkan. Tapi ada suatu hal yang terasa kosong...
"Jyushimatsu... Bagaimana rasanya jatuh cinta? " Tanya Ichimatsu tiba-tiba. Jyushimatsu yang terkejut akan pertanyaan tiba-tiba kakaknya langsung memerah.
"I-Itu seperti kita selalu memikirkannya..."
Ichimatsu berkeringat. Beberapa hari setelah pulang dari festival Ichimatsu hampir selalu memikirkan Karamatsu.
"Lalu ingin bertemu dengannya. "
Ichimatsu berkeringat lebih banyak.
"Menghabiskan waktu bersama, setidaknya hanya berpegangan tangan pun sudah terasa bahagia. "
Nyawa Ichimatsu terasa melayang ke udara.
"Lalu... Mengatakan bahwa aku sangat menyukainya! Sangat sangat suka! " Jyushimatsu memerah bagai tomat. Namun ia tersenyum lebar karena kakaknya mendengarkan cerita cintanya.
Sedangkan Ichi? Dia sudah menyebrang ke alam selanjutnya//kagak.
***
Suasana di ruangan itu tampak sangat tegang. Semua orang disana tampak sangat kaku dan tegang.
"Yang mulia... Kerajaan putih akan kembali menyerang dalam beberapa hari lagi. " Kata Choromatsu pada Karamatsu.
"Choromatsu-san, apakah kita harus sekhawatir itu? Kita sudah berulang-ulang memenangkan pertempuran ini. Kerajaan putih sudah dikalahkan berulang kali oleh bala tentara kita. Tak ada yang perlu di khawatirkan. " Kata salah seorang tetua disana.
"Semua akan berkembang seiring berjalannya waktu. Masa depan adalah sesuatu yang tidak bisa kita tebak. Tougo Yowai adalah orang yang kejam, tidak ada yang tahu apa yang dipikirannya. " Kata Karamatsu memecah keheningan.
"Tapi Yang mulia, dengan adanya ratu Ichimatsu kita akan meraih kemenangan. Bidak ratu adalah yang paling kuat di pertempuran Chess. " Ujar tetua tadi.
"Ichimatsu bukanlah bidak. Dia manusia, manusia bisa terluka, bisa merasa sakit sekalipun ia adalah orang terkuat di arena pertempuran. " Ujar Karamatsu sinis. Tetua itu langsung menunduk ketakutan atas tatapan tajam Karamatsu.
"Sejujurnya saya merasakan firasat buruk, Yang mulia. " Choromatsu memecha keheningan sekali lagi.
"Katakan apa itu, Choromatsu. "
"Tentu Yang mulia. Saya telah mendengar dari pasukan pengintai ketua regu berkuda Osomatsu bahwa telah terjadi pergantian ratu. Raja putih telah menunjuk selirnya yang bernama Nyaa Hashimoto untuk menjadi ratu dipertempuran Chess. Diketahui bahwa semenjak pertarungan terakhir kali, ratu Totoko Yowai telah menjalani perawatan atas luka-lukanya yang begitu buruk. Kita masih tidak memiliki data kekuatan dari ratu baru kerajaan putih. Saya takut hal buruk bisa terjadi. " Choromatsu selesai membicarakan tentang laporannya dari Osomatsu. Karamatsu terlihat berpikir serius.
"Pergantian ratu biasanya akan menyebabkan perbedaan gaya bertarung. Kerajaan kita selalu menggunakan cara tradisional, yaitu melindungi raja. Seharusnya kerajaan putih juga begitu... Tapi, bagaimana kalau mereka menggantinya? "
"Apa maksud anda raja putih akan ikut maju?! Itu adalah tindakan gila! " Seseorang menggebrak meja dengan kuat.
"Mustahil dilakukan oleh akal sehat! "
"Tapi mereka adalah orang-orang yang meraih kemenangan dengan segala cara! "
"Bahkan membuat barikade rakyat lemah adalah mungkin bagi mereka! "
"Dasar orang-orang tak manusiawi! "
"Raja menyerang memanglah suatu tindakan berbahaya... Tapi itu mungkin jika yang menjaganya kuat. " Karamatsu bergumam pelan.
"Apakah ratu Nyaa Hashimoto adalah orang yang kuat? " Pertanyaan itu mengambang di udara. Tak ada seorang pun yang mengetahuinya.
Bersambung...
SELAMAT TAHUN BARUUUUU!!!
SEMOGA KORONA-KUN TIDAK ADA DI TAHUN 2021!!!! UDAH ITU AJAAAA!!!
//Bakar jagung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top